KITAB BARENCONG

2 kalimat syahadat

KITAB BARENCONG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Sekarang kita teruskan pula kepada pelajaran yang kita tuju,yaitu Ma’rifatullah,artinya MENGENAL ALLAH AZZA WAZALLA.Jadi sebelum kita mengenal Tuhan,kenalilah DIRI. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah s.a.w : MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD AROFA ROBBAHU,artinya :Barang siapa mengenal akan dirinya,niscaya mengenal akan tuhannya. Perjalanan itu dimulai dari dalam diri kita sendiri,perjalanan itu dimulai dari dalam terus kedalam,akhirnya serta alam dengan keindahannya dan dengan keganjilannya,hanyalah sebagai saksi pencari diri.

Jadi sebelum kita mengenal Tuhan,maka kenallah diri,sebelum kita mengenal diri lebih dahulu,kenallah Adam lebih dahulu,dan sebelum kenal kepada Adam kenallah MUHAMMAD lebih dahulu.Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan mengenal akan tuhan Allah Azza Wazalla.

Baiklah kita mulai dengan ayat yang berbunyi : INNALAHA KHOLAQO QOBLAL ASIA INNURI NABIYUKA. Bahwasanya Allah Talala menjadikan dahulu daripada segala asia itu ilah NUR NABIMU. Diriwayatkan oleh ZABIR beliau pernah juga bertanya kepada Nabiallah s.a.w. ; yaitu dijawab oleh Nabi AWWALUMA KHOLAQOL LAHU TAALA NURI NABIYIKA,YA ZABIR. Mula mula dijakan AllahTa’ala daripada segala asia itu ialah : NUR NABIMU ya ZABIR.

Maka nyatalah RUH NABI itu dijadikan dahulu daripada segala asia itu,dan lagi dijadikan ia daripda Zatnya jua,tetapi sebelum tuhan menjadikan NUR MUHAMMAD,Tuhan telah mengatakan dalam kitabnya Al’quranul qarim yang berbunyi : artinya : Pertama kujadikan ILMU sebelum kujadikan NUR MUHAMMAD. Maka nyatalahkepada kita bahwa : NUR MUHAMMAD.

Maka nyatalah kepada kita bahwa NUR MUHAMMAD itu jadi daripada ILMUnya dan daripada KUDRAT DAN IRADATNYA jua,seperti kata Syeh ABDUL WAHAB SYAHRANI : INNALAHA KHOLAQOR RUHUN NABIYI MUHAMMADIN MINZATIHI,WAKNOLAQOR RUHUL ALIMU MINNURI MUHAMMAD S.A.W. Bahwasanya Allah Ta’ala menjadikan Roh nabi itu daripada Zatnya jua, dan daripda ilmunya jua, dan serta qudrat dan iradatnya. Dan menjadikan Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD s.a.w Maka nyatalah kepada kita bahwa Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD jua.

Dan segala batang tubuh kita ini nyata daripada Adam,tetapi Nabi Adam itu dijadikan daripada tanah,seperti firman Allah Ta’ala dalam AL qur’an : KHOLAQOL INSANA MINTIN artinya : Aku jadikan Insan Adam itu daripada tanah dan tanah itu jadi daripada Air, dan Air itu jadi daripada NUR MUHAMMAD s.a.w. jua. Maka nyatalah kepada kita  bahwa Roh kita dan batang tubuh kita ini jadi daripada NUR MUHAMMAD; maka wajarlah kita ini bernama MUHAMMAD. Dan nyatalah bahwa kalau Roh kita dan batang tubuh kita ini daripada Nur Muhammad. Maka kita ini tiada lain dan tiada bukan,pada Hakikatnya Nur Muhammad jua. Dan kalau telah jelas dalam hati marifatakan hakikat Nur Muhammad itu, maka hendaklah engkau mesrakan Nur Muhammad itu kepada Roh dan kepada batang tubuhmu dan kepada seluruh kainat. Kalau sudah benar-benar mesra,insya allah engkau akan melihat keelokan zat yang wajibal wujud.

Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang mengenal diri,yaitu sekalian nanti bab yang akan datang kita perdalam lagi menurut yang semestinya.

Dan Syeh ABDUL RA’UF berkata : yang sebenar-benar diri itu ialah nyawa. Yang sebenar-benarnya nyawa itu ialah Nur Muhammad. Dan yang sebenar-benarnya Nur Muhammad itu ialah sifat. Yang sebenar-benarnya sifat itu ialah zat. Tetapi disini bukan zat hayun,tapi zat hayat.

Dan lagi kata aribillah : Bermula yang sebenar-benarnya diri itu ialah Roh,tatkala ia nasab sekalian tubuh,nyawa namanya. Tatkala keluar masuk nafas namanya. Tatkala ia berkehendak hati namanya. Tatkala ia ingin akan sesuatu nafsu namanya. Tatkala ia memilih akan sesuatu ihtiar namanya. Taktkala ia dapat memperbuat akan sesuatu akal namanya. Dan tatkala ia yakin akan sesuatu iman namanya.

Jadi pohon akal itu adalah ilmu. Inilah yang disebut yang se-benar benar diri. Tetapi janganlah terhenti kepada roh itu saja, teruskanlah kepada yang hak. (kepada Allah Ta’ala).

Dan firman Allah Ta’ala dalam Al qur’an :

ANA MINNURILAH WAL ALIMU MINNUR,artinya : Dari pada cahaya Allah,dan sekalian Ilmu daripada cahayaKu. Tetapi Nur disini bukan lah menurut pahaman umum yang berlaku ia bukan zat,bukan benda dan bukan materi,tetapi diatas segala-galanya. Insya Allah kita akan bertemu juga dengan NUR cerlang cemerlang itu.  Sekarang kita teruskan kepada firman Allah : KHOLAQTUKA LIADJLI WA KHOLAQTUL ASNI LIADJLIKA, artinya : Aku jadikan engkau karenaku ya Muhammad dan Aku jadikan sekalian alam itu karenamu ya Muhammad. Jadi dengan adanya ini tadi, maka nyatalah kepada kita bahwa Nur Muhammad itu jadi daripada Nur Allah Jua,atau yg lazim disebut NUR ZAT atau NUR ILAHI ROBBI. Maka kalau demikan adanya,wajarlah kita ini dengan Zat Allah Ta’ala,sebab Zat itulah bermula segala ujud. Tidak ada yang ujud, hanyalah Allah dan perbuatan Allah.

Maka adalagi sebuah hadis qudsyi berbunyi : AL INSANU SIRRI WAANA SIRRAHU. Artinya : insan itu rahasiaKu,dan Akupun rahasianya. Dan lagi firman yang berbunyi : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI WASIFATIN WA SIFATUN LAGOIRIH, artinya : insan itu rahasiaku,rahasiaku itu sifatku,dan sifat itu tiada lain daripada aku jua. Jadi yang sebenar-benarnya insan itu manusia, yang sebenar-benarnya manusia itu ialah Af’al Allah. Yang sebenar-benarnya Af’al Allah itu ialah Sifat Allah. Yang sebenar-benarnya Sifat Allah itu ialah Zat Allah. Karena zat dan sifat itu tiada menerima tunggal; dan Zat dan Sifat itu tiada sekutu dan tiada pula bercerai. Dan barang siapa menyekutukan Zat dan Sifat, atau menceraikannya, maka tersebut dihukumkan SYIRIK KHAFI.

Orang yang mmenceraikan itu berdosa. Orang  yang syirik itu syirik zali hidupnya penuh dosa yang tiada maaf baginya. Karena orang yang seperti itu ia merasa bahwa dirinya yang ada. Sabda Rasulullah s.a.w. didalam Al hadist : yang berbunyi UJUDUKA ZAMBUN QIAASALAHU LIGOIRIH. Artinya : Syirik Khafi itu adalah dosa besar. Jadi selama ujud Adam masih melekat dalam dirimu,niscaya tiada sampai semua ibadatmu walau setinggi langit. Jadi untuk melepaskan syirik khafi itu keluarlah engkau dari diri engkau. Disini kita bicarakan sedikit tentang diri kita yang sebenar-benarnya.

Adapun diri kita ini ada tiga bagian :

Pertama ialah diri yang sebenarnya (rahasia)

Kedua ialah diri terperi (Muhammad)

Ketiga ialah diri terdiri (adam).

Jadi yang pertama tadi ialah kembali kepada yang hak. Kedua ialah kembali kepada rasa Muhammad. Ketiga ialah yang betah tinggal kepada rasa adam semula. Jadi dosa besar yang tiada ampunan : kecuali kembali kepada yang sebenarnya. Insya Allah kita uraikan panjang lebar dan lebih mendalam lagi dalam pelajaran yang akan datang.

MENGENAL DIRI

Sabda Rasulullah s.a.w. : MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA RABBAHU.

Artinya: Barang siapa mengenal dirinya,niscaya mengenal akan Tuhannya. Jadi sebelum mengenal Tuhan, kenallah diri. Perjalanan itu kita mulai dari dalam diri kita sendiri, dari dalam terus kedalam, akhirnya serba alam dan keindahannya dan dengan keganjilannya : hanyalah sebagai pencari diri.

Alam ini penuh dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi. Rahasia itu tertutup oleh dinding-dinding, dinding- dinding itu ialah hawa nafsu kita sendiri, atau yang disebut nafsu kita sendiri, atau disebut pula nafsu saiton, atau dengan kata lain ialah : nafsu lawammah atau nafsu sawiyah atau nafsu yang batal/agiar. Dinding-dinding itu mungkin tersimbah dan terbuka, asal kita sudi menempuh jalannya, jalannya ialah : jalan yang ditempuh oleh orang arif, dan mau mengurangi sedikit dari hawa nafsu kebendaan. Dan sanggup menyisihkan segala halangan dan rintangan yang hendak menggagalkan niat kita yang baik itu. Jadi yang hendak kita kenal ini bukanlah diri yang kasar ini. Tetapi diri yang bersifat ketuhanan.

Diri kita ini ada dua unsur : pertama unsure jasad atau badan kasar. Kedua unsur Ruh atau badan latif. Ruh itu erat sekali pertaliannya dengan Tuhan. Memang sudah hamba katakan dahulu bahwa RUH itu adalah suatu Rahasia yang amat pelit sekali.

Jadi yang sebenar –benar Ruh itu Nur Muhammad.

Jadi yang sebenar-benar Nur Muhammad itu Sifat. Sebenar-benar sifat itu ialah Zat. Jadi Zat itu Zat Hayat,bukan Zat Hayun. Jadi Allah adalah nama Zat, dan Muhammad nama Sifat. Zat dan Sifat itu tiada bersatu dan tiada bercerai.

Sekarang marilah kita teruskan untuk mengenal diri dan mengenal Tuhan Allah Azzawazalla.

WANAN KAANAFI HAJIHI AMA FAHUWA FIL AKHIRATIA’MA WA ‘ADHOLLU SABBILA, artinya : Barang siapa buta dalam dunia ini, niscaya buta juga di akhirat sesat di jalan.

Seratus dua puluh empat ribu nabi-nabi dit=utus Tuhan kedalam dunia ini, adalah untuk mengajar dan memimpin umat manusia, untuk cara-cara membersihkan bathin atau qalbu, supaya dapat ma’rifat dan mengenal Allah. Tujuan utama ialah : agar memperoleh kebahagiaan jiwa, dan ketenangan bathin. Karena yang sebenar-benar Kaya itu ialah kebahagiaan jiwa dan kebersihan hati.

Inilah tujuanutama bagi alat jiwa manusia ini. Inti daripada selaga kebahagiaan itu ialah : Ma’rifatullah. Jadi siapa yang sudah Ma’rifat itulah sorga dunia dan sorga akhirat nanti. Dan siapa belum/masih terdinding itulah neraka dunia dan neraka akhirat nanti.

Jadi barang siap tidak ada hasrat memiliki ilmu ini maka samalah ia makan nasi bercampur pasir.

Ma’rifat itu adalah suatu amanah dari tuhan yang wajib kita tuntut dan kita tuju.

PERINTIS JALAN YANG PERTAMA

Pengantar dan Perintis yang pertama dalam ilmu bathin, atau ilmu hakikat/ilmu tasawuf adalah RASULULLAH sendiri. Kemudian dijadikan suatu pelajaran, dan ilmu tersendiri oleh Syaidina ALI KARAMMULLAHUWAJHAH, kemudian dilanjutkan oleh HASAN BASRI anaknya. Hairoh yang menjadi pembantu peribadi Ummu Salamah yaitu ketika HASAN BASRI masih kecil ilmu ini sudah mulai melimpah kepada beliau, karena dekatnya kepada Rasulullah s.a.w.

Kemudian Ahli kebatinan yang pertama sekali ialah : ABU HASYIM AL KUFI, beliau berasal dari koufah yang meninggal pada tahun 150 atau tahun 761 M. Adapun sumber ilmu tasawuf itu adalah dari AL QUR’AN dan AL HADITS. Dan menuntut ilmu ini adalah hukumnya Fardhu ain. Maka barang siapa tidak peroleh ilmu ini ditakuti mati dalam kekafiran.

MA’RIFATULLAH.

SEBELUM MENGENAL TUHAN,KENALLAH DIRI.

MENGENAL DIRI :

Diri itu ada dua unsur.

  1. Diri jahir berupa jasad.
  2. Diri bathin berupa Ruh.

Dan diri itu dapat pula dibagi atas 3 unsur.

  1. Diri yang Hak. (diri yang sebenarnya)
  2. Diri terperi. (Muhammad)
  3. Diri terdiri. (Adam).

Dan Ruh itu ada tiga Martabat.

  1. Ruh idhofi (nafas yang keluar masuk)
  2. Ruh mukayyat (yang mengedari/yang ergerak keseluruh tubh)
  3. Ruh mutlak (yang tetap pada tempatnya)

Dan Zat itu ada tiga Asma.

  1. ZAT illahiyah
  2. ZAT masbiyah
  3. ZAT addahiyah.

Dan diri jahir ada dua unsure bahagi pula.

  1. Jasad yang mengandung Ruh.
  2. Ruh yang mengandung Jasad.

Dan diri kita ini mengandung dua aspek.

  1. Diri yang bersifat ketuhanan (lahud)
  2. Diri yang mengandung kehambaan (nasud)

Dan dalam diri kita ini mengandung tiga Rahasia.

  1. Rasa yang Hak (rasa tuhan)
  2. Rasa Muhammad (Nur Muhammad)
  3. Rasa Adam (rasa yang tercela).

Dan didalam diri kita ini ada suatu perbendaharaan yang tersembunyi : disitu ada mahligai. Didalam mahligai itu ada alat yang halus , ada yang kasar. Kesemuanya itu adalah berupa amanah tuhan dan suatu titipan Tuhan kepada hambanya. Amanah itu ialah suatu titipan Ruh dan itulah yang wajib kita pelihara dan kita jaga kemurniaannya. Ruh inilah yang sanggup mengenal Tuhannya. Dan yang sanggup melaksanakan sebagai khalifah didalam bumi ini. Apakah alat yang halus dan kasar itu tadi?

Sekarang marilah kita uraikan satu persatunya.

Adapun diri kita ini ada dua unsur/macam.

 Pertama diri jahir berupa jasad. Batang tubuh dengan kelengkapannya seperti ; kaki,tangan,mata hidung,mulut telinga,dan lainnya. Serta dalam tubuh ini ada Ruh,hati,akal dan nafsu. Yang kesemuanya itu tergolong alam yang disebut alam sagir (alam kecil).Yang kesemuanya itu terjadi dari unsur2 api,angin,air dan tanah/bumi. Inilah yang disebut laksana kuda tunggangan yang menjadialat nbagi hakikat Roh itulah sebagai penunggangnya.

Kedua diri bathin yang berujud qalbu atau Ruh. Bukannya ber-ujud benda dalam tubuh, dan dia tidak akan binasa untuk selamanya. Dialah yang sanggup memerintah jasad, dialah yang mampu mengenal Allah. Dialah Raja kuasa. Ruh itu raja kuasa dan sanggup mengenal Allah.  Apakah sebabnya dikatakan raja kuasa? Sebabnya ialah kerena ruh ituu adalah yang menjadi tempat  majhor kenyataan terang benderangnya sifat-sifat  Allah. Ruh Muhammad itulah/adalah dari NUR menyata. Itulah yang dikatakan cahaya yang cerlang cemerlang yang tiada harapan : Tuhan bertajali kepadanya. Sedabg sifat sifat Allah itu ada pada ZATnya. Maka apabila kita mendakwa kepada Ruh, maka haruslah ditembuskan pandangan kita kepada Sifat dan Zat Allah.supaya tidak terdinding lagi kepada Allah.

Kalau kita terhenti kepada ruh itu saja, tidak kita teruskan kepada Allah, maka kita terdinding kepada Allah. Kalau masih betah berdiam kepada Muhammad, ber-arti belum kembali atau belum pulang landas kepangkalannya. Kalau sudah pernah tinggal landas inilah yang dikatakan orang yang bergembira setiap saat. Sedangkan Rasulullah sendiri sebagai asal usul segala kejadian,toh beliau pulang kembali kepangkalannya,apalagi kita ini.

RUMUS/ MUTIFATOR

  1. Hidup tubuh karena nyawa,hidup nyawa karena Allah.
  2. Tahu hati karena tahu Ruh, tahu Ruh karena Allah.
  3. Kuasa anggota tubuh karena Ruh, kuasa Ruh karena kuasa Allah.
  4. Berkehendak puad kerena berkehendak Ruh, berkehendak Ruh karena berkehendak Allah.
  5. Mengdengar telinga karena mendengar Ruh, mendengar Ruh karena mendengar Allah.
  6. Melihat mata karena melihat Ruh, melihat Ruh karena melihat Allah.
  7. Berkata mulut karena berkata Ruh, berkata Ruh karena berkata Allah.

Maka kita rumuskan pula tentang diri bathin itu sebagai berikut dibawah ini :

  1. Wujud bathin,hakikatnya adalah wujud Allah.kepada kita jadi Rahasia. Maksudnya tentang Zat Tuhan itu tidak dapat dilihat dan diraba, hanya dengan nur iman dan dirasakan oleh sinar hati. Inilah yang dimaksud oleh hadits yang berbunyi : Al insanu sirri wa ana sirrohu. Artinya : insane itu rahasiaku , dan akupun rahasianya.
  2. Ilmu bathin, hakikatnya adalah sifat Allah, yang kepada kita menjadi nyawa/Ruh. Dan ruh itulah tempat majhor sifat-sifat Allah. Hingga dia kuasa memerintahkan jasad dan lain2nya.
  3. Nur bathin, hakikatnya Asma Allah, yang kepada kita menjadi hati. Maksudnya hati itu adalah tempat majhor daripada Asma Allah.
  4. Syuhud bathin, hakikatnya adalah Afal Allah, yang kepada kita menjadi batang tubuh. Maksunya batang tubuh kita ini adalah tempat majhor dan tempat nyata perbuatan Allah. Jalannya adalah bahwa segala amal usaha lahir yang dilakukan ole manusia. Tapi pada hakikatnya dan pada bathinnya adalah semata-mata perbuatan Allah.

Maka hal itu dinamakan penyaksian Bathin. Karena amal usaha jahir itulah yang membuktikan perbuatan bathin. Itulah yang member bekas, kerena terjadi dari sifat bathin, yang tidak bias lepas dari ujudnya : yakni Zatnya yang maha kuasa. Demikianlah yang dinamakan tauhidul Zat, tauhidul Sifat, tuahidul Asma, tauhidul Af’al. maka melihat sesuatu apa saja perbuatan Allah.

Maka dengan demikian fana lah yang lain : yakni ujud lahir dan sifat lahir,dikala itu tidak ada yang ada kecuali bathin. Maka sekaran bathinlah yang melihat bathin/melihat gerakan Zat. Dari itu maka jelaslah sekarang kepada kita bahwa yang memandang ia  yang memandang. Dan kalau sudah mantap pandangan ini, dengan sendirinya naiklah ke makam baqabillah. Karena pada makam ini seperti ucapan ahli tasawuf, BAQA itu ialah daripada Allah, dan dengan Allah.

Cara pandangan itu ada dua macam,pertama :

SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH artinya : memandang yang satu kepada yang banyak. Dimana pokok pandangan dimulai dari syuhud bathin, naik kepada Nur bathin, dan kepada ilmu bathin. Dan akhirnya sampai kepada ujud bathin.

Pandangan kedua ialah : SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH, Artinya : memandang banyak kepada yang satu. Pandangan ini dimulai pada pangkal pertama yakni ujud bathin yang hakikatnya Zat semata-mata dan Zat yang satu itulah yang menerbitkan ilmu bathin ; yakni Sifat. Dan juga Nur bathin yakni Asma. Bahkan syuhud bathin yakni Af’al. maka apabila yang banyak itu berasal dari yang satu :akhirnya akan kembali juga kepada yang satu. Dan apabila sekarang kita sudah kembalikan,maka tidak ada lagi ujud kecuali Allah semata. Tamsil, cahaya terang itu adalah permulaan dari sinar matahari,yang disebut siang. Sebelum itu didapat, lebih dahulu yang dipandang itu adalah cahayanya yang terang tersebut. Kemudian baru sinar yang menerangi itu, sinar itu menyatakan cahaya matahari. Meskipun tidak tampak, karena sinar itu tidak lepas dari matahari. Bahkan cahaya terang itu juga menyatakan adanya matahari, karena datang dari sinar yang ada pada matahari tersebut.

Maka apabila sudah lenyap dan fana segala yang lain daripada Allah Ta’ala dan sudah lenyap segala sifat-sifat kejadian,yakni majhor kenyataan,maka akan tercapailah makam baqa ; yang disebut juga makam tajali atau Nampak, makam Zuhur atau nyata; yang menghasilkan pandangan :

MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH MA’AH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, yang Nampak bagiku Allah besertanya.

MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH QABLAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, kecuali yang Nampak bagiku Allah sebelumnya.

MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH BA’DAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, yang Nampak bagiku Allah sesudahnya.

MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH FI’IH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, kecuali yang Nampak bagiku Allah dalamnya.

Demikianlah makam yang dicari setelah melewati fana dan fana ul fana.

Adapun yang dimaksud dengan fana oleh ahli tasawuf ialah : lenyapnya perasaan hamba dari nafsu basyariah,yakni segala sifat-sifat ke-ia-an dan ke akuan dari kemanusiaan,sudah takluk pada tuhannya, maka jadilah ia baqa dengan Allah Ta’ala.

Pertanyaan yang kedua adalah tentang diri.

Kapankah datangnya dan kapan pula kembalinya? Jawabnya ialah : bahwa diri bathin itu datang kedunia ini adalah setelah adanya jasad,sesuai dengan firman Allah : yang  artinya ; kemudian kami sempurnakan jasad itu, lalu ditiupkan roh kepadanya.

Dan pertanyaan yang ketiga dan yang ke-empat ialah :

Darimana diri itu datangnya den kemana pula kembalinya, serta apa maksud datang kedunia ini?

Jawabnya ialah : datangnya dari Allah dan kembalinya kepada Allah,adapun maksud datang kedunia ini adalah dengan jasad sebagai alatnya.

Karena sudah dijelaskan fasal yang lewat : yaitu laksana kuda tungganganya dengan penunggangnya. Kuda ditamsilkan sebagai jasad. Dan Roh sebagai penunggangnya. Pada fasal yang lalu sudah kita jelaskan bahwa perjalanan salik dalam mencari dan mengenal Zat Allah itu adalah dimulai dari bawah hingga kepada keatas atau yang disebut TARRAQI : misalnya dimulai dari tauhidul asma, tauhidul sifat, tauhidul af’al dan tauhidul Zat sampai kepada LA’MAUJUDA BIHAQQIN ILLALLAH, artinya : Tidak ada yang ada kecuali dia jua yang ada.

Sekarang kita mengambil dalil dari pada kaum sufi yaitu sudah dimufakati ber-sama bahwa : segala sesuatu selain Allah pada hakikatnya tidak ada,dengan kata lain semua itu tidak dapat dikatakan ada, sebagai adanya tuhan.

Disini hamba katakan bahwa semua itu Allah dan Allah itu semuanya. Ujud alam ain ujud Allah dan Ujud Allah ain ujud alam. Allah itulah hakikat Alam : maka wajarlah kita ini dengan Zat Allah atau Ujud Allah (rahasia Allah).

Berkata ABU HASSAN AS SYAZALI r.a Bahwa ; melihat Allah itu dengan penglihatan iman dan yakin, ini lebih kaya daripada melihat dalil-dalil. Lebih baik kita katakana bahwa; kita tidak akan melihat alam, dan andaikata ada juga, maka penglihatan itu atau penglihatan aribillah itu tak ubahnya laksana melihat debu terbang diangkasa yang pada penglihatan ada, tapi/namun dicari tak ada,artinya : tak dapat menangkapnya. Itulah perjalanan aribillah atau wali Allah ; yang telah sampai kepda makam fana dan makam baqa.

FANA TERBAGI ATAS TIGA BAGIAN.

  1. Fana pada Af’al (perbuatan), sampai merasakan bahwa tidak ada satu perbuatan pun didalam ala mini.selain dari perbuatan Allah Ta’ala.
  2. Fana pada Sifat, hingga sampai menyakinkan bahwa tidak ada yang hidup kecuali Allah. Apabila dikatakan tidak ada yang hidup pada hakikatnya kecuali Allah ; berate juga tidak ada yang kuasa, yang berkehendak, yang ber-ilmu, yang mendengar, yang melihat, dan yang berkata-kata, kecuali Allah semata-mata.
  3. Fana pada Zat ialah ; hilang ujud yang lahir ini dan alam seluruhnya dan pandangan ; kecuali Allah.

Jadi barang siapa yang melihat mahluk tidak punya perbuatan pada mereka, maka sesungguhnya ia menang. Dan barang siapa yang melihat mahluk yang tidak ada hidup pada mereka, maka derajatnya telah naik. Barang siapa melihat mahluk tidak ada pada hakikatnya, maka ia telah sampai kepada titik yang dituju, yaitu titik puncak ilmu dan ma’rifat. Apabila kita sudah menjalani yang tiga perkara ini, maka itulah makam fana namanya, dan selanjutnya naik kemakam baqa, makam baqa itu ialah : HU ITU ALLAH TA’ALA. Sedang makam fana kesimpulannya kepada : LAMAUJUDA BIHAQQIN ILLALLAH. Tidak ada yang maujud, kecuali Allah Ta’ala.

Demikianlah apa yang dapat hamba sampaikan, kalau sudah faham dan mengerti,kuburlah ia. Jangan dibeberkan ditengah masyarakat umum/awam, nanti bisa membawa fitnah besar. Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang meng-esakan Allah Ta’ala pada segala perbuatan.

TAUHIDUL AF’AL.

MENGESAKAN ALLAH TA’ALA PADA PERBUATAN

Dalam pelajaran atau pengajian-pengajian kita yang terdahul sudah kita jelaskan/kita sampaikan, titik tujuan pelajaran dan ilmu tasawuf adalah menuju jalan kembali kepada Allah dan supaya liqo/ bertemu Allah, maka jalan bagi salik/ penuntut haruslah dimulai dengan mempelajari dan mengamalkan tauhidul af’al, artinya : me-esakan Allah Ta’ala pada segala perbuatan,yakni meninggalkan seluruh perbuatan yang ada pada makhluk ini kepada Allah.maksudnya pandanganlah olehmu dengan syuhud hati dan dengan mata mata kepala dengan itikad yang putus dan dengan haqqul yakin, bahwa segala perbuatan dan gerakan yang ada terlihat dalam ala mini, baik yang datang dari diri kita sendiri maupun yang datang dari semua mahluk yang ada dalam ala mini : baik perbuatan yang diridhoi oleh syara maupun yang dilarang oleh syara ; adalah kesemuanya itu perbuatan Allah Ta’ala.

Memang itu perbuatan Allah; maka kalau kita lihat pada lahirnya segala perbuatan itu dilakukan oleh manusia/hamba dan segala hayawan dan lain-lain sebagainya. Tetapi namun kita teliti dengan cermat dan dengan penuh keyakainan dan dengan tinjauan akal, dengan seksama bahwasanya memang mahluk ini lemah, daif, hina tak punya daya upaya sama sekali. Dan tidak punya sifat ta’sir dan sebagainya. Sedangkan segala pebuatan itu tidak akan ada kalau sifat yang memperbuat itu tidak memiliki sifat-sifat tsb. Sifat-sifat ta’sir itu ialah Qudrat, Iradat, ilmu, hayat sedang semua sifat-sifat itu ialah kepunyaan dan milik Allah. Jadi segala perbuatan yang ada terlihat pada ala mini dan diri kita, itulah perbuatan mazazi belaka,dan bukan hakiki. Itu adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah kepada kita.

Allah menyandarkan perbuatannya kepada kita, adalah tanda kasih sayangnya, supaya kita punya titik dan penempatan mengenal perbuatan Allah dan ZATnya. Disamping itu juga merupakan coba dan ujian kepada kita ; apakah kita sanggup memandang perbuataan Allah, atau menjadi orang buta dan sirik, mengakui/kekuatan dan perbuatan dia sendiri lahir dan bathin/luar dan dalam.

Kenyataan dan kejahiran perbuatan Allah kepada hambanya ; inilah oleh kaum sufi disebut usaha ihtiar hamba. Dan disinilah takluknya hokum syara’.

SYEH WAHAB SYAHRANI berkata ; beliau ada mendengar dari syaidina ALI AL HAWAS ia berkata : Wajib bagi hamba meng’itiqadkan bahwa segala perbuatan dan usaha ikhtiar hamba, sama sekali tidak member bekas dangan sekira-kira takwin dan atsar. Lebih jauh beliau berkata, Allah menghendaki mengadakan suatu harakat atau yang disebut gerak perbuata, maka tidak akan ada ujunya  kecuali pada maddah atau tempat yang menerima hokum yang dimaksud ; mustahil ada ujud gerak atau perbuatan tanpa ada maddah itu. Maka yang dijadikan maddah atau tempat menjahirkan perbuatan Allah itu, adalah hamba dan lain-lainnya. Itulah sebabnya dipandang ada segi lain, ada perbuatan hamba.

Sanagat banyak sekali penjelasan dalam Al qur’an dan hadits-hadits nabi yang memberikan keterangan2  bahwa hamba atau mahluk ini sama sekali tidak punya perbuatan. Antara lain menegaskan, WALLAHU KHOLAQOKUM WAMAA TA’MALUN artinya : Allah yang menjadikan kamu dan segala perbuatan kamu. (surah as shaa ayat 96).

Dan lagi ayat yang berbunyi : WAMAA ROMAITA IZROMAITA WALAKINNALAHA HAROMA Artinya ; Hai Muhammad bukanlah engkau yang melempar dikala engakau melempar, tapi Allah lah yang melempar dikala engkau melempar. ( surah anfaal 17 ).

Jadi untuk kemantapan pandangan kita,kita harus selalu melatih diri dengan tidak bosan-bosannya mensyuhud perbuatan Allah Ta’ala Azzawazalla.kita hendak lah dalam hidup ini tidak hanya melihat yang tersurat saja,tetapi juga yang tersirat. Dengan basyirah hati kita ini, biar saja mata melihat perbuatan alam,namun dalam hati melihat perbuatan Allah.

Biar saja telinga mendengar alam, namun hati kepada Allah. Biar saja mulut mengatakan perbuatan si A si B dan si C, namun hati tetap tercurah kepada Allah. Boleh saja buat misal sekedar untuk mendekatkan kepada Allah (kepada faham). Bahwa alam AKUAN yang kita lihat ini dengan bermacam-macam corak dan ragam, hendaknya tak ubahnya laksana kita melihat bayang2 yang man hati kita akan tertuju kepada yang punya bayang2 itu. Tidak mungkin bergerak bayang bayang, tanpa bergerak yang punya bayang2. Jadi kesimpulannya adalah : tiada yang hidup, tiada yang tahu, tiada yang kuasa, tiada yang berkehendak dan tiada yang berkata-kata pada hakikatnya melainkan Allah Ta’ala.

Adapun zahir sifat ini kepada mahluk adalah tempat memandang sifat2 Tuhan yang zahir pada mahluk, yakni bayang2 sifat tuhan kepada hamba. Seperti ujud kita adalah bayang2 ujud Allah Ta’ala. Mustahil ujud bayang2 dengan tiada ujud  yang mempunyai/empunya bayang2. Dan mustahil pula bergerak bayang2 dangan tiada bergerak yang empunya bayang2. Bermula misal ini karena untuk menghampirkan faham jua adanya.

Jadi untuk kemantapan pandangan ini bahwa mahluk ini tiada mempunyai perbuatan barang perbuatan, hanya saja perbuatan yang ada dalam ala mini perbuatan,hanya saja perbuatan Tuhan Allah semata-mata. Dan jika engkau sangka ada perbuatan lainnya daripadanya, walaupun sebesar zarroh, maka sirik lah engkau,artinya : mensekutukan Tuhan dengan lainnya,(syirik khafi).

Demikianlah orang yang hendak me-esakan Allah Ta’ala pada Af’al atau perbuatan, tanamkanlah keyakinan kita itu kedalam lubuk jiwa yang sangat mendalam. ,sekira2/tidak bergeser walau sebesar zarrohpun, kalau sudah mantap pandangan akan Af’al Allah Ta’ala maka manunggallah perbuatanmu (manunggal dalam rahasia) dengan Af’al-Nya.

TAUHIDUL ASMA

ME-ESAKAN ALLAH TA’ALA PADA ASMA

Maksud dan tujuan meesakan Allah Ta’ala pada nama : yaitu yang sebenarnya ialah untuk mengenal Zat Allah,sehingga manakala kita memandang,mendengar,atau melihat nama apapun jua pada mahluk ini,maka tercurahlah pandangan basyirah kita dan perhatian kita kepada Allah s.w.t. Adapun pengertiaan meesakan sama itu ialah menyatukan,meninggalkan,dan mengembalikan seluruh nama-nama atau nama-nama yang ada pada mahluk ini,kepada nama dan Zat Allah Ta’ala. Baik nama-nama yang menurut hikmah dan manfa’at daripada benda ala mini ataupun nama-nama menurut perbuatan mahluk ini,yang disebut dengan nama perbuatan atau asmaul af’al. Sekira-kira dalam pandangan basyirah  hati kita tidak ada yang bernama kecuali Allah. Jadi nama-nama ini tidak terbatas kepada asmaul husna saja,tetapi lebih luas dan lebih mendalam sekali atau tak dapat dihinggakan. Bermula kalfiat meesakan Allah Ta’ala pada asma itu,yaitu kita pandang dengan mata kepala dan dengan mata hati kita pada asma Tuhan semata. Atau harus dikembalikan kepada Allah Ta’ala dengan dalil-dalil dan alasan sebagai berikut :

  1. Karena af’al mahluk adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah. Maka begitu juga asma mahluk adalah majhor asma Allah yang tujuannya adalah untuk mengenal Allah.
  2. Tiap-tiap nama menuntut ujud musama,yakni tiap-tiap nama tidak pisah dengan zat yang empunya nama. Sedangkan kalau diperiksa dengan teliti dan dipandang dengan pandangan ma’rifat,maka tidak ada yang maujud pada hakikatnya kecuali Zat Allah Ta’ala.
  3. Allah berfirman : WALILLAHIL ASMA UL HUSNA FAD’UHU BINAA. Artinya : Bagi Allah ada nama yang baik-baik ,maka beroleh kamu dengan DIA.
  4. Sabda Rasulullah S.A.W : INNAMA TAD’UUMA MAN HUWA SAMI’UN BASYIRUN,MUTAKALLIMUN, WA HUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM. Artinya : hanya saja kamu berdoa kepada Tuhan yang maha mendngar lagi maha melihat,dan yang berkata-kata dan DIA selalu beserta kamu dimana saja kamu berada.

Adapun cara kita mamusahadakan pandangan ini ialah dengan dua cara yaitu : SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH dan SYUHUDUL  WAHDAH FIL KASRAH. Artinya : Pandang yang banyak pada yang satu. Dan pandang yang satu pada yang banyak. Disni hamba simpulkan saja bahwa : Seluruh ASMA ini dari Allah dan kembali kepada Allah. Jadi pada hakikatnya nama-nama yang ada pada mahluk ini nyata adalah : nama-nama Tuhan Allah.

Maka dari itu wahai sekalian penuntut,mantapkan lah pandanganmu  dalam segala perkara,supaya ia tetap bagimu. Kalau sudah mantap pandanganmu, maka engkau yang bernama halifah Tuhan dalam dunia fana ini. Sekarang baiklah kita teruskan tentang meesakan sifat Allah Ta’ala. Tetapi sebelum kita membicarakan tentang meesakan sifat Allah Ta’ala : maka baiklah anda sekalian hamba bawa kepada membicarakan tentang ayat Alqur’an yang berbunyi : FA’ILUN ILALLAH, Artinya SEMUA KERJA DARI ALLAH. Maka yakinlah kita sekarang ini tak da yang perlu kita ragukan lagi. Karena sysk dan ragu itu adalah musuh kemerdekaan akal. Demikianlah penjelasan hamba mengenai tauhidul asma. Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang me-esakan Allah Ta’ala pada sifat,artinya : seluruh sifat-sifat yang ada dalam alam ini,siempunya kepada sifat Hayat.

TAUHIDUS SIFAT

MEESAKAN ALLAH TA’ALA PADA SEGALA SIFAT

Maksudnya meesakan Allah Ta’ala pada segala sifat ialah : megembalikan, meninggalkan seluruh sifat-sifat yang ada pada mahluk ini kedalam sifat-sifat Allah s.w.t. dengan pengertian  yaitu memfanakan sifat-sifat mahluk ini,kedalam sifat-sifat Allah Ta’ala sehingga tercapailah pandangan,bahwa tidak ada yang bersifat  kecuali Allah Ta’ala saja.

Adapun tujuannya adalah untuk ma’rifat kepada Allah,sedangkan sifat-sifat yang ada pada mahluk ini adalah nyata sifat-sifat Allah Ta’ala. Dan sengaja Allah sahirkan sifat-sifatnya itu kepada hambanya atau mahluknya, karena rahmatnya supaya mahluk itu sendiri mempunyai tangga dan jembatan untuk mengenal sifat-sifat Allah. Dan bukan jadi dinding dan hijab untuk melihat sifat-sifat Allah, Tuhan yang kita cari, kita cintai.

Adapun kaifiat dan cara memandang sifat Tuhan itu ialah :

Engkau pandang dengan hatimu dan dengan mata kepalamu dengan hakkul yakin dan dengan itiqad yang putus, bahwasanya tidak ada yang bersifat dialam alam ini kecuali Allah. Seperti : kudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, basyar dan kalam. Semuanya adalah sifat-sifat Allah.

Jadi sifat-sifat yang ada pada mahluk ini adalah sifat-sifat majaji belaka,bukan hakiki. Maka daripada itu nyatalah kepada kita bahwa sifat-sifat yang ada pada kita sekarang ini adalah nyata sifat-sifat Tuhan Allah semata. Kalau kita sudah mengembalikan sifat-sifat yang ada pada kita itu kepada Allah, niscaya fanalah sifat-sifat kita itu kepada sifat-sifat Allah.

Sehingga tidak ada lagi yang bersifat,kecuali Allah. Jadi jelaslah sudah kepada kita bahwa : kita ini tidak punya perbuatan,tidak punya nama dan tidak punya sifat kecuali Tuhan. Sekarang tinggal lagi mengeesakan Allah Ta’ala pada Zatnya.

BEBERAPA PENJELASAN

Sebelum kita membicarakan tentang tauhidul Zat. Maka marilah kita jelaskan dahulu tentang tauhidis sifat itu tadi. Didalam istilah ilmu tasauf ada beberapa perkataan  yang menyangkut masalah sifat itu tadi. Kata-kata itu seperti dibawah ini :

ZAIDUN MAAQAAMA, MANQALA, MANFAKA, MAAKUMA, LA’UDMA, QADIMUN, LA HANA.

Maksudnya ialah : tentang dari sifat-sifat  itu sebagai berikut :

Sifat-sifat Allah itu tidaklah berdiri kepada ZAT. ( tidak berdirinya seprti sifat hitam kepada sesuatu benda ). Maksudnya tidak berpindah dari Zatnya, tidak terlepas daripada Zatnya. Dan tidak tersembunyi dari Zatnya, bukan berarti tidak ada. Dia qadim karena qadimnya zat,dan tidak akan binasa selamanya, jadi begitulah hakikat sifat-sifat Tuhan tidak pernah berpindah kepada mahluknya. Ia seperti nafi isbat jua,tidak bercerai dan tidak bersatu,tetapi memang satu dalam rahasia. Maka dari itu supaya  hambanya dapat mengenal sifat-sifat Tuhan. Ia zahirkan NUR dan benderangnya sifat-sifatnya itu kepada Roh kita, seperti sudah kita jelaskan dahulu tadi.

Jadi kalau tahkik pandangan kita dengan cara demikian, niscaya fanalah sifat-sifat kita dan mahluk sekaliannya kedalam sifat Allah. Maka dapatlah kita rasakan bahwa : tidak mendengar kita, tidak melihat kita, tidak berkata-kata kita, tidak tahu kita, melainkan dengan pendengaran Allah, dengan penglihatan Allah, dengan kalam Allah, dengan tahunya Allah. Dan tidak hidup kita ini,melainkan hayatullah zat, hingga yang lainya daripada sifat-sifat Allah s.w.t. semata-mata. Demikianlah penjelasan hamba. Baiklah kita teruskan kepada mengeesakan Allah Ta’ala pada ZAT,agar supaya para penuntut menjadi maklum adanya.

TAUHIDUL ZAT

ME-ESAKAN ALLAH TA’ALA PADA ZAT

Meesakan Allah Ta’ala pada zat adalah jalan yang terakhir dari perjalan seorang salik. Disnilah titik  terahir bagi arifibillah untuk menuju Allah dan disini perhentian perjalanan kaum sufi dan para wali-wali.

Dan disinilah batasnya mi’rojnya orang-orang mukmin sejati. Apabila sudah mencapai kepada makam tauhidul zat itu,maka diperolehnya kelezatan dan kenikmatan yang tiada taranya.

Hanya dengan itulah yang dapat memuaskan dahaga jiwanya : menenangkan qalbunya,nikmat-nikmat yang tak dapat diperoleh orang lainnya. Inilah puncak rasa menikmati ridhonya : puncak kebahagiaan yang kekal dan abadi sepanjang masa. Bermula kaifiat atau cara meesakan Allah Ta’ala pada zatnya, yaitu : engkau pandang dengan mata hatimu dan curahkan seluruh perhatianmu itu semata-mata kepada Tuhan seru sekalian alam. Karena sudah nyata kepada kita bahwa : TIADA YANG MAUJUD DALAM ALAM INI,KECUALI ALLAH. DAN TIADA MAUJUD YANG DALAM UJUD INI,HANYA ALLAH.  TIADA/TIDAK DALAM JUBAH MELAINKAN ALLAH. DAN TIDAK ADA DIDALAM YANG ADA INI,KECUALI DIA. Karena sudah jelas bagi arifibillah,bahwa : AL HAK ADA PADA NABI KITA MUHAMMAD S.A.W.

Kalau alhak ada pada nabi,demikianlah ada pada kita. Demikianlah hamba tambahkan supaya anda menjadi faham,dan supaya dapat melaksanakan tugas masing-masing.

Firman Allah Ta’ala : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRROHU. Artinya insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya. Dan lagi firmannya : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI WASIFATIN WA SIFATUN LAGOIRIH. Artinya insan itu rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada aku jua. Jadi jelas kepada kita bahwa memang : LA MAUJUDA BIHAQQIN ILALLAH. Artinya tiada yang maujud didalam alam ini, melainkan Allah.

Pandangan yang demikian adalah dengan alasan-alasan :

  1. Semua zat mahluk itu nampak dilihat dengan mata ini,itu bukan hakiki ( rusak ). Dan itu hanya ujud hayali dan wahmi jua,yaitu sangka-sangka saja,dengan tidak beralasan,karena ujudnya berada antara dua ADAM. Sedang ujud yang berada antara dua itu,hukumnya ADAM,yaitu : ujud hayal.
  2. Sedang ujud Adam itu tiada maujud pada hakikatnya,hanyalah ia maujud kepada Allah Ta’ala yang hakiki dan fana dibawah ujudnya. Ujud yang lain daripada ujud Allah semuanya qaim,artinya berhajat kepada Allah Ta’ala. Jadi jelasnya begini dia tidak akan ujud,kalau tidak diwujudkan oleh Allah Ta’ala. Yaitu : yang biasanya disebut dengan majhor atau kenyataan ujud Allah Ta’ala.
  3. Adanya nyata : dan semua ujud ala mini adalah yang dimaksudkan hanya sekedar dalil titian untuk memandang kepada zat Allah Ta’ala.
  4. Jadi pada pelajaran yang lalu itu sudah kita jelaskan bahwa sifat-sifat yang ada pada mahluk ini nyata sifst-sifat Allah s.w.t. Jadi kalau demikian jelas dan nyata bahwa : zat mahluk ini berarti juga sesungguhnya nyata sifat dan afi ’al,tidak lepas dari zat.
  5. Ujud semesta ala mini tak ubahnya laksana debu yang terbang atau diterbangkan oleh angin diangkasa : pada penglihatan mata ada,tapi kalu dicari tak ada. Kalau sekiranya ada ujud ala mini pada hakikatnya,maka pasti pula ada sifat-sifat atau af’al yang member bekas itu. Sedangkan semua itu sifat dan af’al yang memberi bekas itu tidaklah ada,selain daripada sifat dan af’al Allah Ta’ala semata-mata.
  6. SYEH SIDIK IBNU UMAR KHAN berkata : Semua ujud lain daripada Allah Ta’ala,laksana ujud sesuatu yang kita lihat dalam mimpi. Tidak ada baginya hakikat apabila kita terbangun dari tidur,maka hilanglah semua itu. Begitulah hendaknya pandangan kita terhadap ujud ala mini sesuai dengan hadist yang berbunyi : FALANNASU NIYA’AFAIJA MA’ATU INTABAHUA. Artinya ; manusia adalah tidur apabila mereka mati,barulah mereka bangun atau jaga.

Baiklah hamba uraikan sedikit tentang hadist yang baru kit abaca tadi,supaya kita faham. Manusia semuanya itu tidur,apabila bangun barulah mereka jaga,maksud hadist ini tadi ialah : orang yang hidup dengan hawa nafsunya sendiri,bagaikan orang yang tidur,walaupun ia dalam keadaan bangun. Mereka berbangga dengan nafsunya sendiri dan dengan akuanya,tetapi orang yang telah sampai kepada rahasia yang satu itu,itulah orang yang bangun dari tidurnya. Jadi siapapun yang masih tidur,maka mereka itu tetap betah pada nafsunya sendiri,yaitu yang belum mengembalikan hak Allah Ta’ala,mereka itu tetap dalam hak Adam Demikianlah sepintas kilas hamba uraikan dan yang dimaksud mati disini ialah : mati ma’nawi atau mati ma’na saja. Itu sesuai dengan hadist nabi s.a.w. yang berbunyi : ANTAL MAUTU QOBLAL MAUTU. Artinya matikan dirimu sebelum engkau mati. Jadi disini adalah mati nafsu saja. Maka daripada itu untuk mematikan nafsu itu jalannya ialah melepaskan diri dari belenggu penjajahan hawa nafsu angkara murka. Jalannya ialah mengikuti jalan sufiah,yang mereka itu telah berada dipuncak. Demikian seperti apa-apa yang hamba uraikan menurut yang terdahulu itu. Untuk lebih mantapnya lagi, baiklah hamba bawa anda kedalam laut ma’rifat yang penuh dengan ombak dan badai,sehingga anda bisa mabuk karenanya. Mabuk disini artinya : Karam lenyap, hancur dan lebur kedalam hakikat hidup yang sebenarnya. Yaitu lebur kedalam hidup yang sejati telah Esa dengan seisi alam dan bersatu dengan seluruh per-kemanusiaan. Demikianlah contoh bagi orang yang hendak mengenal diri. Sekarang baiklah kita berkisar pula kepada membicarakan tentang makam fana atau maka binasa.

MAKAM FANA/MAKAN BINASA

Makam fana ialah : Hilangnya ujud kita ini lahir dan bathin. Bukan hilang pada nafsu ammaroh, tetapi hilang dalam pandangan makhluk, kalau kita sudah benar-benar memesrakan diri kita lahir bathin kepada Nur Muhammad dan bersatu dengan seluruh perikemanusiaan dan bersatu dengan seluruh perikemanusaiaan dan bersatu dengan seluruh alam, maka kalau sudah beroleh wasiat, hingga lenyaplah sifat2 Allah Ta’ala.

Inilah yang disebut dngan fana dan baqa,

  1. kudrat kita lenyapkan kepada kudrat Allah Ta’ala,
  2. iradat kita lenyapkan kepada iradat Allah Ta’ala,
  3. ilmu kita lenyapkan kepada ilmu Allah Ta’ala,
  4. hayat kta lenyapkan kepada hayatullah Zat,
  5. pendengaran kita lenyapkan kepada pendengaran Allah Ta’ala,
  6. penglihatan kita lenyapkan kepada penglihatan Allah Ta’ala,
  7. perkataan kta lenyapkan kepada perkataan Allah Ta’ala.

Maksud diatas tadi ialah :

  1. wala qadirun : tiada kuasa hanya Allah Ta’ala,
  2. wala muridun : tiada berkehendak hanya Allah Ta’ala,
  3. wala alimun : tiada tahu hanya Allah Ta’ala,
  4. wala hayyun : tiada hayat/hidup hanya Allah Ta’ala,
  5. wala basyirun : tiada melihat hanya Allah Ta’ala,
  6. wala sami’un : tiada mendengar hanya Allah Ta’ala,
  7. wala muttakalimun : tiada yang berkata-kata hanya Allah Ta’ala.

Jadi kalau sudah begini fana lah zat kita dan sifat kita zahir dan bathin,inilah dalilnya.

  1. MAUJUDUN WAHIDUN : Ujud yang empunya ujud Esa.
  2. WAJATUN WAMAUSUFUN : Zat dengan empunya zat adalah Esa jua.
  3. SIFATUN WAMAUSUFUN,Wahidun sifatun wahidun ; sifat dengan empunya sifat adalah Esa.
  4. ASMAUN WAMAUSFUN,Wa asmaun wahidun ; nama dengan yang empunya nama adalah Esa jua.
  5. AF’ALUN WAMAUSUFUN,af’alun wahidun ; af’al dengan yang empunya af’al Esa jua.

Jadi inilah yang disebt arti dan makna yang sebenarnya daripada fana dan baqa itu tadi.

Inilah arti fana dan baqa yang dituntut oleh seorang salik/penuntut/tholib/murid. Adapun alam insan itu terhimpun kepada diatas daripada segala alam,jika bukan karena insane, se-suatu pun tiada dijadikan/dijahirkan oleh Tuhan selamanya. Dalil menyatakan : Al insane sirri wa ana sirrohu, artinya insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya. Dan lagi : Al insanu sirri wa ana sirri,sifatun wasifatin lagoirih : artinya ; insan itu rahasiaku,rahasiaku itu sifatku,tiada lain daripadaku jua.

Maka dari itulah insan dilebihkan oleh Allah Ta’ala daripada malaikat ; pun demikian lah hendaknya itikad kita adanya. Yaitu : itiqad yang putus adanya,dan tiadanya,dan adanya.

Kalau anda sudah faham benar berarti putus itiqadnya, dan tiadanya dan adanya; maka barulah mendapat makan ARIFIN yang sebenarnya. Baiklah hamba uraikan secara ringakas tentang; ADANYA DAN TIADANYA.

MANUNGGAL DUA UNSUR KETIDAK ADAANYA : ADALAH KEADAANYA,DAN KEADAANYA ADALAH KETIADAANYA.

Sekarang baiklah kita buat contoh/missal :

Kalimah : LA ILAHA ILLALAH itu meliputi sangkalan dan pengakuan. Adalah keadaan/ adanya dan tiadanya keadaannya/tiadanya, artinya : hakikat dari Tuhan adalah tiadanya? Dalam ketidak adaannya/tiadanya : DIA mulai ADA. Yang terakhir lagi disebut : keadaan yang abadi.

Itulah makna atau arti dari : ADANYA DAN TIADANYA.

Sekarang kita teruskan sedikit lagi tentang ada dan tiada. Keadaan yang abadi dan ketidak adaanya keduanya sekalian bersamaan (sekaligus bersamaan). Adalah merupakan : Ujud dati Tuhan. Sangkalan mengandung pengakuan yang positif.

Jadi disini sangkalan dan pengakuan tidaklah terpisah dan tidaklah tersentuh, maksudnya ialah : bercerai tidak ,bersatu tidak : akan tetapi keduanya Nafi dan dibatasi oleh kalimah ILA dan tidak boleh masuk kedalam kalimah ILLALLAH.

Selanjutnya kita harus tahu keadaan harus memberi petunjuk yang terang tentang apa yang dianggap ada, seperti suatu petunjuk terhadap yang ditunjuk.

Jadi rumus ILLALLAH adalah yang dianggap sebagai ADA. Maka mutlak lah nama keadaan yang maha mulia dari Tuhan Allah Azzawalla, hanya untuk dialah rumus ILALLAH itu tepat. Jadi kesimpulannya adalah : SERBA ESA,SERBA SATU,DAN HITUNGAN SEGALA JIWA-PUN ADALAH SATU (DALAM RAHASIA TUHAN).

Disini tidak ada lagi dua faham dalam ujud,tidak ada lagi dua kata dalam perbuatan,tidak ada lagi dua unsur dalam asma dan tidak ada lagi dua jenis kehidupan. Dan tidak ada lagi dua rumus dalam Zat dan Sifat segalanya : QADIRUN BI ZATIHI, MURIDUN BI ZATIHI, ALIMUN BIZATIHI, HAYUN BIZATIHI,SAMIUN BIZATIHI, BASYIRUN BIZATIHI, DAN MUTTAKALIMUN BIZATIHI.

Jadi siapa sudah Faham,merekalah yang beroleh ilham.

Sekarang kita teruskan pla pembicaraan kita kepada tentang hakikat Muhammad secara ringkasnya.

Hakikat Muhammad itu ialah NUR MUHAMMAD.

NUR MUHAMMAD itu ialah HAKIKAT ALAM.

NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD disebut juga NUR AWAL, artinya asal segala kejadian dan akhir segala kenabian : ALHAK dan dia pada Nabi. Itulah sebabnya hakikat MUHAMMADitu disebut utusan, maka kalau hakikat Muhammad itu disebut utusan tuhan maka carilah dan galilah sedalam-dalamnya hakikat hidup kita ini,supaya bisa pulang kembali keasalnya,yaitu kembali kepada hidup yang sejati, yaitu hidupnya tuhan yang kekal dan abadi,dan asali dan tidak terkena rusak. Itulah yang disebut Zat yang maha besar HAK Tuhan Allah yang dikenal dengan sebutan : HAQQULLAH TA’ALA.

Itulah tempat kembali, tempat manusia Ma’rifat, sebagai kesempurnaan kita yang sejati dan abadi. HAQQULLAH itu adalah sebagai kenyataan kita yaitu, untuk alam akhirat nanti dan alam dunia ini.

LIQO-PERTEMUAN

Bertemunya makhluk manusia kepada Tuhan dan sampainya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah ia mencapai akan kebahagiaan dan kerajaan besar, bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur dari segala sesuatu selain Allah. Apabila tuhan membukakan bagimu jalan untuk ma’rifat atau mengenal kepadanya, maka janganlah engkau menghiraukan asal amalmu yang masih sedikit umpamanya.

Sebab tuhan tidak membukakan bagimu, melainkan Ia memperkenalkan DiriNya kepadamu. Tidaklah engkau ketahui bahwa ma’rifat itu adalah puncak keuntungan seorang hamba, maka tak usah kau hiraukan berapa banyak banyak amal kebaikanmu atau amal perbuatanmu, meskipun masih sedikit amalmu dengan anggota yang lahir, Ma’rifat itu suatu karunia pemberian Allah kepadamu, maka Ia sekali-kali tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya amal kebaikanmu.

Andaikata engkau tidak dapat sampai kepada Allah :  kecuali sesudah habis lenyap semua dosa dan kekotoran sirik,  niscaya engkau tak dapat sampai kepadanya. Untuk selamanya. Tetapi bila Allah menarik engkau kepadanya, maka Allah menutupi sifat2mu dengan sifatNya, dan kekuranganmu dangan kurniaNya. Hilangkan pandangan mahkluk kepadamu,karena puas dengan Penglihatan Allah kepadamu. Dan lupakan perhatian makhluk kepadamu,karena melihat bahwa Allah menghadap kepadamu.

Sebaik-baik saat dalam hidupmu : ialah saat ingat kepada tuhan,dan ptus hubungan dengan segala sesuatu yang lainnya.

Dan apabila pada saat itu tidak ada lagi pandangan yang lainnya dari Allah, maka pada saat itu murnilah pengertian tauhidmu kepada Allah.

Nikmat itu meskipun beraneka macam bentuknya : hanya disebabkan karena melihat dan dekatnya Allah. Demikianlah pula siksa itu walaupun ber macam-macam bentuknya itu hanya karena terhijab dari Allah. Demikanlah pandangan orang yang faham. Kesimpulannya adalah : siksa itu karena adanya hijab. Dan nikmat itu karena melihat kepada Zat yang wajibal ujud. Dan siapa fana dengan Allah: pastilah ia lupa segala sesuatu, dan siapa yang benar2 mengenal kepada Allah, Niscaya tiada risau dan sedih  lagin menghadap hidup ini. Lagi pula barang siapa telah sampai titik puncak, Wali Allah namanya, atau yang sering disebut : AL ALIMURROBANIYAH,( Alim yang sebenarnya).

Ma’rifat yang paling tinggi dan yang paling dianugrahi Allah Ta’ala dengan ilmu Terbayang.

Apakah ilmu terbayang itu?

Yang dimaksud ilmu ternyang itu ialah ; ILMU LADUNIYAH, yang tiada mudah hilang.

Sedang ilmu yang tampak ini mudah hilang dibawa angin lalu, jadi yang dinamakan ilmu yang tampak ialah ilmu hafalan dan darusan. Apabila lupa ia dengan ilmunya,niscaya terhenti bicaranya(lafalnya). Karena kalau diteruskan bisa membawa kehancuran dan kerusakan menyeluruh. Itulah dia ilmu yang tampak. Sedang ilmu terbayang tak pernah pudar untuk selama-lamanya. Ilmu yang tampak hanya dimilki orang alim fiqih, sedang ilmu terbayang dimilki oleh Ahlullah.

Jadi ilmu yang tampak kitu hanya bercahaya dalam alam dunia ini saja. Sedang ilmu yang terbayang,bercahaya-cahaya meliputi hati orang yang memiliki qalbun salim. Artinya ; hati yang latif yang bersifat ketuhanan(Lahud).

Itulah DIA yang disebut cahaya yang cerlang cemerlang yang tiada harapan tuhan bartajali kepadanya. Dia bukan Zat, bukan benda dan bukan materi : tetapi dia adalah ……………………………… yang paling sulit pada segalanya. Itulah DIA kaymiyakbathin, DIA diatas daripada ilmu yang ada dalam dunia ini.

Kalau masih terhenti kepada ilmu, belumlah ilmu. Ilmu yang sejati ialah : ALIMULGOIBI WASYSYA’ADAH. Ilmu yang seperti ini hanya dianugrahi kepada hambanya yang dikehendakinya.

Ilmu yang nyata boleh untuk semua orang, ilmu yang goib hanya untuk hambanya yang beroleh petunjuk dan anugrah istimewa daripada Allah Ta’ala, bukti nyata lihatlah kepada nabi-nabi. khususnya kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Kalam yang tertulis dalam Al qur’an datangnya dariman dan kembalinya atau simpunnya kemana?

Apakah setelah membekas pada kulit2 kayu, daun korma, dibatu dan dikayu2 : sudah hilangkah yang sejatinya?

Apakah Al qur’an itu hanya tertulis di lukh mahfut saja? Adakah lagi lainnya? Bagaimana riwayatnya dan apakah nama tempatnya?

Kitab yang diturunkan Allah kebumi ini ada 104 buah kitab, Adakah kitab yang tersmbunyi dibalik yg 104 itu? Tidak; Kitabullah yang sebenarnya itu apakah ia berhuruf, bersuara, dan merupakn kata-kata?

Manusia ini ini hanya diberikan sedikit saja percikan kalam Tuhan yang hakiki dan Azali. Jadi siapa yang berhajat kepada ilmu, ilmulah namanya, siapa yang berhajat kepada Allah,Allah namanya.

Dan barang siapa tiada berhajat kepada ilmu dan kepada Allah, ITULAH YANG SEBENARNYA ,yang sampai.

Inilah makam tuhan yang hakiki dan Azali. Dan inilah makam Ahlul akhirat namanya. Inilah makam nabi-nabi dan rasul-rasul Allah, inilah makam MAHMUDAN namanya: Makam yang terpuji dilangit dan dibumi, jadi siapa yang dikehendaki Allah,semuanya Jadi.

Tidak ada tertengah bagi Allah,hanya engkau sendiri kurang faham dengan Allah. Bila engkau faham dengan Allah, maka berarti engkau sefaham dengan Allah. Artinya : fahaman satu rahasia dengan faham Allah. Kemauanmu satu rahasia dengan kemauan Allah. Kebesaranmu satu rahasia dengan kebesaran Allah. Akhirnya Ujudmu dan hidupmu satu rahasia dengan Ujud Allah dan Hayatullah Zat. Dan satu rahasia dengan perikemanusiaan, dan dengan seluruh jagat raya ini. Dan se-gala2nya dalam hal apapun jua, tetapi tetap satu rahasia dengan kebesaran dan kemuliaan dan kekerasan, keelokan dan kesmpurnaan zat. TUHAN YANG MAHA AGUNG DAN YANG MAHA SEMPURNA.

PANDANGAN HIDUP MUSLIM

 

Marilah kita menjadi seorang sufi,menjadi seorang sifa. Karena kita adalah pengikut nabi yang telah disucikan dan dibersihkan atau mutafa. Marilah kita menjadi sufi,dalam menghadapi kehidupan sehari-hari,suci dalam perniagaan,sufi dalam pergaulan,sufi dalam hidup kasih saying,dan sufi dalam hubungan dengan Tuhan. Sufi sejati luas perasaannya,tinggi hikmahnya dan putus segala tali pengikat yang mengikat kebebasan jiwa,terikat oleh siapapun,dan oleh apa-apa saja,selain terikat oleh Allah.

Sufi yang sejati meleburkan dirinya kedalam masdar tempat asalnya,fana diri kedalam baqa. Dalam manusia biasa,maksudnya dalam pandangan manusia biasa, Tuhan adalah yang maha kuasa atas alam ini. Alam ini dibolak balikkan,ditelentangkan dan ditelungkupkan oleh satu zat yang maha kuasa : ALLAHU AKBAR. Dalam pandangan sufi memandang bahwa Tuhan itu adalah hakikat ujud dalam hidup ini atau hakikat kekuatan dalam hidup. Kekuatan dan tenaga itulah menjadi gerak gerik hati manusia bahwa gerak gerik alam alam maya pada ini. Sufi yang sejati ialah : yang selalu  ingat kepada Allah dalam setiap saat dan lidah tidak kering-kering menyebut Allah,dengan maksud nyawanya tidak putus mengingat Allah. Meskipun lidah jasmaninya berdiam diri saja. Sufi sejati telah putus segala-gala rantai yang beri batas dengan alam. Rohaninya terbang tinggi laksana burung yang terbang keangkasa luas menyusup awan hijau,ditinggalkannya sangkar,naik keatas puncak gunung,ditinggalkannya gunung naik keatas awan hijau,dia bertahta diatas awan hijau,dipandangnya sangat lemah sekali alam semesta ini,termasuk dirinya,kian lama kian terasa semakin lemah, AKUNYA : yang akhirnya leburlah AKU kedalam hakikat AKU yang sebenarnya. Itulah ufuk tinggi luar biasa,kadang-kadang ia berjumpa dengan orang-orang suci,atau aulia Allah,dan waliAllah,serta orang-orang ahli tasauf.inilah mi’rojnya yang pertama bagi seorang sufi. Jadi kalau aku masih merasa aku,maka belumlah aku sampai kepada inti cinta. Kalau AKUKU : Aku leburkan kedalam engkau,maka AKU adalah ENGKAU dalam segala hal.

Kini AKU tiada disana. Hanya engkau tinggal semata. Sekarang AKU tak dapat berkata-kata lagi. Bagaimana AKU menerangkan tentang DIA. Sedangkan AKU dengan AKU, dan AKU dengan dimana. Kalau AKU kembal, maka dengan AKU kembali itu terpisah. Kalau AKU lalai,dengan lalai itu, AKU diringankan. Apabila AKU berpadu kembali barulah jiwaku menjadi tentram dan damai/bahagia. Inilah pendirianku atau akidahku yang terakhir. Akhirnya : AKUKU LEBUR KEDALAM JIBU.

LAHURUFIN WALA SAUTIN,artinya : Tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata,zat dirinya.

Jadi kalau seorang penuntut telah sampai kepada JIBU / LA HURUFIN WALA SAUTIN : Maka pastilah ia faham akan apa-apa yang dibicarakan. Jadi siapa-siapa belum faham,berarti dia belum bisa menangkap segala pembicaraan yang amat halus ini dan sulit baginya untuk memahami. Demikianlah apa-apa yang dapat hamba sampaikan.

ALAM DAN TUHAN

Kehidupan dan alam penuhlah rahasia-rahasia. Rahasia-rahasia itu tertutup oleh dinding. Diantara dinding-dinding itu ialah hawa nafsu kita sendiri. Tetapi rahasia-rahasia itu mungkin terbuka atau tersimpan. Dan dinding-dinding / hijab itu mungkin tersimbah kita dapat melihat atau merasai berhubungan langsung dengan yang ter-rahasia,asal kita sudi menempuh jalannya. Jalannya ialah jalan yang dinamai tarikat. Dan jalan inilah yang menyampaikan kepada ilmu hakikat. Jadi kumpulan ilmu pengetahuan sariat,kesediannya menempuh jalan tarikat dan mencapainya akan hakikat,dan semuanya

Jadi ma’rifat itulah kumpulan ilmu pengetahuan,amal dan ibadah. Kumpulan daripada ilmu,dan filsfat agama. Kumpulan daripada pengamalan dan perasaan atau zauq. Dan kumpulan daripada mantik,keindahan dan cinta.

Jadi sariat itu artinya kenyataan,dan tarikat itu jalan. Sedang hakikat itu artinya : yang sebenarnya,yaitu : Itiqad yang sebenarnya,yang wajib dipercayakan dan takluk ia kepada perbuatan hati.

Hakikat itu ialah kebenaran sejati dan mutlak. Yang padanyalah ujung segala perjalanan bagaimanapun jauhnya. Akhirnya daripada segala langkah tujuan segala jalan. Dan untuknyalah sariat dan undang-undang,dan didalam perjalanan menuju hakikat itu,orang memulai dari dalam dirinya sendirinya. Untuk mengenal Tuhan kenallah diri ( diri sendiri ). Perjalanan itu dimulai dari dalam kita sendiri dari dalam terus kedalam,ahirnya serba alam dengan keindahannya dan dengan keganjulannya,hanyalah sebagai aksi pencari diri. Disini sering terjadilah cara yang didapat oleh ahli suluk atau ahli perjalanan / tharikat.

Setengahnya karena sakig asyiknya,maka dirasainya bahwa diri tiada lagi. Yang ada hanya yang ada atau: LAMUJUDA BIHAQQIN ILALLAH (hanya Tuhan yang ada sedang mahluk tiada ). Yang ada ialah yang AWAL,yang tidak ada permulaan dan yang akhir tidak ada penghabisan.

Adapun diri sendiri dalam alam seluruhnya tidaklah ada ; sebab awalnya ADAM,artinya tiada. Dan ahirnya fana dan lenyap : maka apabila jalan itu telah dijalani dengan segenap kesungguhan, ketaatan, dan setia memegang segala syarat dan rukunnya,akhirnya bertemulah kita dengan hakikat yang sebenarnya.

Mula-mula tercapailah kasyap,yaitu terbukalah rahasia yang senantiasa yang menyelubungi antara kita dengan DIA.

Maka dengan itu terbukalah hijab atau dinding yaitu : dinding-dinding tebal yang memisahkan kita dengan DIA, dan dinding-dinding itu ialah :Hawa nafsu kita sendiri atau yang disebut angkara murka,atau nafsu hewani atau nafsu syaiton. Maka dari itu gunanya kita TAJAHUT,artinya : melepaskan diri dari belenggu segala ikatan atas diri kita sendiri.

Dan apabila rohani kita telah mencapai kesempurnaan,maka otomatis takluklah jasmani kepada kehendak rohani. Pada waktu itu tidak ada miskin lagi,bahkan mautpun sebagai  sangkar kecil kepada kebebasan luas mencari kekasih. Dan mereka katakana,mati itu adalah alamat CINTA sejati dan mutlak. Disini timbullah dalam kata yaitu yang dikatakan hulul. Hulul yaitu : timbul kesatuan diantaraasyik dan ma’syuknya. Atau meninggalnya antara asyik ma’syuk atau yang mencintai dengan yang dicintai,sehingga AKU adalah DIA,dan DIA adalah AKU dan Analhak. Disini mulailah ada pertingkahan diantara ulama ahli lahir dengan ulama ahli bathin. Tentu saja ada yang menolak dan adapula yang membela. Kata yang membela,orang yang telah mabuk cinta dan rindu,yang diliputi oleh perasaan-perasaan lebih mendalam daripada orang yang hanya menggunakan akal semata dan mantik semata.

AHLI TASYAUF YANG SEJATI

Ahli tasyauf yang sejati ialah mereka yang benar-benar memegang agama yang tulen. Ahli sufi yang sejati ialah mereka yang jiwanya bebas tidak terikat oleh apa-apa atau siapapun,dan bebas menjalankan kebenaran dari ilahi robbi. Berani mengatakan itu benar dan ini salah. Ahli tasyauf adalah putus dengan mahluk dan erat hubungannya dengan Tuhan,pandangannya Allah semata. Ahli tasyauf tidak melihat kepada dirinya lagi,hanya Allah dalam pandangannya. Jadi siapa yang masih melihat kepada dirinya, niscaya tiada melihat akan Tuhannya. Seluruh pandangan ruhaniyah memandang satu dalam banyak. Dan yang banyak pada yang satu.

Tersimpun dalam satu kesatuan yang dalam istilah sufi disebut pabrik KUN dan yang diatur oleh seorang insinyur yang pintar ialah : ALLAH TA’ALA. Kalau pandangan kita sudah mantap separti itu,maka hilanglah rasa takut dan gentar,kecuali kepada Allah saja. Jadi pandangan seorang yang dibawah memang berbeda dengan yang diatas. Ujud selain daripada ujud Allah adalah ujud injaman karena semua itu Allah dan Allah itu semuanya,ia hanya pertanda dari yang sebenarnya ada. Yang ada adalah yang ada,yang ada ialah yang awal dan tidak ada permulaannya,yang ahir tidak ada penghabisannya.

SABDA RASULULLAH S.A.W.

Zabir berkata,katanya : RASULULLAH S.A.W. bersabda : Siapa dapat melakukan HUSUDHZAN artinya ; baik sangka kapada Allah Ta’ala,sehingga ia tiada mati kecuali tetap dalam husnudhzan terhadap Allah Ta’ala.

Maka haruslah kita berbuat husnudhzan terhdap Allah Ta’ala dan pada sesama kita umat MUHAMMAD.

Sesungguhnya kata NABI,sebaik-baik fi’il / kelakuan ibadah kepada Allah ialah : baik sangka kepada Allah. Baik sangka kepada Allah itu pertanda bahwa sudah bulat tawakkalnya kepada Allah,dan penyerahannya kepada Allah, orang itu jaminannya hanya Allah.

            LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI

            Artinya : TAK ADA DAYA UNTUK BERBUAT KEBAIKAN

                          DAN TAK ADA UPAYA UNTUK MENOLAK KEJAHATAN.

BUHARI MUSLIM BERKATA :

Tak ada dayaku untuk menolak suatu kemelaratan atau bahaya keburukan,dan tak ada upayaku untuk berbuat kemanfaatan,melainkan dengan Allah jua. Jadi tidak mudah bagi kaum sufi untuk mengatakan: La hawla wala quwwata illa billahi.

Disini hamba tekankan janganlah kamu berani mengatakan La hawla wala quwwata illa billahi,sebelum kamu memasuki alam tasyauf. Engkau katakan itu tetapi ujudmu masih ada,selama ujudmu masih ada, selama itu juga engkau dalam bergelimang dalam dosa durhaka kepadanya.

Selama ujud ADAM masih melekat dalam ingatanmu,selama itu pula engkau mempermainkan Tuhanmu. Ini namanya lain dimulut / dihati. Kalau engkau mengatakan : LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI.

SEBELUM ENGKAU MATI,MAKA CELAKALAH KEMATIAANMU. Hilangkanlah ke AKUAN mu,lenyapkanlah kesombonganmu,baharu sempurna amal ibadahmu kepada Allah.

BISMILLAHI AWWALLUH, WA AKHIRU, artinya : Awalnya Allah,ahirnya Allah.

Awalnya tidak ada permulaannya. Dan ahirnya tidak ada penghabisannya.

MALLAM YASY KURINNAS, LAM YASY KURILLAH. Artinya : Barang siapa tidak berterima kasih kepada sesamanya,maka samalah ia tidak berterima kasih kepada Allah.

Sebab NUR MUHAMMAD itu adalah hakikat alam. Dan Allah adalah hakikat alam atau hakikat ujud dalam hidup ini. Allah adalah hakikat kekuatan dalam hidup ini. Johir  Tuhan ada dimanusia, dan bathin manusia ada di Tuhan.

Kalau anda sudah mengerti,laksanakanlah.

Untuk memperkuat dalil ini,hamba bawakan sebuah hadist qudsyi yang berbunyi :

AL INSANU SIRRI,WA ANA SIRRUHU ( SIRROHU ).

Kata TUHAN : INSAN ITU RAHASIAKU, AKUPUN RAHASIANYA.

DAN LAGI : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI, SIFATIN WA SIFATUN LA GOIRIH.

ARTINYA : INSAN ITU RAHASIAKU DAN RAHASIA ITU SIFATKU, SIFATKU ITU TIADA LAIN DAIPADAKU.

Dalil ini dalil nyata,tak bisa lagi diragukan. Menurut riwayat :Banyak para pemuka-pemuka agama,ahli tasyauf dan lain-lainnya : mencari siapa DIA yang sebenarnya. Maka datang para nabi-nabi dan rasul-rasul menyampaikan langsung,melompat dari mulut / lidahnya perkataan :

            AMALLAH LA ILAHA ILLA ANA

Artinya AKU ALLAH, TIDAK ADA TUHAN, MELAINKAN AKU

Jadi menurut aqidah/pendirian hamba dalam soal ini ; hamba tidak taklid dengan siapapun,dan hamba nyatakan bahwa kalimah itu tadi adalah inti dari semua golongan tasyauf,golongan para wali-wali,para sahabat,aulia dan anbiya dan para nabi-nabi dan para rasul-rasul. Jadi kalau para nabi dan rasul demikian adanya,maka tiada lain andapun juga demikian hendaknya.

Banyak kaum sufi mati,karena mempertahankan pendiriannya.

Hamba sebagai penulis buku ini menyatakan : Apabila lain  dari yang di ucapkan RASULULLAH s.a.w. itu tadi,maka : BUKANLAH IA DARI GOLONGAN MUHAMMAD. DAN KELUAR DARI GOLONGAN MUHAMMAD. MAKA IA BUKAN TERMASUK KELURGA TUHAN.

Didalam Al-Qur’anul karim Tuhan mengatakan :

AKU akan memberikan SATU kata kepadamu. Tetapi engkau tidak sanggup.

Apakah yang dimaksud SATU kata itu ?

Inilah SATU  kata itu tadi : Siapa yang sanggup dialah keluarga Tuhan. Siapa tidak sanggup dialah keluarga syaiton.

Pilihlah antara dua : ingin jadi pahlawan Tuhan, atau jadi pahlawan syaiton.

Siapa menjadi kelurga Tuahan didunia ini,niscaya sampai ke-ahirat. Dan siapa menjadi keluarga syaiton didunia ini,niscaya sampai juga ke-ahirat.

 

SABDA RASULULLAH S.A.W.

SYARIAT ITU SEPERTI TANAH

THARIKAT ITU SEPERTI AIR

HAKIKAT ITU SEPERTI ANGIN

MA’RIFAT ITU SEPERTI API

TANAH ITU BADAB MUHAMMAD

AIR ITU NUR MUHAMMAD

ANGIN ITU NAFAS MUHAMMAD

API ITU PENGLIHATAN MUHAMMAD

ADAPUN MATI ORANG SYARIAT ITU HANCUR LULUH

ADAPUN MATI ORANG THARIKAT ITU KURUS KERING

ADAPUN MATI ORANG HAKIKAT ITU LAMAK GEMUK

ADAPUN MATI ORANG MA’RIFAT ITU HILANG LENYAP

SABDA NABI S.A.W. : SYARIAT ITU LIDAHKU

                                 THARIKAT ITU HATIKU

                                 HAKIKAT ITU KEDIAMANKU

                                 MA’RIFAT ITU ROHKU

PERNYATAANKU :

AKU HIDUP BUKAN KARENA NAFAS

BUKAN KARENA DENGAN NYAWA

BUKAN KARENA DENGAN ROH

BUKAN KARENA ITU DAN INI

TAPI AKU HIDUP SENDIRINYA SEBELUM ADA KEHIDUPAN DIDUNIA INI

AKU SUDAH ADA SEBELUMNYA ADA DUNIA YANG ADA INI

AKU ADALAH AKU DIDALAM AKU, BER-AKU AKU

BILA AKU BERNYATA, ITULAH AKU DALAM KEAADANKU

SEBAB KEADAANKU ITU ADALAH KEADAANKU JUA

TENTANG FANA UL FANA

 

  1. Fana zahir yaitu : merasakan tajali atau memantul keagungan Tuhan pada tindak tanduk seseorang,sehingga segala keinginan,kehendaknya,ikhtiarnya sudah terlepas dari dirinya. Karena itu kadang-kadang orang itu sampai-sampai beberapa lama tidak tahu makan dan minum dan sebagainya,semuanya terserah kepada Allah.
  2. Fana bathin yaitu : hatinya saja yang fana dan lahirnya tidak,lahirnya seperti biasa. Hatinya terbuka pada melihat sifat-sifat Tuhan,dan keagungan serta gerakan-gerakan Tuhan,hilanglah segala was-was dan keragu-raguan dalam hatinya dan penuhlah hatinya dengan keyakinan terhadap Allah s.w.t. Tidak ada dalam hatinya timbul perasan takut dan gentar,kasih dan sayang, suka dan duka,kecuali kepada Allah.

Fana yang demikian itu yang membawa ke maqam baqabillah,serta melewati fana yang pertama. Biasanya lebih dahulu dimulai dengan pengakuan seluruh wujud. Sedang hatinya atau rohnya selalu melihat gerakan Allah,baik dalam ibadah seperti : dalam sembahyang. Dan dalam segala apa yang dilihat dan didengar dan lain-lain sebagainya.

Maqam baqabillah inilah yang senantiasa ada pada para nabi dan rasul-rasul,dan aulia dan anbiya Allah Ta’ala yang bereda dibawah qidamnya nabi Muhammad s.a.w.

Maqam baqabillah ini kebanyakan adalah maqam mereka yang mahzub,dimana setelah mereka berada dipuncak tauhid,lalu mereka turun kepada sifat,dan sama,terus kepada af’al,sehingga kelihatan pada lahirnya mereka seperti orang biasa saja,memandang akuan ini,dan berbuat seperti ahli syariat umumnya. Tetapi hati mereka tidak pernah lupa kepada Allah dan selalu berpegang kepadanya. Ada perbedaan sedikit bagi orang yang berada dimaqam fana,mereka adalah orang yang salik. Dimana pandangan mereka dimulai dari bawah dan terus naik atau tarakki. Yakni dimulai memandang akuan,naik kepada af’al,sama,terus kepada sifat,dan ahirnya kepda zat. Dan karena tajamnya dan asyiknya musahadah,mungkin terjadi perasaan fana,yang kita maksudkan dengan fana zahir yang tersebut diatas.

Demikianlah perjalanan fana dan baqa bagi seorang aribillah atau wali Allah Ta’ala. Jadi disini hamba katakan bahwa,kalau dimaqam fana belum faham betul atau belum mengerti,maka tidak ada harapan untuk mencapai maqam baqa. Maka daripada itu pandanglah sedalam-dalamnya tentang maqam fana, kalau sudah hasil makam fana,maka tercapailah maqam baqa.Demikianlah tentang maqam fana dan maqam baqa.

SOAL SOAL IKHLAS

Tidak dapat dikatan kecil perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas ( sepiring pamrih ).

Tidak dapat dikatakan benar awal-awal yang dilakukan dengan tidak ikhlas,karena belum ma’rifat.

Orang yang menjalankan fana dan baqa baru syah disebut husyu dan ikhlas.

Firman Allah Ta’ala dalam Al qur’anul karim : yang artinya demikian : Sesungguhnya Allah hanya menerima amal perbuatan yang sudah kembali. Yaitu amal yang dilakukan dengan ikhlas,dan tepat sasarannya menurut ajaran Tuhannya.

ABDULLAH IBNU MA’SUD r.a berkata : Dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang berilmu,dan mengerti /ikhlas,adalah lebih baik daripada amal ibadah yang dilakukan oleh orang yang tidak mengerti, sepanjang umurnya atau selama hidupnya ( tidak diterima amal ibadahnya ).

Sekarang baiklah kita berkisar pada ilmu-ilmu. Ilmu itu ada tiga unsur atau tiga martabat :

  1. Ilmuyakin ialah : keyakinan yang didapat dari pengertian teori belajar atau berguru.
  2. Ainalyakin ialah : keyakinan yang didapat dari fakta keyakinan yang lahir,setelah terungkap atau terbuka.
  3. Hakkulyakin ialah : keyakinan yang benar-benar langsung dari Tuhan dan tidak dapat diragukan lagi kebenarannya,yaitu ; keyakinan-keyakinan yang mutlak.Demikianlah adanya.

 

ZIKKRULLAH

Apakah yang disebut dengan ZIKKRULLAH itu ?

Menurut pengertian umum memuji dan menuju dengan hati yang tulus ikhlas. Tetapi tulus dan ikhlasnya itu berbeda dengan orang yang mengerti/ yang faham.Orang yang faham ialah,seperti dalil berbunyi :

 LA YA’ZIKKRULLAH ILLALLAH,artinya : tida menyebut Allah hanya Allah.

Adapun yang mengatakan LA ILAHA ILLALLAH itu ialah : RAHASIA ALLAH ZAHIR DAN BATHIN,ATAU BATHIN DAN ZAHIR. Kesimpulannya ialah : tidak lagi kita ini yang mengatakan kalimat itu,melainkan

SIRULLAH jua adanya. Dengan demikian leburlah tubuh itu dan hati itu kepada Roh,dan Roh itu hancur pula menjadi NUR,dan NUR itu lenyap pula kepada RAHASIA ALLAH TA’ALA. Jadi yang berzikir itu adalah RAHASIA ALLAH jua.

Disini letaknya nialai,dan nilai itu terletak dalam diri pribadi masing-masing. Inilah yang disebut ISI daripada ZIKKRULLAH itu. Berzikirlah dengan Zikkrullah,dan ingatlah dengan ingatnya Allah dan pandanglah dengan pandangannya Allah.Dan berbuatlah dengan perbuatan Allah,dan tinggalkanlah apa-apa yang ditinggalkan oleh Allah.

Kerjakanlah apa yang dikerjakan Allah,dan tinggalkanlah apa yang ditolak Allah.

INILAH KATA-KATA PAHIT TAPI MANIS.

BEBERAPA KESIMPULAN

 

TIADA MENGENAL ALLAH,HANYA ALLAH

TIADA MELIHAT ALLAH,HANYA ALLAH

TIADA MENYEMBAH ALLAH,HANYA ALLAH

TIADA MENYEBUT ALLAH,HANYA ALLAH

TIADA YANG MAUJUD,HANYA ALLAH

TIADA UJUD BAGIKU,HANYA UJUD ALLAH

TIDAK ADA DALAM DIRI,MELAINKAN ALLAH

TIADA UJUD BAGI KITA,HANYA UJUD ALLAH

TIADA HIDUP KITA,HANYA HAYATULLAH ZAT

TIADA PERBUATAN KITA,HANYA FI’IL ALLAH

TIADA NAMA BAGI KITA,HANYA ASMA ALLAH

TIADA PANDANGAN KITA,HANYA PANDANGAN ALLAH

                                                TIADA PENGLIHATAN BAGI KITA,HANYA PENGLIHATAN ALLAH

                                                TIADA PENGUCAP BAGI KITA,HANYA UCAPAN ALLAH

                                                TIADA PENCIUMAN BAGI KITA,HANYA PENCIUMAN ALLAH

                                                TIADA RASA BAGI KITA,HANYA RAHASIA ALLAH

                                                TIADA KUASA BAGI KITA,HANYA KUDRAT ALLAH

                                                TIADA HIDUP BAGI KITA,HANYA KEHIDUPAN ALLAH

                                                TIADA BERKEHENDAK KITA,HANYA IRADAT ALLAH

                                                TIADA TAHU KITA,HANYA ILMU ALLAH

                                                TIADA MENDENGAR KITA,HANYA ALLAH

                                                TIADA MELIHAT KITA,HANYA ALLAH

                                                TIADA BERKATA-KATA KITA,HANYA RAHASIA ALLAH

                                                TIADA UJUD BAGI KITA,HANYA UJUD ALLAH

                                                TIADA LAGI KITA KITA INI,HANYA DALAM RAHASIA ALLAH

DEMIKIANLAH BEBERAPA RAHASIA DALAM MA’RIFAT

KHALIK DAN MAHLUK

BEBERAPA KESIMPULAN :

Asal kata mahluk diambil dari kata-kata halq.

Dan kata-kata halq itu diambil dari kata khalik.

Dan kata-kata khalik itu adalah khalik.

Jadi asal dari khalik kembali lagi kepada khalik.

INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN.

DATANG DARI ALLAH KEMBALI KEPADA ALLAH.

Awalnya Allah,dan ahirnya Allah.

Awalnya Tuhan,dan ahirnya Tuhan.

Awalnya tidak ada permulaannya,dan ahirnyapun tidak ada penghabisannya.

Kalau ma’rifat kita sudah ta’zmullah,yaitu : tilik seorang arif itu akan kebesaran dan kemuliaan,keagungan sesuatu itu melainkan itu semata-mata kebesaran,kemuliaan,dan keagungan Tuhan Allah aza wazallah jua adanya.

Maka intisari daripada itu adalah :  Segala mahluk itu adalah khalik,dan khalik itu sebaliknya.

Dalilnya : SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH dan SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH,ahirnya SYUHUDUL WAHDAH FIL WAHDAH. Demikianlah pandangan seorang arifibillah.

Jadi kesimpulannya adalah : SEMUA ITU ALLAH,dan ALLAH ITU SEMUANYA. Inilah yang disebut WAHDAH AL UJUD : atau kesatuan UJUD. Demikianlah yang dapat hamba menyimpulkan bahwa :

ALLAH ADALAH HAKIKAT ALAM.

 

RUKUN – AGAMA – ADA – EMPAT – PASAL

Agama islam adalah agama yang murni.Kemurniaan agama itu dibarengi oleh 4 rukun.

Pertama : SARIAT, Kedua : THARIKAT, Ketiga : HAKIKAT, Keempat : ialah MA’RIFAT. Tanpa yang empat macam ini bukan dinamakan agama.Pokok yang empat ini ialah : MA’RIFAT.

Dan MA’RIFAT ialah : kumpulan daripada syariat,tharikat,hakikat.Itulah yang disebut MA’RIFAT.

Syariat artinya : kenyataan

Tharikat artinya : jalan yang menuju/menyempurnakan syariat

Hakikat artinya : kebenaran yang sejati dan mutlak

Jadi kumpulan ilmu pengetahuan tentang syariat dan kesediaannya dengan tharikat,ahirnya akan bertemu dengan hakikat. Itulah yang disebut ma’rifat.

Maka nyatalah kepada kita bahwa ma’rifat itu adalah gabungan dari ilmu fiqih,usulludin dan ilmu tasauf. Kumpulan dari mantik,keindahan dan cinta. Dengan demikian hanya empat pasal inilah yang menyempurnakan agama Allah didalam dunia ini. Jadi tanpa yang empat ini,semua amal ibadah,baik lahir maupun bathin akan membaa masuk neraka. Sebab dalam amal ibadah pasti ada syariatnya, tharikatnya,hakikatnya dan ma’rifatnya.

Seperti dalam rukun islam ada lima perkara :

  1. Dua kalimat syahadat
  2. Mengerjakan sholat
  3. Puasa pada bulan ramadhan
  4. Mengeluarkan zakat fitrah
  5. Naik haji kalau mampu

Jadi susunannya sebagai berikut dibawah ini :

  1. Syariat syahadat
  2. Tharikat syahadat
  3. Hakikat syahadat
  4. Ma’rifat syahadat

Inilah susunan syahadat yang sebenarnya. Dan rukun islam yang kedua ialah :

  1. Syariat sholat
  2. Tharikat sholat
  3. Hakikat sholat
  4. Ma’rifat sholat

Inilah susunan rukun islam yang ketiga ialah :

  1. Syariat puasa
  2. Tharikat puasa
  3. Hakikat puasa
  4. Ma’rifat puasa

Inilah susunan rukun islam yang keempat ialah :

  1. Syariat zakat
  2. Tharikat zakat
  3. Hakikat zakat
  4. Ma’rifat zakat

Inilah susunan rukun islam yang kelima ialah :

  1. Syariat haji
  2. Tharikat haji
  3. Hakikat haji
  4. Ma’rifat haji

Baiklah kita uraikan satu persatunya ;

Pertama Syahadat.

Syariat syahadat itu ialah : mengucap dengan lidah.

Tharikat syahadat itu ialah : pada sholat sejatinya,sedang melakukan tajli kepada Tuhan.

Hakikat syahadat itu ialah : hidup/hayat yang sesungguhnya.

Ma’rifat syahadat itu ialah : agar supaya merasa dan melingkupi yang mencorong itu dengan zat dan                                                       sifat Allah.

Kedua Sholat.

Syariat sholat ialah : saat-saat berdiri,ruku,sujud,dan lain-lain.

Tharikat sholat ialah : tetap saja dalam kita sedang sholat sejatinya ialah tajli mutlak.

Hakikat sholat ialah : telah jelas adanya,alif,lam awal,lam ahir,ha.Katakanlah Allah tak salah lagi.

Ma’rifat sholat ialah : harus sampai bertemu dengan Nur Muhammad itu.

Inilah sholat sejatinya,sebelum kita ini tahu dia sudah ada.

Ketiga Puasa.

Syariat puasa ialah : kita sudah maklum adanya.

Tharikat puasa ialah : menyatu dengan tajli.

Hakikat puasa ialah : puasa yang bergelimang dengan nafsu angkara murka,dan supaya kita berdiri

                                 dengan nafsu zat hak ta’ala. ( nafsu yang diridhoi ).

Ma;rifat puasa ialah : harus bertemu dngan bulan purnama sidi. Yaitu terang benderangnya,Tuhan telah

                                  Bertazalli kepadanya.

Keempat Zakat.

Syariat zakat ialah : kita sudah maklum adanya.

Tharikat zakat ialah : harus berdirinya/fananya mahluk dari ingatannya,dan harus tajli mutlak.

Hakikat zakat ialah : jangan sampai kita lupa atau salah dalam akidah.

Ma’rifat zakat ialah : harus bisa atau harus sanggup merasakan hilangnya ujud seluruhnya lahir dan

                                 Bathin dan menunggal dengan Tuhan ( dalam rahasia ).

Kelima Haji.

Syariat haji ialah : kita sudah maklum adanya.

Tharikat haji ialah : sedang kita sholat atau waktu kita ada dibaitullah ( rumah Tuhan ).

Hakikat haji ialah : meleburkan dosa dengan jalan ma’rifat,mengenal Tuhan Allah.

Ma’rifat haji ialah : rohani dan jasmani telah menyatu dalam kesatuan yang utuh/mutlak.

Demikianlah yang dapat hamba sampaikan. Jadi rukun islam itu tadi tiap-tiap satu rukun mempunyai empat pasal. Maka klau demikian,lima rukun itu menjadi lima kali empat adalah duapuluh pasal. Inilah siempunya sifat dua puluh itu. Sebab dua puluh itu pasal ini menghimpunkan segala sifat-sifat Allah didalam alam ini. Dan manakah sifat istimewah bagi Tuhan ?

Segala-galanya harus bagi Tuhan,tidak ada yang tertegah bagi Tuhan/tidak ada dinding-dindingnya lagi. Hanya nafsumu sendiri yang tertegah,karena masih terdinding. Bagi Tuhan tidak ada lagi wajib,yang ajib hanya bagimu dan bagi orang yang belum faham dan belum mengerti. Jadi siapa yang faham,itulah yang beroleh petunjuk dari Tuhan Allah. Kesimpulan rukun agama itu tadi ialah ESA SEGALANYA dan tidak ada lagi DUANYA.

RUKUN – IMAN

 

Perihal rukun iman itu ialah :

  1. AMANTUBILLAH
  2. WAL MALAIKATIHI
  3. WA KUTUBIHI
  4. WA RASULIHI
  5. WAL YAUMIL ACHIRI
  6. WA QADRI ACHIRI, WAARIHI MINALLAHI TA’ALA

Artinya ialah :

Aku percaya adanya Tuhan Allah Ta’ala  s.w.t.

Apakah cukup dngan keyakinan begitu saja ?

Apakah adanya yang ada itu berada di arsyi atau dilangit sebelah,ataukah berada dalam sorga ?

Kepercayaan yang seperti itu adalah kepercayaan orang taklid buta. Karena orang kebanyakan mereka raba sendiri-sendiri. Sedang dalil ada mengatakan :

                    WANNAHU AKROBU ILAIHI MINHABLIL WARID.

Artinya : dekat urat lehermu dengan daging.Maka dekat lagi Tuhan itu.

Jadi makna rukun iman yang pertama tadi harus begini dan tidak bisa dicari dengan dalil yang lain.

Jadi AMANTUBILLAH ini harus diartikan dengan : Sesungguhnya percaya bahwa kehidupan sendiri,kehidupan wujud ini,selama hidup ini adalah tanda adanya Tuhan Allah s.w.t.

Jadi jelasnya kepada kita bahwa dunia ini pasti didalam ruang  lingkup hidupnya Tuhan. Sedangkan sifat hidup ini adalah zat Tuhan Allah.

  1. AMANTUBILLAH,artinya : aku percaya adanya Tuhan.
  2. WAL MALAIKATIHI,artinya : percaya kepada malaikatnya.
  3. WA KUTUBIHI,artinya : percaya kepada kitab-kitabnya.
  4. WA RASULIHI,artinya : percaya kepada rasul-rasulnya.
  5. WAL YAUMIL ACHIRI,artinya : percaya kepada hari ahir.
  6. WAL QADRI AHIRI,artinya : percaya kepada untung baik dan untung jahat daripada Allah Ta’ala.

Sekarang baiklah kita uraikan satu persatunya :

AMANTUBILLAHI,artinya : Percaya kepada adanya Tuhan.

Belumlah benar kalau belum dihalalkan,artinya kalau belum kembali kapada roh lagi dan perasaan.Dalil sudah jelas mengatakan bahwa Tuhan lebih dekat kepadamu,daripada urat lehermu sendiri. Jadi kita tak usah repot menari Tuhan. Tuhan ada pada kamu dimana saja kamu berada. Kesimpulannya ialah : pandangan dan tatapanmu itulah tanda adanya Tuhan/yang ada. LAMAUJUDA BI HAQQIN ILALLAH.  Artinya,tidak ada yang maujud didalam alam ini,kecuali Allah Ta’ala.

 

WAL MALAIKATIHI,artinya : Percaya kepada malaikat-Nya.

Pertama kita yakin bahwa malaikat itu ada.

Cobalah tekadkan dan telanjangi sekujur badan kita,agar  supaya cepat beriman kepada Tuhan Allah s.w.t. Supaya jadi iman kepada Tuhan yang maha Agung/maha kuasa. Tatkala sedang menghadapi sakaratul maut nanti.

Dalil apakah yang bisa menolong untuk nmenyempurnakan nyawa ?

Bukankah kita sudah tahu bahwa malaikat itu utusan Allah. Jelaslah sudah dengan usiknya utusan,tentu hiduplah yang memerintahkan,biarpun sehelai bulu usiknya,begitu pula bertambah panjangnya bulu itu, juga semua itu malaikat. Malaikat itu bukan jirim bukan jisim. Tentunya terasa oleh kita bahwa sedang tidur itupun,juga bulu memanjang akan tetap berlaku.Nah begitulah kenyataannya malaikat pada diri kita ini,tidak akan hilanhg dengan badan kita ini.Siang dan malam terus bekerja tiada hentinya. Jadi usiknya dalam melihat,mendengar,mencium,dn dalam bicara.Mandornya ialah, JIBRIL,MIKAIL,ISROFIL, DAN IZROIL.

WA KUTUBIHI,artinya : Percaya kepada kitab kitab-Nya.

Jadi yang benar-benar percaya kepada kitabnya itu seperti Al-qur’an,harus dirangkap dengan wujud kita ini.Jdi begini,kalau kita belum mengetahuinya,kita harus percaya kepadaa takdir yang sudah tertulis kepada diri kita sendiri.Kita harus yakin dngan adanya takdir Tuhan itu.Tulisn wujud kita ini yang sesungguhnya,kalau kita sudah ainal yakin dan hakkul yakin,kita bisa sabar dalam menghadapi apapun juga. Karena pohon ilmu itu adalah sabar dan ridho.Tentunya sudah tertulis dilikhmakhfudh. Jadi iman kepada kitab-kitabnya itu umum.Persoalan diluar alkitab,manusia tidak ada yang tahu,terkeuali Allah. Memang ada persoalan diluar kitab,tetapi amat sulit mencapainya.Itulah yang disebut MAKHSYAF,yang tiada huruf,tiada suara,dan tiada kata-kata.Ini adalah RAHASIA yang amat dalam dan amat dahsyat,dan tidak seorangpun yang mendapatkannya,keuali Tuhan sendiri. Kehendak Tuhan idak ada yang menghalanginya. Dia sanggup merubah yang tak dapat dirubah oleh mahluk. Sedang perubahan yang ada padaa mahluk ini adalah perubahan pada sangkamu saja. Tuhan kuasa menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup. Fahamkanlah wahai sekalian tholib.

WA RASULIHI,artinya : Percaya kepada rasul-rasulnya.

Memang kita percaya kepada nabi-nabi dan rasul-rasul,itupun tak ada salahnya,memang dlam bentuk nyaa,memang demikian.Tetapi karena sudah pada wafat semua,sudah lestari,maka tinggal percaya itu berbalik kepada wujud.Yaitu,kepada hakikat badan yang jadi utusan hidup kita pribadi,beginilah tekad kita sesungguhnya percaya kapada rasa wjud kita.Seperti,melihat,mendengar,mengucap dan mencium. Coba saja kita rasakan,bagaimana kita tidak peraya kepada ujud kita kita ini ?

Kalau kita menciipi garam,sudah tentu kita merasa asin,tidak mungkin yang lainnya.Demikian pula dengan yang lainnya,seperti : pendengaran,tidak mungkin salah lagi.Juga seperti panglihatan,penium dan pengucap.Semuanya dapat kita fahami dengan perasaan kita.

Disinilah orang banyak tidak faham arti rasul yang sesungguhnya.Padahal rasul atau utusan itu ada pada kita jua.Makanya kita kalau mengatakan dua kalimat syahadat itu,harus tahu rahasianya. Kalau Tuhan mengatakan Aku naik saksi,tiada Tuhan melainkan Aku,dan Muhammad itu utusanKu.Maka kitapun demikian pula adanya,kalau lain daripada itu,maka tersalahlah ma’rifat kita.Orang kebanyakan salah memahami tentang arti rasul yang sebenarnya,mereka mengira rasul itu hanya ada pada nabi-nabi, seperti nabi Muhammad. Jadi yang dimaksud dalam pengertian Muhammad itu utusanku,yaitu Muhammad dalam arti rahasia ma’rifat.Karena setiap insan kamil itu mempunyai utusan(rasul) pribadi. Disinilah letaknya nilai dan barang yang bernilai itu letaknya dalam pribadi masing-masing.

Inilah arti percaya kepada rasul-rasul yang hak.

WAL YAUMIL ACHIRI,artinya : Percaya kepada hari akhir yaitu hari kiamat ( pembalasan ).

Kiamat besar hanya kita yakini dan kiamat kecil dapat kita rasakan masing-masing.

Pertama kiamat diri,yaitu hancur leburnya kedalam Nur Muhammad,dan hingga sirna dan tuntas sampai tiada merasa lagi memiliki wujud lahir dan bathin.Dan akhirnya menunggal dengan kemaha agungan Tuhan ( menunggal dalam rahasia ).

Dan kiamat diri yang kedua ialah : dikala sakaratul maut telah tiba.Inilah yang disebut kiamat sugro,sedangkan kiamat kubro adalah kiamat yang sebenarnya.

Inilah pengertian walyaumil akhiri itu tadi. Yang terakhir sekali ialah :

WAQODRI AKHIRI, artinya : percaya kepada untung baik dan untung jahat datang daripada Allah jua. Maksunya segala perbuatan yang berlaku didalam ala mini adalah perbuatan Allah  Ta’ala. Allah yang menjadikan kamu dan barang perbuatan kamu. Dan yakinlah kita bahwa kita ini tidak mempunyai daya dan upaya, kecuali dengan kudrat dan iradat Allah Ta’ala jua adanya. Maka dengan adanya rukun iman ini yang ke-enam ini, tentunya kita menjadi sadar akan diri kita ini. Kesadaran itu timbul karena ma’rifat dan ma’rifat itu timbul karena terbuka hijab (dinding).

Orang Ahli hakekat yang telah lupa kepada makhluk, karena langsung melihat Allah raja yang Hak. Mereka lupa dengan sebab musabab, karena teringat kepada yang menentukan dan yang menjadikannya. Orang ini sebagai hamba yang menghadapi hakikat yang nyata baginya terang cahayanya dan sedang berjalan pada jalannya.

Telah sampai pada puncaknya, hanya ia sedang tenggelam dalam alam cahaya : sehingga tidak kelihatan bekas-bekas mahluknya lagi. Dan lebih banyak lupanya terhadap alam, daripada ingatnya kepada makhluk. Dan bertemunya daripada renggangnya, dan lenyapnya atau leburlah dirinya dari tetapnya perasaannya, dan lupanya terhadap mahkluk daripada ingatnya pada mereka.

Demikianlah seorang ahli hakikat : yang telah fana zahirnya dan fana bathinnya kepada yang Hak. Dan siapa yang telah fana dengan Allah maka pasti ia lupa atau goib dari segala sesuatu. Orang ini pandangannya Allah semata. Siapa dalam tauhidnya itu seolah-olah  sebagai hasil kepintarannya sendiri,maka tauhidnya itu tidak dapat menyelamatkan dirinya dari Api neraka.

BERTEMUNYA MANUSIA KEPADA TUHAN

Bertemunya manusia kepada Tuhan dan sampainya kepadanya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah dia mencapai kebahagiaan dan kerajaan besar ; bahwa dengan itulah dia akan lupa dan terhibur dari sesuatu selain Allah Ta’ala. Hilangkan pandangan makhluk kepadamu, karena pua dengan englihatan Allah kepadamu. Dan lupakan perhatian/menghadapnya mahluk kepadamu.

Nikmat itu meskipun beraneka ragam bentuknya ; hanya disebabkan karena melihat Allah dan dekatnya kepada Allah. Demikian pula siksa itu walau bagaimana pun aneka ragamnya,karena terhijab, dan sempurna nikmat itu, karena melihat kepada ZAT Tuhan yang maha mulia.

Maha suci Allah yang sengaja tidak member tanda kepada walinya kecuali sekedar untuk mengenal kepadaNya.

Sebagaimana tidak menyampaikan dengan mereka, kecuali kepada orang yang hendak disampaikannya untuk mengenal Allah ; itulah HIKMAH YANG MAHA TINGGI.

Selesai.

—ooOoo—

BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM

Adapun yang dinamakan         : PAHAM AL-FATIHAH, itu sebagai berikut

ALHAMDULILLAH               : Artinya, Ya Muhammad, sembahyangmu itu aku jua memuji diriku.

RABBIL – ALAMIN               : Artinya, Ya Muhammad, aku tahu lahir bathinmu.

ARRACHMANIRRACHIM                 : Artinya, Ya Muhammad, yang membaca fatihah itu,aku jua memuji diriku.

  MALIKIYYAUMIDDIN                    : Artinya, Ya Muhammad, engkau jua ganti pekerjaanku,karena engkau  tiada lain Aku.

IYAKANA’BUDU WAIYYA –           : Artinya, Ya Muhammad, tiada yang sembahyang hanya aku dan yang  ghaib Aku jua kerja sendirian.

KANASTAIN

IHDINASSYIROTOL –                         : Artinya, Ya Muhammad, tiada yang mengetahui akan daku,hanya

MUSTAQIM                                       engkau jua.

SYIROTOLLAZINA AN’AMTA         : Artinya, Ya Muhammad, sesungguhnya karenamu sekalian yang ada.

ALAIHIM

GHOIRILMAGDHUBI’ALAIHIM     : Artinya, Ya Muhammad, tiada aku marah Aku kasih padamu dan

                                                  Sekalian umatmu. Aku mengatakan Rahasiaku padamu, dan engkau

                                                  Katakan rahasiamu pada sekalian umatmu.

WALADHOLLIN                    : Artinya, Ya Muhammad, jika tiada engkau kekasihku, maka tiada

                                                   RahasiaKU sekaliannya padamu.

AMIN                                      : Artinya, Ya Muhammad, engkau ganti Rahasiaku, Allah nama bagi zat

                                                   Tuhan yang qadim

—ooOoo–

BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM

 

ADAPUN YANG DINAMAKAN ‘DINDING ASAL DIRI’ ITU ADALAH SEPERTI DISEBUT DIBAWAH INI :

AKU ALIF ALLAH.MASUKKU KEPADA LAM DJALALLAH. LENYAPKU DI GHOIRULLAH. HILANGKU KEPADA LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH.

———

PERPINDAHAN KEDUDUKAN NYAWA DITIAP-TIAP WAKTU

 

SUBUH berada di SULBI Nabinya ADAM Warnanya PUTIH.

ZOHOR berada di PUSAT Nabinya IBRAHIM warnanya KUNING.

ASHAR berada di JANTUNG Nabinya YUSUF warna MERAH.

MAGRIB berada di DADA Nabinya ISA warnanya BIRU.

ISYA berada di OTAK Nabinya MUSA Warnanya HITAM.

UNTUK DIBACA SEBELUM TAKBIRATUL IHRAM SEBELUM MEMBACA DOA PERTAMA

BAITULLAH,HU ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHASIA ALLAH.

Caranya kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, Yaitu kita tarik napas dengan HU, hakikat kita AKU masuk kedalam.

— Tatkala kita mengangkat TAKBIR ingat ZAT – ALIF

— Tatkala kita RUKU ingat SIFAT – SIFAT

— Tatkala kita I’TIDAL ingat akan ASMA – LAM

— Tatkala kita SUJUD ingat akan AF’AL – HA

Yaitu sampai salam jangan lupa ;

ZAT – ALIF     SIFAT – LAM  ASMA – LAM AF’AL – HA

      LA                  ILAHA                     ILLA                 ALLAH

  1. Adapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahasia kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYA kepada kita.
  2. Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYANYA kepada kita.
  3. Adapun LAM ACHIR itu ibarat ASMA ALLAH, menjadi ILMU kepada MUHAMMAD, menjadi IMAN kepada kita.
  4. Adapun HA itu ibarat AF’AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada MUHAMMAD, menjadi HATI kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH.

Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan Akhirat.

ZAT – MA’RIFAT                   SIFAT – HAKIKAT     ASMA – THARIKAT  AF’AL – SYARIAT

Adapun ZATnya               Adapun SIFATnya Adapun ASMAnya      Adapun AF’ALnya

Nyata kepada                   nyata kepada                       nyata kepada               nyata kepada

MA’RIFAT.                 HAKIKAT.                  THARIKAT.                SYARIAT.

— Adapun SYARIAT nyata kepada kelakuan TUBUH INSAN.

— Adapun THARIKAT nyata kepada kelakuan HATI INSAN.

— Adapun HAKIKAT nyata kepada kelakuan NYAWA INSAN.

— Adapun MA’RIFAAT nyata kepada kelakuan FUAD INSAN.

Inilah rupa yang 4 perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah ini.

ZAT                 SIFAT              ASMA             AF’AL

MA’RIFAT      HAKIKAT       THARIKAT     SYARIAT

RAHASIA       NYAWA                      HATI               TUBUH

   MIM                  HA                MIM                DAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

 

Adapun asal tubuh ( lembaga ) terdiri dari 4 ( empat ) nasar ialah :

1). TANAH      2). AIR                    3). ANGIN                   4). API

Kesemuanya ini daripada NUR MUHAMMAD ( Muhammad Al – qur’an ).

Adapun asal kejadian diri terdiri dari 3 perkara  ialah :

  1. BAPAK IBU                          3. TUHAN
  • Urat besar    – Rambut                      – Penglihat
  • Urat kecil    – Kulit                                      – Pendengar
  • Tulang    – Daging                       – Pengrasa
  • Otak                            – Darah                        – Pencium

                                                                                       -Nyawa

Ketiga perkara ini jumlahnya 13 ( tigabelas ) dan ini terhimpun dalam rukun 13 ( tigabelas – Rukun Sembahyang ( Hadist).

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

 

  1. Bismillah Kepala kita.
  2. Arrachman Mata kita.
  3. Arrachim Antara kedua mata kita.
  4. Alhamdulillah Muka kita.
  5. Rabbil’alamin Telinga kanan kita.
  6. Arrachman Telinga kiri kita.
  7. Arrachim Tangan kanan dan kiri.
  8. Malikiyyaumiddin Belakang kita.
  9. Iyyakana’budu Kulipak ( kulit ) kita.
  10. Waiyyakanasta’in Dada kita.
  11. Ihdinasyirotol mustaqim Urat lidah kita.
  12. Syirotollazina an’amtaalaihim Pusat kita.
  13. Ghoirilmagdhubi alaihim Empedu kita, Hati kita.
  14. Waladdollin Hati kura ( paru – paru ) kita.
  15. Amin Jantung kita.

 

BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM

 

  1. SYARIAT THARIKAT             3. HAKIKAT     4. MA’RIFAT

Syariat tubuh                    Af’al Allah                (diri terperiksa – Syariat Ilmu yaqin).

Tharikat hati                     Asma Allah                (diri terperi – Tharikat Ainul yaqin).

Hakikat roh                       Sifat Allah                 (diri tadjali – Hakikat Hakkul yaqin).

Ma’rifat                            Rahasia Zat Allah      (diri tadjali – Ma’rifat malul yaqin).

LAILAHAILLAALLAHLAILAHAILLALLAH

LA          : Jasmani yakni syariat tubuh ( Syariat itu perbuatan – Djalla ).

ILAHA               : Rochani yakni tharikat hati ( Tharikat itu kataku – Jamal ).

ILLA       : Hakikat nyawa ( Hakikat itu kediamanku – Qahar ).

ALLAH              : Ma’rifat atau rahasia ( Ma’rifat itu rahasiaku – Kamal ).

LA          : Menjadi ALCHAMDU atau ZAT Hayat.

BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM

Apabila kita hendak mancari/mengenal diri,maka hendaknya terlebih dahulu kita ketahui/kita kenal akan RAHASIA NUR MUHAMMAD karena rahasia Nur Muhammad itulah sebenar-benar diri.

“ RAHASIA NUR MUHAMMAD “ : Adapun yang bernama diri itu terbagi 2(dua) bagian, pertama diri yang lahir, kedua diri yang bathin. Adapun yang lahir berasal daripada ANAMIR ADAM yakni 4(empat) perkara:

  1. API ANGIN                    3.AIR               4.BUMI
  2. Adapun API itu terbit daripada yang bathin berhuruf ALIF, bernama ZAT, menjadi RAHASIA, hurufnya DARAH pada kita.
  3. Adapun ANGIN itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM AWAL, bernama SIFAT menjadi NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita.
  4. Adapun AIR itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM ACHIR, bernama ASMA menjadi HATI, hurufnya MANI pada kita.
  5. Adapun BUMI itu terbit daripada yang bathin berhuruf HA, bernama AF’AL menjadi KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita.

Jadi jika demikian Diri kita yang lahir itu terbit daripada bayang-bayang diri kita yang bathin jua,yang berhuruf atau berkalimah ALLAH,dan jangan kiranya kita syak dan waham lagi.

Kemudian daripada itu hendaklah kita fikirkan pula diri kita yang sudah berhuruf atau berkalimat ALLAH itu,bagaimana hendaknya supaya jangan sampai tersalah sangka. Kemudian sesudah kita ketahui diri yang lahir itu,hendaknya kita ketahui pula diri yang bathin,siapa dan yang mana. Karena diri yang bathin itulah yang mengenal Tuhannya,seperti sabda Nabi Muhammad MAN ARAFA NAFSAHU FAQOD ARAFA RABBAHU : Artinya, barang siapa yang mengenal akan dirinya, maka dikenalnya akan Tuhannya.

Tetapi sebelum kita mengenal diri yang bathin,maka hendaknya lebih dahulu diri kita yang lahir itu,yang berwujud nama ALLAH itu. Kita matikan sebelum daripada mati,seperti firman Allah didalam Qur’an ; ANTAL MAUTU QOBBAL MAUTU, Artinya engkau matikan dirimu sebelum kamu mati.

Maka jikalau sudah kita matikan diri kita yang lahir,barulah nyata diri kita yang bathin,yang bernama sebenar-benarnya diri.

Adapun mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian caranya : pertama manafikan hurufnya ALIF-LAM-LAM-HA.

  1. ALIF – ALLAHUSSAMAWATUWAL ARD.
  2. LAM – LILLAHISSAMAWATIWAL ARD.
  3. LAM – LAHULMULQUSSAMAWATIWAL ARD.
  4. HA – HUWAL AWALU WAL ACHIRU WAL ZAHIRU WAL BATHINU.

Jadi kalau diri kita yang lahir itu nyata sudah FANA,artinya berkali-kali tiada mempunyai apa lagi,seperti kata lafat :

“ MIN ADAMIN ILLA UJUDIN WAMIN UJUDINILLA ADAMIN “ Artinya, Daripada tiada menjadi ada dan daripada ada kembali kepada tiada.

Jadi maksudnya kita ini ( diri kita yang lahir ini ) sudah fana kepada diri yang bathin,artinya yang lahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa lagi,dan tiada boleh dikatakan ada lagi. Pada ILMUnya hanya diri yang bathin jua,ialah yang bernama MUHAMMAD. Seperti firman Allah didalam hadist qudsyi : CHALAQAL ASYIA LIAZLIKA WAHA OTUHALILAZLI, Artinya ; kujadikan engkau karenaku ya Muhammad.

Jadi jelaslah bahwa yang bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang bathin,dan hendaknya janganlah kita syak dan waham lagi,karena MUHAMMAD itulah yang ada mempunyai :

TUBUH, HATI, NYAWA, dan RAHASIA.

  1. Adapun TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT.
  2. Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM DJITSIH yakni THARIKAT.
  3. Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni HAKIKAT.
  4. Adapun RAHASIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni MA’RIFAT.

Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal TUHANNYA,tetapi belum lagi MUHAMMAD bisa mengenal Tuhannya,jika belum lagi fana TUBUHNYA, HATINYA, NYAWANYA, RAHASIANYA, ZATNYA, SIFATNYA, ASMANYA dan AF’ALNYA. Seperti firman Allah didalam Qur’an :

QUL HUALLAHU AHAD,Artinya ; Katakan olehmu Ya Muhammad,bahwasanya Allah Ta’ala ESA. ESA pada ZATNYA, ESA pada SIFATNYA, ESA pada ASMANYA, dan ESA pada AF’ALNYA.

Dan lagi firman Allah didalam Al – Qur’an :

“ WATAWAKKAL ALAL HAYYIL LAZILA YAMUTU “ Artinya,serahkan dirimu Ya Muhammad kepada Tuhanmu yang hidup dan tiada mati.

Maka keterangan MUHAMMAD meng – Esakan dan menyerahkan diri kepada Allah seperti tersebut dibawah ini,dan jangan syak dan waham lagi pada perkataan ini.

  1. Adapun BATHIN MUHAMMAD,ZAT kepada Allah, RAHASIA kepada hamba.
  2. Adapun AWAL MUHAMMAD, SIFAT kepada Allah, NYAWA kepada hamba.
  3. Adapun ACHIR MUHAMMAD, ASMA kepada Allah, HATI kepada hamba.
  4. Adapun ZAHIR MUHAMMAD, AF’AL kepada Allah, TUBUH kepada hamba.

Adapun yang disebut / dinamakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua dan jangan disangka bahwa yang disebut HAMBA itu KITA, itu salah karena kita ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi.

Jadi RAHASIA, NYAWA, HATI dan TUBUH MUHAMMAD itupun tiada jua karena tubuh fana kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Af’alnya, yakni Allah jua,seperti firman Allah “ HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU WAL BATHINU “ Artinya ia jua Tuhan yang awal,tiada baginya berpermulaan dan ia jua achir yang tiada baginya berkesudahan dan ia jua yang Zahir serta ia jua yang Bathin.

Jadi Muhammad itu hanya sekedar nama jua. Adapun keterangan yang lebih jelas lagi yang lebih menentukan bahwasanya itu tiada mempunyai sesuatu melainkan hanya sekedar nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini :

  1. Seperti yang dikatakan RAHASIA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ Qala ” yaitu ; WJUD, QIDAM, BAQA, MUCHALAFATUHULILHAWADDIS, QIYAMUHU TA’ALA BINAFSIH.

  1. Adapun yang dikatakan NYAWA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Enam SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ILAHA “ yaitu ; SAMA, BASAR, QALAM, SA’MIUN, BASHIRUN, MUTAKALLIMUN.
  2. Adapun yang dikatakan HATI MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Empat SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ILLA “ yaitu ; QODRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT.
  3. Adapun yang dikatakan TUBUH MUHAMMAD itu,ang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ALLAH “ yaitu ; QADIRUN, MURIDUN, ALIMUN, RAJAUN, WAHDANIAT.

Jadi yang bernama MUHAMMAD itu sebenar-benarnya adalah SIFAT TUHAN jua,yaitu SIFAT KEBESARAN, KEELOKAN dan KESEMPURNAAN, ialah yang dinamakan KALIMAH TAUHID yang mulia yaitu LAILAHAILLALLAH artinya tiada yang terdahulu hai MUHAMMAD dan tiaa yang terkemudian Ya MUHAMMAD.

Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya Kalimah yang mulia itu supaya jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan TAUHID dan MA’RIFAT.

Adapun kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH itu terbagi ddua bagian :

Pertama, LA ILAHA. Dan yang Kedua, ILLA ALLAH. Adapun LA ILAHA ialah SIFAT KEKAYAAN yang tiada ada kekurangannya,yaitu Allah Ta’ala. Dan ILLA ALLAH itu ialah SIFAT KEKURANGAN yang masih  berkahendak,yaitu Muhammad.

Kemudian hendaklah diketahui pula yang bernama MUHAMMAD itu apa oleh ALLAH TA’ALA dan yang bernama ALLAH TA’ALA itu apa oleh MUHAMMAD supaya benar-benar bisa menjai TAUHID pada Kalimah yang mulia ini. Adapun MUHAMMAD ITU HAMBA. Artinya, Rahasianya oleh Allah Ta’ala,karena Allah itu adalah nama bagi ZAT yang wajibul wujud dan mutlak,yakni BATHIN MUHAMMAD.

TA’ALA itu adalah nama bagi SIFAT,yakni ZAHIR MUHAMMAD. Jadi ZAHIR dan BATHIN MUHAMMAD itulah yang bernama ALLAH TA’ALA. Dengan demikian maka patutlah kalimah yang mulia itu dinamakan Kalimah Tauhid artinya Kalimah ESA. Yaitu :

LAILAHAILLALLAH

Maka pada kalimah yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA. Lagi pula kalimah yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar gedung perhimpunan segala RAHASIA,segala ROH,segala NYAWA, segala ILMU dan segala ISINYA,segala ISLAM, segala IMAN,segala TAUHID dan MA’RIFAT,yang kesemuanya terhimpun didalam kalimah yang mulia ini.

Dan hendaklah diamalkan supaya mahir,seperti :

JAUMUN RASA JAUMUL MESRA. Artinya, Mesrakan pada siang dan malam yang terutama sekali didalam atau diwaktu sembahyang Lima Waktu. Karena diwaktu itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU ( bagi para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasulnya atau yang dinamakan ILHAM untuk manusia biasa seperti kita ). Dan jikalau kita sudah faham betul maksud bicaranya tentulah kita gemar dan rajin mengamalkannya Kalimah yang mulia ini.Karena sudah tahu betul dan terang betul bahwasanya kita ini tiada ada mempunyai sesuatu.

Jadi tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita,karena apabila dikatakan yang berkata-kata ini adalah kita,berarti Tuhan fana kepada kita bukan kita fana kepada Tuhan. Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-benarnya kita jua yang fana kepada Tuhan ( ALLAH ).

Rupa niat Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya menyusun lafadz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu daripada suku-suku takbir daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang batal keduanya.

Adapun niat Arifiyah itu ialah bahwa menghadirkan. Ialah yang pertama-tama sembahyang dengan Qasat, tha’arat, tha’ain. Terdahulu sedikit daripada Takbir,maka dimulai niat itu daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar. Jangan terdahulu dan terkemudian.

Adapun niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada niat Arifiyah jua,karena niat Arifiyah itu 3(tiga) derajat didalamnya ialah :

  1. DUNI,artinya segala yang wajib pada syara’ dikerjakan memadai akan dia.
  2. WASTA’I,artinya yang sempurna.
  3. QAAWI,artinya terlebih sempurna daripada yang amat sempurna,yaitu niat Nabi-Nabi dan Wali-Wali yang memakainya.

\

BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM

Alhamdulillahi rabbil’alamin washolatu wassalamu’ala syaiyidina ,ursalin wa’ala alihi wasahabihi adjam’in, amma ba’du. Adapun kemudian dari pada itu diketahui olehmu hai thalib, bahwasannya tiada sempurna bagi seseorang mengenal dirinya, jika  tidak ada tahu akan asalnya diri. (kejadian diri) dan mengetahui akan yang mula-mula dijadikan Allah Subhanahu wata’ala, seperti sembahyang mula-mula dijadikan Allah subhanahu wata’ala. Seperti sembah ABDILLAH bin ABBAS R.A. katanya, Ya Junjunganku, apakah jua yang mula-mula dijadikan Allah Subhanahu wata’ala. Maka sabda Nabi Muhammad SAW. Yang artinya : Bahwasannya Allah Ta’ala menjadikan dahulu daripada segala Asyia ini yaitu NUR NABIMU. Maka nyatalah Roh Nabi kita Muhammad SAW itu dijadikan lebih dahulu daripada Asyia, dan lagi dijadikan Allah Ta’ala daripada ZATnya, seperti kata Syeh Abdulwahab yang artinya; Allah Ta’ala menjadikan Roh Nabi Muhammad itu daripada Zat-nya. Dan menjadikan sekalian ala mini jadi daripada NUR NABI MUHAMMAD. Maka nyatalah Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD dan segala batang tubuh kita ini jadi daripada ADAM seperti Sabda Nabi Muhammad Saw. Yang artinya : Aku adalah bapak oleh sekalian ROH dan Nabi ADAM adalah bapa oleh segala batang tubuh, Karena Nabi ADAM itu dijadikan ia daripada Tanah, seperti Firman Allah yang artinya; aku jadikan INSAN ADAM daripada tanah, tanah itu adalah NUR yang dijadikan ia daripada AIR, dan AIR itu  NUR MUHAMMAD SAW. Maka nytalah ROH kita Tubuh kita Tubuh kita serta sekalian ala mini jadi daripada NUR MUHAMMAD SAW. Maka nyatalah ROH kita tubuh kita serta sekalian ala mini jadi daripada NUR MUHAMMAD kepada ROHMU dan kepala BATANG TUBUHMU dan kepada sekalian kainat, insya Allah melihatlah engkau akan keelokan dan Dzat wajibal wujud lagi yang suci adanya, karena tubuh kita  yang samar ini sekali-kali  tiada dapat mengenal ALLAH TA’ALA karena ia NUR MUHAMMAD dan me-musyahadahkan NUR MUHAMMAD, adalah ia memesakan TUHANNYA dan sebagai bukti (dalil) keadaan akan kezairan dan kenyataan bag ujudnya, maka bagi tiap-tiap yang datang kepadamu itu seperti; penglihat, pendengar, pengrasa, dan lain sebagainya, yaitu semata-mata sebab NUR MUHAMMAD jua. Seperti firman Allah Ta’ala yaitu NUR, dan firman Allah yang artinya barang yang dating kepadamu yaitu hak Allah yang artinya barang yang datang kepadamu yaitu hak Allah daripada Tuhanmu, yaitu NUR dan kepada NUR itulah perhimpunan dan perjalanan segala AULIA dan ARABIA yang mursalin mengenal ALLAH TA’ALA dan mula-mula sampai pendapat Aribillah pada martabat ini karena ia asal kejadian alam seperti Firman Allah didalam Hadist Qudsyi yang artinya ; Ya, MUHAMMAD, engkau kujadikan karena-ku dan aku jadkan semesta sekalian ala mini karenamu. Maka sabda Nabi MUHAMMAD SAW. Yang artinya ; Aku daripada Allah dan sekalian MU’MIN daripada aku. Maka hendaklah berpegang kepada NUR itu, Cuma ada didalam ibadat atau lainnya. Yang lain daripada pekerjaan. Kemudian ketahui pula olehmu akan sebenar-benarnya diri, seperti kata Syeh ABDUR RAUP ; Bermula yang sebenar-benarnya diri itu adalah NYAWA dan yang sebenar-benarnya NYAWA itu adalah NUR MUHAMMAD dan se-benar-benarnya NUR MUHAMMAD itu adalah SIFAT dan se-benar-benarnya SIFAT itu adalah ZAT HAYAT bukan ZAT HAYUN. Tetapi tiada lain kata setengah ulama, bermula yang sebenar-benarnya DIRI itu adalah ROH, tatkala ia asuk bagi sekalian tubuh maka bernama NAFAS,Dan tatkala ia berkehendak bernama HATI, dan tatkala ia ingin sesuatu bernama NAFSU dan tatkala ia dapat memilih akan sesuatu bernama ICHTIAR, dan tatkala ia percaya akan sesuatu bernama IMAN, dan tatkala ia dapat memperbuat barang sesuatu bernama AKAL, dan poko/pangkal AKAL itu adalah ILMU itulah se-benarnya DIRI, dan kepada diri itulah ZAHIRNYA TUHAN, seperti sabda nabi MUHAMMAD SAW. ZAHIRU RABBI WAL BATHINU ABDI, artinya Lahir Tuhan itu ada pada bathin hambanya, yakni pada ILMU HAKIKAT yang putus adanya dan tiadanya dan Esanya. Kemudian daripada itu maka hendaklah engaku kenal DIRI itu supaya sempurna mengenal ALLAH TA’ALA, seperti Sabda Nabi MUHAMMAD SAW. MAN ARRAFA  NAFSAHU FAQAD ARRAFA RABBAHU, artinya, barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya menegenal akan Tuhannya. Bermula mengenal DIRI itu terdiri atas 2 (dua) perkara; Pertama hendaklah kita ketahui Asal diri seperti yang tersebut di atas tadi, Kedua hendaklah MATIKAN DIRIMU seperti Firman Allah; ANTAL MAUTU QABLAL MAUTU artinya matikan dirimu sebelum kamu mati. Bermula mematikan diri itu seperti ; WALA QADIRUN, WALA MUDIRUN WALA ALIMUN, WALA HAYUN, WALA SAMI’UN WALA BASHIRUN, WALA MUTAKALIMUN, artinya ; tiada hambanya kuasa, tiada berkehendak, tiada tahu, tiada hidup, tiada mendengar, tiada melihat, tiada berkata-kata. Yang kuasa hanya Allah, yang tahu hanya Allah, yang hidup Allah, yang mendengar Allah, yang melihat Allah, berkata-kata Allah serta Maujud dan Esa Allah jua. Maka falah sekalian DIRI itu di dalam DIRI Ahdiat Allah yakni ; fanalah di dalam ILMUNYA ALLAH yang Qadim adanya. Kemudian daripada itu maka hendaklah diketahui akan SYIR ALLAH didalam UJUD IHSAN ini, niscaya senantiasa di dalam dosa, seperti Sabda Nabi MUHAMMAD SAW, yang artinya ; Bermula ADAM itu di dosa yang amat besar dan dosa itu sebagiannya yakni tiada sempurna mengenal Allah Ta’ala  jikalau diri di dalam kebaktian, karena kebaktian itu adalah umpama JASAD dan ROH, demikian pula kebaktian tiada sempurna jika tiada dengan ILMU, demikianlah adanya. Adapun SYIR ALLAH DIDALAM UJUD INSAN itu seperti Firman Allah di dalam Hadist Qudsyi yang artinya ; bermula INSAN itu RAHASIAKU dan AKUPUN RAHASIANYA. Dan lagi Firman Allah di dalam Hadist Qudsyi yang artinya ; INSAN itu RAHASIAKU dan AKU RAHASIANYA, atau RAHASIAKU itu SIFATKU dan sifatku itu tiada lain daripada AKU. Maka kata GHAUSYALU AZIM yang artinya ;  TUBUH MANUSIA, NAFSUNYA, HATINYA, NYAWANYA, PENDENGARANNYA, PENGLIHATANNYA, TANGANNYA, KAKINYA, dan sekalaiannya itu AKU nyatakan dengan azzaku dirinya bagi diriku itu tiada lain daripada AKU, dan aku tiada lain nDARIPADANYA. Dan ketahui olehmu bahwasannya HAK ALLAH SUBHANAHU TA’ALA  itu tiada ia berdengan segala AF’ALNYA seperti Firman Allah “WAHUWA MA’AKUM AINAM KUNTUM” artinya Tiada ada kamu, Allah Ta’ala beserta kamu, dan lagi Firman Allah. Artinya di dalam DIRI KAMU jua AKU, maka tiadalah KAMU melihat akan DAKU, karena aku terlehampir daripada HATI MATAMU YANG HITAM DENGAN YANG PUTIH. Maka hendaklah engkau tilik tiap-tiap sesuatu daripada ala mini ALLAH TA’ALA serta di dalamnya, seperti sabda Nabi MUHAMMAD SAW yang artinya, barang siapa menilik kepada sesuatu, jika tiada dilihatnya Allah Ta’ala didalamnya, maka tiliknya itu bathal yakni sia-sia. Maka kata Syaiyidina ABU BAKAR artinya ; tiada aku lihat akan sesuatu melainkan padahal aku lihat Allah Ta’ala dahulunya. Jadi yang mengata kalimah LAILAHA ILLA ALLAH itu tiada lain IA jua memuji DIRI-NYA, seperti Firman Allah di dalam Qur’an :

  1. ABABARALLAH ILLALIAH artinya ; Tiada yang menyebut Allah hanya Allah
  2. LAYA’JAHARALIAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang menyembah Allah hanya Allah
  3. LAYU’RIFULLAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang melihat Allah hanya Allah
  4. LAYA’BUDULLAH ILLALIAH artinya ; Tiada yang mngenal Allah hanya Allah
  5. ZAT bagi ALLAH, NAFSIAH pada MUHAMMAD, NAFAS pada ADAM
  6. SIFAT bagi ALLAH, SALBIAH pada Muhammad, TUBUH pada ADAM
  7. ASMA bagi ALLAH, MA’ANI pada MUHAMMAD, HATI pada ADAM
  8. AF’AL bagi ALLAH, MA’NAWIYAH pada MUHAMMAD, RAHASIA pada ADAM

Kemudian yang empat sifat itu dibagi dua :

  1. Pertama ; SIFAT mengadakan SYORGA dan NERAKA
  2. Kedua ; SIFAT mengadakan DOSA dan PAHALA, jahat dan baik
  3. ISTIGNA bagi Allah, SIFAT KETUHANAN pada MUHAMMAD, ILMU pada ADAM
  4. ISTIGFAR bagi Allah, SIFAT BERCAHAYA (NUR) pada MUHAMMAD ADA pada ADAM

Adapun yang terkandung didalam yang empat sifat ini ;

  1. SIFAT NAFSIAH = ialah NYAWA, pada kita
  2. SIFAT SALBIAH = ialah KULIT, URAT, TULANG, DAGING, DAN

                                                 DARAH

  1. SIFAT MA’ANI = ialah HATI, JANTUNG, SIMIT, RABU, EMPEDU, DAN

                                                 RAMBUT

  1. SIFAT MA’NAWIYAH       = ialah OTAK, SUMSUM, MENDENGAR, MELIHAT,

                                                 MENCIUM, BERKATA

Inilah yang dinamakan asal tubuh kita daripada sifat (empat sifat adanya).

ASYHADU ALLA ILAHA ILLA ALLAH = Zat Wajibal wujud, qadim yang kusembah

WAASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH = harap kurnia ampun, Rahmad dari pada Allah.

Adapun SEMBAHYANG LIMA WAKTU terhimpun didalam ALHAMDU, keluar daripada CAHAYA MANIKAM yang PUTIH yaitu HATI pada kita.

ALIF   = SUBUH dua raka’at ROH dan JASAD. Keluar daripada CAHAYA MANIKAM

                yang HIJAU yaitu EMPEDU pada kita.

LAM   = ZUHUR empat raka’at DUA KAKI (empat potong/ruas) keluar daripada

                CAHAYA MANIKAM yang MERAH  yaitu PARU-PARU pada kita.

HA      = ASHAR empat raka’at DUA TANGAN (empat potong/ruas) keluar daripada

                CAHAYA MANIKAM yang KUNING yaitu JANTUNG pada kita.

MIM    = MAGHRIB tiga raka’at DUA LOBANG HIDUNG + SATU LOBANG KULIT.

                Keluar daripada CAHAYA MANIKAM yang HITAM, LIMPA pada kita.

DAL    = ISYA empat raka’at DUA BIJI MATA + DUA LOBANG KUPING, Amal ROH

                ialah NYAWA, Amal HAti ialah PENGETAHUAN, Amal TUBUH ialah

                BADAN.

HUKUM SYAHADAT         : Pertama  = Mengesakan Zat Allah Ta’ala : ADA. DIA KEKAL

                                                          BERSALAHAN dan BERDIRI SATU.

                                                 Kedua                =  Mengesakan Sifat Allah Ta’ala HIDUP, TAHU,

                                                            KUASA, BERKEHENDAK, MENDENGAR,

                                                            MELIHAT dan BERKATA-KATA.

 Ketiga     = Mengesakan Af’al Allah Ta’ala ; yang HIDUP, YG

                                                TAHU, YG KUASA, YG BERKEHENDAK, YG

                                                 MENDENGAR, dan YG BERKATA-KATA.

                                                 Keempat=  Meng-esakan kebenaran Rasulullah Saw

                                                          PERCAKAPAN YG BENAR, PERJALANAN YANG

                                                          BENAR, DAN PENGETAHUAN YANG BENAR.

LA ILAHA ILLA ALLAH, ialah nama bagi ROHUL HAYAT

MUHAMMADAR RASULULLAH, ialah nama bagi TUBUH INSAN KAMIL.

LA ILAHA ILLA ALLAH = LA ; Sifat Mafsiah. ILAHA ; Sifat salbiah, ILLA : Sifat

                                              Ma’ani, dan ALLAH Sifat Ma’nawiyah.

LA                   = Kalimah IMAN, artinya IMAN itu percaya didalam hati kepada Allah.

ILAHA           = Kalimah ISLAM, artinya ISLAM itu mengerjakan segala perintah

                             ALLAH, dan menjunjung segala perintah ALLAH serta menjauhi segala

                             yang dlarang oleh ALLAH.

ILLA               = Kalimah TAUHID, artinya itu mengesakan ALLAH daripada segala

                             SIFAT yang bersekutu dengan ALLAH.

ALLAH          = Kalimah MA’RIFAT, artinya MA’RIFAT itu pengenalan kepada Allah

                            dengan jalan MA”RIFAT yang putus.

Kemudian diketahui olehmu hai Thalib, adapun yang dinamakan ISLAM itu daripada Kalimah LAILAHAILLALLAHI. Maka wajib diketahui dahulu Kalimah itu barulah dinamakan ISLAM, yang asalnya demikian Firman Allah ; WA’TASHINU BIHABILLAHI SAMI’AN WALA WALA TAPARRAQU, artinya ; berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah engkau bercerai. Adapun berpegang kepada tali Allah itu adalah seperti yang tersebut dibawah ini.

HU                  = Puji NYAWA, zikir waktu naik, nyawa keluar.

ALLAH          = Puji ROH, zikir waktu turun, nyawa masuk.

ZIKIR ALLAH          = Sama dengan Zikir LA ILLAHA ILLA ALLAH.

Maka kata Syaiyidina UMAR ; WAMA RAAITU SYAI’AN ILLA WARRAITUL LAHI BA’DAH, artinya Tiada aku lihat akan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta’ala sertanya. Dan berkata SYAIYIDINA ALI ; WAMA RAAITU SYAI’AN ILLA WARRAITULLAHI FIHI ; artinya Tiada aku lihatakan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta’ala di dalamnya. Maka sekalian dalil dan hadist serta sekalian kata sahabat-sahabat ini adalah perhimpunan WAHDAH Seperti Firman Allah ; ALLAHU BIKULLI SYA’IN MUHITH, artinya Allah Ta’ala itu meliputi ia bagi tiap-tiap sesuatu, seperti BESI diliputi oleh API. Begitulah pandang kita kepada Allah Ta’ala tempat perhimpunan daripada LAILAHA ILALLAH didalam TAKBIRATUL IHRAM, dan segala niat dan I’tikad inilah jalannya, maka berhimpunlah 4 (empat) huruf itu pada kalimah ALLAH. Huruf Allah itu apabila dihilangkan huruf ALIF maka terbacalah LILLAH, apabila dihilangkan huruf LAM AWAL maka terbacalah oleh kita LAHU, apabila dihilangkan huruf LAM ACHIRNYA, maka terbacalah oleh kita HU, dan apabila fana huruf LAM itu, maka tiadalah dapat terbaca lagi ALLAH tersebut. Untuk mengetahui dengan sesungguhnya atas kefanaan atau setelah fananya huruf HA ini, maka bicarakanlah olehmu baik-baik. Hai salah seorang yang meuntut ilmu jalan kepada Allah Ta’ala. Bicarakanlah olehmu baik-baik huruf atau perkataan itu (perkataan Allah itu) dengan seorang Guru yang boleh atau berhak mengeluarkannya perkataan yang sedikit ini,karena perkataan ini terlebih keras daripada DUNIA ini, terlebih  keras daripada BATU, terlebih keras daripada BESI dan terlebih keras daripada Segala yang keras dan jikalau tiada ilmunya, sekalian amalnya dan Itikadnya, maka jauhilah daripada makam Nabi MUHAMMAD SAW. Inilah jalannya SYUFI, ARIBILLAH dan ALIMBILLAH namanya.

Inilah jalan bagi segala AULIA dan AMBIA, segala jalan ARIBILLAH itu tiada ia menilik DIRINYA itu ada baginya UJUD lain selain UJUD ALLAH Ta’ala semata-mata. Bagi Allah Ta’ala jua yang ada baginya UJUD dan baginya ZAT dan baginya SIFAT BAQA seperti firman Allah ; MAN ARAFA NAFSAHU BIL FANA’I, FAQAD ARAFA RABBAHU BIL BAQA’I, artinya ; Barang siapa mengenal DIRINYA dengan FANA, bahwasannya dikenalnya TUHANNYA DENGAN BAQA. Bermula inilah jalan NABI MUHAMMAD mengenal kepada Allah Ta’ala yaitu HADAP YG TIADA BERPUTUS, tiada BERKETIKA, tiada LALAI, tiada LUPA, tiada berkeputusan, atau BERKESUDAHAN siang dan malam, senantiasa CINTA dan KASIH kepada ALLAH TA’ALA, baik pada waktu Tidur maupun jaganya. Inilah yang sebenar-benarnya jalan MA’RIFAT kepada ALLAH TA’ALA, yaitu menghilangkan segala pekerjaan dunia, mengerjakan akan ilmunya dan menghancurkan akan segala pandangannya, maka berhimpunlah kesemuanya ini daripada huruf HA seperti disebutkan terdahulu. Maka disanalah kita MEMATIKAN UJUD DIRI KITA, SIFAT KITA, ASMA KITA, DAN AF’AL KITA.   Demikianlah kita mencari yang dinamakan RAHASIA ALLAH dengan MUHAMMAD. Adapun orang AHLI SHUFI mengucapkan ZIKIR ALLAH itu ada empat perkara kesempurnaannya :

  1. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Syari’at : Tiada ada Tuhan yang lain hanya Allah.
  2. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Tharikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
  3. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Hakikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
  4. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Ma’rifat : Tiada ujud sesuatu hanya ujud Allah.
    1. Barang siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan katanya tiada lidahnya, maka kafirlah orang itu pada zahirnya dan selamanya pada bathinnya.
    2. Barang siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan lidahnya dan tiada tasdik hatinya, maka kafirlah ia.
    3. Barang siapa menyebut LAILAHAILALLAH dengan lidahnya dan tasdik hatinya, maka orang mu’miniah ia dengan se-benarnya mu’min.
    4. Barang siapa mengekalkan ia akan ujud itu, maka fanalah ia di dalam menyebut LA ILAHAILALLAH, maka orang itu WALI ALLAH, karena kita ini ke ESAAN ujud ALLAh jua, sebab ujud Allah itu ujud HAKIKI dan ujud kita ini hanya ujud MUJAJI.

Adapun tandil tergangi tiada mempunyai Ujud hanya Allah Ta’ala. Adapun kita ini hamba-nya artinya MUNAJAT itu berkata-kata, adapun yang berkata ALLAHU AKBAR itu Allah jua, bukannya kita, karena kita ini hamba-nya. Adapun MI’RADJ itu LAIP, adapun LAIP itu tiada mempunyai DIRI, melainkan hanya Allah Ta’ala bukannya kita, karena kita ini hambanya,

adapun IHRAM itu artinya ter-cegang adapun ter-cengeng itu tiada tahu akan dirinya dan dia tahu maka apabila hapuslah/fanalah dan tiada kelihatan ujud lagi ujud diri kita, maka disanalah tempat kita menanamkan diri dengan Tuhan kita AZZA WAZALLA, dan barulah kita bertemu GAIB dalam GAIB, Ujud didalam Ujud, Zat didalam Zat, Sifat didalam Sifat, asma didalam Asma, Af’al didalam Af’al, Syir didalam Syir, Rahasia didalam Rahasia dan Rasa didalam Rasa, maka disanalah kita menerima ZAUK WADJDAN dan ASYIK menghasiki, inilah dalil yang menunjukkan diri kepada ALLAH TA’ALA.

Kedua martabat WAHDAH : artinya ESA karena Tunasah dan Tasbih ialah perhimpunan SHALIK dan seperti laut dengan ombak maka tiadalah bercerai keduanya, maka dinamai TA’IM AWAL artinya CINTA PERTAMA, yang bernama ALLAH dan MUHAMMAD, bernama ZAT dengan ZAT, maka yaitu Sifat Allah Ta’ala : WAHUWA MA AKUM AINAMA KUNTUK, artinya ; dimana saja kamu berada Allah Ta’ala beserta kamu. Dan mula serta itu tiada bercerai ZAT dengan SIFAT, tiada bercerai TUHAN dengan MAKHLUK, adapun menurut kelakuan disini ZAT UJUD ILMU NUR SYUHUD itu dinamai yaitu HAKIKAT ASYIA, artinya ada yang se-benarnya, perkara yang maklum bukan perkara ilmu (segala ilmu) Allah Ta’ala kemudiannya dan lagi seperti kata para sahabat-sahabat Nabi terdahulu. Inilah pandangan orang aribillah yang sebenar-benarnya jalan MA’RIFAT kepada ALLAH TA’ALA. Begitu pula pandang kita.

Adapun yang terhimpun didalam tubuh kita ada DUA ROH, yang hendak diketahui ; Pertama. ROH yang dinamakan ROH QUDUS

Kedua, ROH yang dinamakan ROHANI,

 zikir sebutan ROHANI itu ucapannya          – ALLAH-ALLAH

ROH QUDUS itu ucapannya – HU – HU

Tiada tahu akan Tuhannya, hanya bertemu GAIB didalam GAIB, SYEKH MUHAMMAD USMAN pernah berwasiat kepada anaknya, yang artinya ; Hai anakku tiada dapat tidak atau jangan tidak, wajib engkau ketahui serta engkau I’tikadkan didalam hatimu ilmu yang 5 (lima) perkara ini, inilah yang dinamakan ILMU HAKIKAT. Artinya ilmu Hakikat itu mengetahui dengan yakin hati, bukannya dengan bacaan atau dengan perkataan lidah tetapi dengan diberi ESANYA ditetapkan didalam hati jua.

Maka tiada berfaedah bacaan dengan lidah dan kalimat perkara tersebut adalah sebagai berikut :

PERTAMA                 : TAUHIDUL AF’AL

KEDUA                      : TAUHIDUL SIFAT

KETIGA                     : TAUHIDUL ASMA

KEEMPAT                 : TAUHIDUL ZAT

Dan suatu riwayat mengatakan sebagai berikut : FANA’IL AF’AL FANA’IL SIFAT dan FANA’IL ZAT. Adapun Tauhidul Af’al itu seperti engkau kata ; LAFA’LUN ILLA FI’LULLAH, artinya tiada mempunyai perbuatan melainkan se-mata perbuatan Allah Ta’ala jua didalamnya (Hakikatnya). Dan Tauhidul Sifat itu yakni seperti engkau kata, dan engkau i’tikatkan didalam hatimu : IA QUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT, SAMA, BASHAR, KALAM, artinya ; Tiadamempunyai KUASA, BERKEHENDAK, TAHU, HIDUP, MENDENGAR, MELIHAT DAN BER-KATA-KATA. Melainkan kesemuanya itu daripada Allah Ta’ala jua pada hakikatnya.

Adapun Tauhidul ZAT itu seperti engkau kata engkau I’tikatkan didalam hatimu ; LA MAUJUDA ILLALLAH, artinya tiada yang ujud didalam alam ini melainkan Allah Ta’ala semata-mata pada Hakikatnya,karena sekalian alam (Ujud alam) ini tiada maujud sendirinya, tetapi berdiri ujud kepada ujud Allah aza wazalla. Keempat dalil Shuhudul Kasyrah, seperti telah diuraikan terdahulu, yaitu pandang yang banyak didalam satu dan pandang yang satu didalam yang banyak. Maka pandang itu olehmu dengan bahwasannya ujud sekalian alam ini berdiri kepada Ujud Allah Ta’ala, tiada maujud sendirinya dan pandang olehmu bahwasannya Allah Ta’ala  itu maujud didalam sesuatu yang maujud maka disertakan pandangmu itu dengan pandang PANDANG RAHASIA DIDALAM HATI. Gukan pandang yang dibangsakan dengan perkataan dan lafad itu tiada memberi faedah.

Artinya pandang olehmu bahwasannya Allah Ta’ala itu maujud ia didalam tiap-tiap sesuatu ujud, yaitu pandang HAWIYAHNYA QIYAUMAHNYA dan Qudratnya serta kebesarannya dan tiada diambil tempat dan Allah Ta’ala itu tiada menjadi rupa sesuatu, karena Allah Ta’ala LAISAKAMISLIHI SYAI’UN WAHUWASSAMI’UL BASHIR artinya ; Tiada menyamai Allah Ta’ala itu sesuatu juapun dan ia amat mendengar lagi amat melihat akan segala pekerjaan baik yang zahir maupun yang bathin.

Dan lagi ketahui olehmu bahwasannya sesungguhnya keadaan kita itu tetap selama-lamanya didalam ILMU ALLAH TA’ALA jua, demikianlah se-benar-benarnya I’tikad kita, maka itulah I’tikad sekalian para Nabi-Nabi Allah, sekalian wali Allah dan I’tikada sekalian yang Sholih-Sholih maka janganlah kita ubah daripada i’tikad ini, supaya sampai kepada jalan FANAFILLAH dan BAQABILLAH,Artinya ; LAIP KITA DIDALAM ALLAH TA’ALA dan KEKAL ADANYA DENGAN ALLAH TA’ALA. Adapun artinya LAIP itu ialah HAPUS, hapus itu tiada lagi kelihatan ZAT kita, kecuali ZAT Allah Ta’ala se-mata. Begitulah hendaknya I’tikad dan pandang kita, umpamanya seperti ombak ia bernama ombak atau laut sebab ia bernama laut, tetapi pada hakikatnya adalah daripada AIR jua. Maka itu namanya tiga hakikat tetapi berasal daripada satu jua. Umpamanya seperti besi didalam Api, maka hilanglah besi itu oleh api, tiada kelihatan lagi ujud besinya, hanya keadaan api itulah yang kelihatan se-mata, zatnya, sifatnya dan Af’alnya. Maka apabila ditetapkan keadaan itu dan dikeraskan didalam keadaan kita, niscaya hilanglah keadaan kita itu, maka tiada lagi dan sampailah kita kepada jalan fanafillah dan baqabillah, maka apabila kita tidur terlihatlah oleh kita dalalahnya pada bertemu.

TUDIBBUL BADANI HAJJA ALA QALBI, hancurlah badan jadilah HATI. TUDIBUL QALBI SHARARROHI, artinya, hancurkan hati jadikan ROH. TUDIBURROHI SHARANNURU, artinya, hancurkan roh jadikan CAHAYA, ialah AKU ALLAH (dalam Diam). Aku yang se-benarnya RAHASIA MARKUM MANUSIA didalam hatimu itu. Adapun hati manusia itu umpama cermin, maka apabila ditilik didalamnya, maka kelihatanlah itu TUHANNYA, daripada RAHASIANYA, karena rupa kita yang bathin itulah yang diakui Allah RUPA DARIPADA RAHASIANYA, karena dalil menyatakan yang artinya ; INSAN ITU RAHASIAKU, RAHASIAKU ITU SIFATNYA, SIFATNYA ITU TIADA LAIN DARIPADA UJUDKU yang WAJIB UJUD adanya. ALQALBUHAYATI SYIRRI ANA ILLA ANA, artinya ; Didalam Akal itu Hati, didalam Hati itu Roh, didalam Roh itu Syir, didalam Syir itu AKU. AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA

AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA DIDALAM HATI. Ketahui olehmu hai Shaleh. Inilah orang yang sebenar-benarnya mengenal ALLAH TA’ALA seperti ; MAN ARAFALLAHU FAHUWA ALLAH, yakni barang siapa mengenal ALLAH yaitu bernama Allah dan Muhammad.

—ooo0oo—

ALAM MINKUM

Adapun HAYAT artinya dihidupkan, adapun MINKUM itu keTuhanan namanya. Maka inilah sifat Allah Ta’ala yang dizahirkan kepada manusia, maka manusia itu disertai sifat-sifat Tuhan, ialah ; HAYAT, QUDRAT, IRADAT, ASMA, BASHAR DAN KALAM. Inilah kejadian segala manusia, maka inilah yang dikatakan TAJLI ZAT namanya. Adapun yang jadi NYAWA itu terdiri dari (empat) perkara ; Pertama MANI, KEDUA WALI, KETIGA WADI, KEEMPAT MADI. Maka itulah yang disertai ia dengan sifat 7 (tujuh) tersebut diatas, tempat TAJLI ZAT MUHAMMAD dan ZAT INSAN. Bahwa daripada menyatakan sesuatu Qaidah perhimpunan marabat ABDIATUL JALAL, AHDIATUL QAHAR, ABDIATUL KAMAL, namanya. Kemudian daripada itu martabat AHDIAT itu ESA ia, itulah yang dinamai martabat, …………………………………artinya tiada nyata-nyatanya. Adapun ZAT ALLAH TA’ALA itu sangat nyata ia pada insane maka jadi terlindung oleh UJUD ……………….sebenarnya-benarnya yang tiada dengan sifat sesuatu, yakni belum ada UJUD ALAM SYUHUD dan dinamai akan dia UJUD MUHDAR, artinya Ujud se-mata-mata. Maka dinamai akan dia KUN AZALA artinya dahulu dan pertama sekali, dan dinamai akan dia KUNHI ZAT yang tiada dapat diketahui dan tiada boleh dipikirkan oleh akal dan tiada sampai kepadanya ILMU. Melainkan sedikit jua dan dinamai TUNAZZAH MAHAHI. Artinyasuci semata-mata. Mula suci belum Sifat dengan segala kelakuan dan belum dapat NUR itu, dan kedua.

ALAM MINKUM

Alam MINKUM itu adalah alam ketuhanan atau LAHUD. Ini sangat sekali , dan jarang hmbanya sampai kepada alam MINKUM ini  tidak seorangpun sampai kepadanya, kecuali apa-apa yang dikehendaki ALLAH buat hambanya. Orang yang telah sampai kepadanya itu ialah ; Hamba Allah yang sudah bulat tawakalnya kepada TUHANNYA. Dan tidak ada lagi yang patut diragukan lagi dan tidak ada lagi baginya rasayang ada. Kecuali ADA sendirinya dan berdiri dengan sendirinya . Dan orang yang demikian itu telah berasda dalam kedudukan KHIB didalam KHIB.

Dialah bernama KHIB itu dalam keseluruhanNYA.

Orang yang seperti itu, apa saja yang dikehendakinya, pasti jadi. MINKUM ; siapakah dan apakah yang disebut KUM itu didalam alam KUM itu ZAT TUHAN berdiri dengan sendirinya, dialah rahja kuasa, langit dan bumi dan alam seluruhnya.

Dan disini berdiri JALALULLAH, JANALLULLAH, KAHARULLAH, DAN KAMALULLAH. DAN DISINI DIA SENDIRI SEBAGAI HAKIM, DAN MEHAKIMI.

Memang dahsyat daripada DUSTA, lebih keras daripada baja, ebih hebat daripada segala yang hebat.

Alam KUM ini tiada beda dengan KUN

Singkatannya ialah KAFMIM dan KAFNUN

Samalah ia dengan ; MAHJUN dan MAKNUN

TANYAKANLAH KEPADA YANG LEBIH TAHU

—oo0oo—

MAKAM PENELANJANGAN TUHAN

Makam ini disebut juga dengan makam ahlul ahirat, atau makam HAKIKAT SEMATA. Makam ini sangat dahsyat sekali. Ia diluar dari akal orang banyak. Dan ia tidak berpegang kepada kulit lahir daripada Nas dan dalil lagi. Ia telah menyeberang daripada

Nas dan dalil yang ada ini, ia tidak berpegang dengan kata- kata yang ada ini lagi, dan tidak bersandar kepada hukum-hukum lahir lagi. Ia berdirisendiri menurut kata SIR-nya

Inilah yang menjadi hokum baginya Jadi yang beginilah yang hamba katakan sangat dahsyat sekali, dan sangat hebat sekali

TIDAK AdA TUHAN, MELAINKAN TUHAN

TIDAK ADA ENGKAU, MELAINKAN AKU

TIDAK ADA AKU, MELAINKAN ENGKAU

ENGKAU DAN AKU ADALAH ESA

ENGKAU LENYAP, AKU BERNYATA

AKU LENYAP ENGKAUPUN NYATA

ENGAKU DAN AKU telah lenyap didalam kefanaannya,

kefanaan lenyap didalam ke-esaannya Tuhan.

Keesaan lenyap didalam kekidaman.

Kekidaman lenyap didalam kebaqaan.

Akhirnya fana dan baqa dalam keagungan.

Kini tiada kelihatan lagi makhluknya.

HAMBA dan TUHAN hanyalah asma.

HAMBA itu berarti ; AKU

TUHAN itu berarti ALLAH

HAMBA dan TUHAN adalah Satu

AKU dan ALLAH juga Satu

Kalau dihimpunkan menjadi : AKU ALLAH

Lenyap AKU, tinggallah ALLAH

FANA HURUF ALLAH, timbullah kosong

Kosong huruf, kosong asma, kosong suara, kosong segala-galanya, dan tidak apa-apa, tiada hingga. Ahirnya didalam kekosongan, Nampak jelas ujud membayang. Bayangan Allah adalah alam.

Terpandang kepada Allah Nampak jelas ujud yang sebenarnya. Karena ia tiada boleh pisah walau ……….

Jadi bagi orang yang berada pada makam penelanjangan TUHAN, berkata dengan sembarang kata, tapi jadi. Apa yang dikehendaki pasti jadi.

Hanya orang banyak tidak mengerti dan tidak paham dengan apa yang dimaksudkan. Contoh banyak sekali kepada wali-wali Allah yang terdahulu. Hamba pribadi telah banyak membuktikan apa-apa. Yang terjadi, diluar kemampuan orang umum/awam.

Siapa percaya boleh percaya, dan siapa yang tidak percaya boleh tinggalkan ajaran ini.

AKULAH YANG ERNAMA CINTA, AKULAH YANG BERNAMA si HAK, AKULAH YANG BERNAMA SORGA DAN NERAKA ITU. AKULAH YANG BERNAMA ZATULHAQQ, SIFATULHAQQ, ASMAULHAQQ, DAN AF’ALLUNHAQQ, HAQUQULHAQ adalah ; HAQQ, HAQQ TA’ALA itulah AKU.

TA’ALA itu namaku yang rahasia didalam ala mini.

RUHULHAQ RASIA HAMBA, NAMAKU DISEBUT SETIAP SAAT.

Apabila orang menyebut TA’ALA didalam bacaannya, atau dalam hatinya atau dalam DIAMnya. Maka tersebut samaku didalamnya.

AKULAH TA’ALA ITU, DAN AKULAH RAHASIA ITU.

BERARTI HAMBA ALLAH. Yang member nama yang empunya nama.

HAMBA ALLAH berarti : AKU ALLAH

NAMA YANG DIHANTARKAN KEPADAKU NYATA DARI ALLAH

Tiap-tiap nama seseorang itu mengandung hikmah. Hikmah itu bertepatan dengan pemberian nama itu. AKULAH YANG HAMBA DAN AKULAH YANG TUHAN.

AKULAH YANG BERNAMA siHAQ ITU

DAN AKULAH YANG NYATA DAN YANG GOIB ITU

AKU JUA YANG LAHIR DAN AKU JUA YANG BATHIN

AKU HIDUP YANG TIADA MATI-MATI, dan apabila AKU tiada lagi dalam dunia fana ini, janganlah mencari Aku lagi.

Aku tetap ada setiap orang yag beriaman kepada ALLAH. Bila engkau hendak bertemu AKU, pandanglah dirimu itu AKU. Tidak ada AKU, melainkan AKU. Dalam keseluruhannya.

AKULAH yang bernama ala mini, dan AKULAH YANG bernama akhirat itu

Tidak aku lihat didalam sesuatu itu, melainkan AKU melihat AKU

AKU itu telah lenyap dalam KE AKUANKu, sehingga tidaklah AKU melihat kehambaanku lagi. Dan Aku telah bernyata didalam AKU, beraku ku. Sehingga hapuslah mulutku dan hatiku

mengata AKU. Kini Aku tidak berkata dengan lidah lagi, tidak dengan hati lagi, dan tidak dengan puad dan jantung lagi.

TA’ALA RIDHA KASIH SAYANGKU

TA’ALA RACHMAD ITU SELIMUTKU

TA’ALA NIKMAT ITU RASAKU

TA’ALA HIKMAH ITU RACHMAN RACHIMKU

TA’ALA SUNNAH ITU ATURANKU

TA’ALA SHOLEH ITU ILMUKU

TA’ALA ADIL ITU KEKUASAANKU

TA’ALA ISFIAH ITU KEMAUANKU

TA’ALA DHOIM ITU RAHASIA PRIBADIKU

TA’ALA ALAIH ITU KALAMKU PASTI

T ‘ALA JALAL ITU KEMESRAANKU

TA’ALA JAMAL ITU KEELOKKANKU

TA’ALA KOHAR ITU KEKERASANKU

TA’ALA KAMAL ITU KESEMPURNAAN DAN KEMULIAANKU

TA’ALA KHIB ITU KESATUANKU BAGI SELURUH ALAM

Demikialah sebagai penutup dari pembukaan

Rahasia yang terkandung pada kejadian DUNIA dan

Achirat, dan amalan akhir kalamku sebagai harta atau

Pembendaharaan GOIB yang kuwariskan kepada saudaraku

MUSLIMIN DAN MUSLIMAH dimanapun ia berada.

INILAH ASAL SEBENARNYA TUHAN

MENJADIKAN MANUSIA

  1. KUN PAYAKUN : MENJADI OTAK PADA KITA YAITU ; ROH

                                                            IDOFI

  1. KUN HAQ : MATA TERANG HATI TERANG
  2. KUN SABITAH : NAPSIAH NAFSU PADA KITA
  3. KUN SAPUTIH : NYAWA PADA KTA (GERAK PADA KITA)
  4. KUN SADJATURRACHMAN : KEHENDAK PADA KITA
  5. KUN SUDJATULLAH : KELAKUAN PADA KITA
  6. KUN RAHMAN : RUPA KITA
  7. KUN ZAT HAYUN : TIADA MATI
  8. KUN ILLA NUR : RASA SEGALA TUBUH KITA

NAMA DIRI HAMBA NUR HAYA QADIM

TURNA ILALLAHI WAYARAKNA ILLALLAHI WAMA DAMA, ALA MA’PA’AL NAHU WALA ADJAM NAHU, MINGKULI DJAMIL AZIM WALA NAU WUDU BIHI ABADAN ABADA.

Kata Allah nyawa itu kekuasaanku dihati putih tempat bernyawa

dalam UKUP, dijadikan umat MUHAMMAD sekaliannya daripada ;

AIR KUM DUMULLAH. (yang bernama NUR MAYA QADIM).

LAILLAHAILLALLAH       : Hampir hamba kepada Tuhannya

LAILLAHAILLALLAH       : MAUJUD BIHAKQI

ILLALLAH                            : Aku maujud pa’hu (diri)

RAHASIA SYARIAT PD ANGGOTA TUBUH.

RAHASIATHARIKAT PD HATI.

RAHASIA HAKIKAT PD NYAWA.

RAHASIA MA’RIFAT PD DIRI. Kalau sudah mengenal diri nampaklah hakikat diri pencipta sekalian alam.

Itulah yang bernama               ; ALLAH : tiada berpermulaan tiada berkesudahan

  1. LAILLAHAILLALLAH ; zikir
  2. ILLALLAH ; zikir
  3. ALLAH ; zikir
  4. ; sunyi

MINALLAH                          ; HAMBA

BILLAH                                 ; MUHAMMAD

LILLAH                                 ; ALLAH

  1. Dari pada ALLAH
  2. Kepada ALLAH
  3. Karena ALLAH

  1. ROHANI : TUBUH SYARIAT
  2. RAHMAN : HATI THARIKAT
  3. IDOFI             : NYAWA HAKIKAT
  4. BABBANI : RAHASIA MA’RIFAT

INI PASAL AIRMULHAYAT

Bermula asal diri kita diambil secara ringkas.

Asal diri kita selagi belum ada apa-apa, hanya ibu dan bapak belum berkumpul menjadi satu. Maka Allah Ta’ala memerintahkan mengambil air MULHAYAT, diarak didalam surga atau dilangit beberapa malaikat dan jibril membawanya lalu diperintahkan dikirim kepada Bapak kita MAKAMAL MACHMUD, namanya setelah mahaluat 7(tujuh) hari lamanya. Lalu bapak kita menjadi satu kepada ibu, umpama besi terdampar dibatu, jatuhlah air mulhayat dirahim ibu kita, yang dinamakan MUKTAH.

Air mani ayah berasal dari matahari, justru Putih warnanya, maka dari itu sir atau syahwat cepat merangsang pada pihak ayah, itu dinamakan ZAT SIR RAHU, jatuh kepada ibu seperti air hujan setitik didalam daun keladi. Maka menjadi anasar ayah aurat, tulang, otam, sumsum. Dan pada ibu air mani tersebut dari bulan dan dinamakan MUTEPAH. Karena itu air mulhayat ibu kuning warnanya. Sir atau syahwat ibu lambat merangsang namun kekuatannya air tadi sama dengan bapak, pihak ibu dinamakan ZAT SIR JAMANINI artinya anasar ibu ; bulu, kulit, darah, dan daging. Dan anasar MUHAMMAD ; Pendengar, Penglihatan, pencium dan pengrasa. Empat puluh hari belum lagi terserat, tatkala delapan puluh hari didalam rahim ibu kita, waktu itu darah haid nikah bercampur dengan air bercampur dengan air Nuktah, lalu suka makan asam-asam ibu kita dan suka tidur, karena sudah hamil atau mengandung. Demikianlah daeerahnya atau alkah sedarah namanya daging segumpal dirahim ibu kita. Tatkala seratus dua puluh hari didalam rahim ibu maka menjadi ALIF ACHMAD pujinya, Inilah daerahnya tatkala genap seratus empat puluh hari cukup lengkap kai, tangan, mata, mulut, kepala, hidung dan telinga MUHAMMAD pujinya, inilah darahnya didalamrahim ibu kita. Tatkala cukup 9 (sembilan bulan)9 (sembilan) hari maka firman Allah Ta’ala : LA TATTAHARAKA ILA BI IZNILLAH dengan seizin Allah maka keluarlah anak itu demikianlah berdo’alah amin.

MAKAM SALIK

Ini jalan ringkas dimakam salik yaitu ambil jumlah, supaya lekas paham, asal mula ambil dari bawah naik keatas : Pertama ROHANI jasmani, arad basariyah segala tubuh yang kasar. Kedua ayan darajiah, roh idhofi atau roh maruhul qudus artinya roh yang halus tetapi masih kasar jua halusnya itu jirim-jisim artinya tubuh yang halus betul, halus masih kasar jua, halusnya ini seperti debu dijendela iruhul cahaya matahari, karena alam roh, alammitsal, alam ajasam dan alam insan, sifat ma’ani nur iman belum dapat mengenal allah, mesti berhancur atau jalan fana, hapus atau jalan baqa ulbaqa atau jalan kadim bagi kadim, baru bisa dapat makam ubudiyah dan mendapat makam uluhiyah serta didapatnya pula makam rububiyah. Serta didapatnya akan salik karena nur mubassarah dengan nur mutalazimah, berlazim-laziman didapatnya ZAUK WADJIDAN IDRAK artinya dirasa dengan pengrasanya dan didapat dengan pendapatnya daripada yang lemah, karena kita tiada merasa, dan mendapat serta lemah, hanya ilmu saja yang tahu sampai kepada JUDBAH, dan makam laduniyah atau makam istiqomah artinya tetap.

ALAM NUR / NUR AKLI NUR

BISMILLAHIRRACHMANNIRRACHIM

Ambil ringkas saja jalan asal UJUD ADAM mesti mengambil amanah HALAKAL INSANA MINTIN. Artinya asal manusia itu dari pada ujud Adam. Adapun ujud Adam dari pada NUR MUHAMMAD. Jadi jasad dan roh oun jadi dari pada NUR MUHAMMAD jua. Sebenar-benarnya diri adalah Roh. Sebenar-benarnya Roh adalah manusia, sebenar-benarnya manusia adalah Muhammad, sebenar-benarnya Muhammada adalah NURULLAH, sebenarnya NURULLAH ialah NUR ZAT, sebenarnya NUR ZAT ialah ILMU ; mengetahui pandang SUHUD yaitu pandang SALIK.

NAIK dan TURUN, tatkala naik pujinya “HU” dan tatkala turun pujinya “ALLAH” Naik senaiknya, turun seturunnya tiada di naik-naikan, tiadaa diturunkan. Ini hanya sendirinya, janagan berpegang kepada nafas keluar masuknya, kalau naik, nafas masuk, kalau turun nafas keluar.

Yang dikata dengan lidah dan hati. Yang dipakai puji naik HU dan turun ALLAH. Supaya jangan berpegang kenafas, tetapi naik-turun, tatkala naik pujinya HU melengkapi tujuh lapis langit ujudnya HUTASARPAH la hurufin wala sautin, tiada huruf dan suara, zat dirinya. Tatkala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh lapis bumi ujudnya huyasariyah ZAT dirinya.

Inilah dinamakan makam SALIK, (taraki dan tanazul) turun dan naiknya tetap berdiri sendirinya sampai pulang ke rahmattullah. Jika ada yang menyerupai tolak, semua was-was dari syaiton, tidak ada yang menyerupai lagi.

Itulah JIBU / UJUD MUHDAR.

BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM

Yang menjadikan dan yang memberi baik dan jahat dan yang lengkap tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi yaitu hanya ZAT ALLAH dan SIFAT ALLAH yang sebenar-benarnya. Adapun akan JIBU itu yaitu yang tiada ber ujud dan tiada ia ZAT. Adapun ZAT dan SIFAT itu namanya jua, maka jikalau ada ujud, ZATlah namanya. Sungguhpun ada ujudnya, yaitu belum nama tetapi pada hakikatnya tiada lain daripada JIBU, tiada ujudnya dan tiada zatnya dan tiada sifatnya melainkan dirinya jua, yang sekalian ni JIBU jua. Adapun yang ber-ujud itu zatnya dan yang berzat itu ujudnya, dan yang ber pa-el itu sifat ilmunyadan yang berilmu itu Zatnya karena Tuhan itu yang tiada bersifat. Adapun Allah itu bukan karena ia karena nama, Allah itu namanya. Engkau pikirkan/ cari dengan pikiran yang sempurna. Maka barang siapa yang menyembah ZAT ALLAH maka orang itu sirik, barang siapa meninggalkan ZAT ALLAH dan UJUD ALLAH maka orang itu mukmin sebenar-benarnya MUKMIN.

Maka itu barang siapa menyembah ZAT atau SIFAT, maka orang itu BID’AH sesat menjadi kafir kepada Allah, Islam makhluknya. Adapun lenyap sekalian semesta alam ini ma’lum, lenyap maklum kepada hayun, lenyap hayun kepada ZAT, kepada hidup yang tiada berzat, karena zat dan sifat dan ujud kembali kepada JIBU, pada hari yang kemudian, kedua-keduanya itu karena tiada kembali kepada tiada.

UJUD MUHDAR……………

UJUD MUHDAR

Alhamdulillahirabbil alamin wassalatu wassalam ‘ ala saidul mursalin, wa’ala alihi wasahbihi ajma’in. Asal-usul sebelum ada bumi dan langit, tiada ada apa-apa hanya kosong saja, melainkan ALLAH TA’ALA saja yang ada sendirinya tiada apa-apa. Allah pun belum ada namanya LA – TA – YIN, tiada senyata-nyatanya. Hanya UJUD MUHDAR yang ESA, hidup didalam ilmunya takluk kabdah namanya ESA sendirinya didalam genggamannya yang hidup tiada mati.

AHDIYAT, WAHDAH, WAHDIYAT

Tanzizi kadim suluhiyah kadim takluk kodrat iradat ; jalal, jamal, kabar dan kamal. artinya ; kebesaran, keelokkan, kekerasan dan kesempurnaan. Maka lengkaplah bumi dan langit dengan isinya semesta sekalian alam ini adanya. KUN katanya ALLAH PAYAKUN kata MUHAMMAD, ALLAH bernama ZAT MUHAMMAD bernama SUHUN ZAT, karena kita bernama tanzizi hadist, arad basariyah tubuh yang kasar sifat baharu alam, keterangan ringkas ini didabit oleh DATUK ABDURRAHMAN dan diperbanyak oleh DATUK SYAHRUDIN.

Sekian hanya untuk akhlinya saja.

—oo0oo—

HADIST QUDSYI

Dan ini bermula hadist qudsyi, menerangkan sehingganya pada batang tubuh kita dan lenyap melainkan yang ada, Ujudnya Allah Ta’ala semata-mata, dan inilah keterangannya tersebut di bawah ini.

  1. Hancurlah badan timbul hati
  2. Hancurlah hati timbul akal
  3. Hancurlah akal timbul fikir
  4. Hancurlah fikir timbul faham
  5. Hancurlah faham timbul ilmu
  6. Hancurlah ilmu timbul rahasia
  7. Hancurlah rahasia timbul cahaya
  8. Hancurlah cahaya timbul nyawa
  9. Hancurlah nyawa timbul AKU (rahasia) melainkan ujudku yang ada.

  NAMA ROH DALAM JANTUNG

  1. Ruhul amin
  2. Ruhul Amri
  3. AKU : ALLAH
  4. AKU : MUHAMMAD
  5. KARENA : HAMBA

: ALLAH

: IRADAT

: UJUD

—oo0oo—

UNTUK HALAMAN YG TERAKHIR INI ; saya gali sejarah

KALIMANTAN SELATAN pada abad ke 18 (delapan belas)

Ada beberapa tokoh yang terkenal ditengah-tengah

PERTAMA ialah Syeh ABDUL HAMID TATAKAN/RANTAU, yaitu dengan gelar DATUK SANGGUL / DATUK KUNING.

KEDUA ialah SYEH MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

KETIGA ialah SYEH ABDUL HAMID ABULUNG

KEEMPAT ialah SYEH MUHAMMAD NAFIS AL BANJARI

Dan pada abad ke-19 bertambah banyak lagi tokoh-tokoh agama di Kalimantan ini. Dan akhirnya pada abad ke-20 banyak lagi melahirkan tokoh-tokoh baru untuk penerus perjuangan beliau itu.

Jadi tokoh-tokoh empat besar itu tadi patut kita warisi, karena adalah berdasarkan Al-Qur’an dan hadist dan ijma Ulama yang ahlus sunnah wal jama’ah yang hak.

Bagaimana kita hendak ingkar dengan ajaran-ajarannya yang berbau dengan kebenaran itu.

Demikian pula wali-wali itu adalah di bawah nabi sebagai halifah didalam bumi ini, sedang nabi-nabi itu beroleh wahyu dan wali-wali beroleh ilham.

Marilah kita teruskan perjuangan yang gigih itu untuk merebut kembali kemenangan yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dahulu. Beranikanlah dirimu untuk terjun dimedan laga, untuk meraih kemenangan yang gilang-gemilang. Serahkanlah dirimu bulat-bulat kepadanya, niscaya Tuhan berdiri dihadapanmu sekaliannya. Kita semua harus berani jangan pengecut ; karena pengecut itu adalah bibit segala dosa durhaka. Kalau siapa pengecut dalam perjuangan, itu namanya pahlawan syaiton namanya. Dan siapa berani berjuang dengan Allah, ia akan mendapat gelar pahlawan Tuhan. Pilihlah antara dua, inign jadi pahlawan Tuhan atau jadi pahlawan shaiton.

Marilah kita menuju kebenaran ; insya Allah, Tuhan akan menunjukkan jalannya.

Lihat contoh sebagai pahlawan Tuhan yaitu ;

DATUK ABULUNG mati dalam mempertahankan agamanya. Dan beliau meninggalkan warisan yaitu sebuah kata-kata mutiara yang lebih berharga daripada harta benda dunia, apakah kata-kata itu ;

TIADA YANG MAUJUD, MELAINKAN HANYALAH DIA

DIA ADALAH AKU

DAN AKU ADALAH DIA

Inilah inti sari tasauf beliau

Dan DATUK SANGGUL mewariskan kalimat ; A, I, U

Dan DATUK KELAMPAIAN mewariskan kalimat ; L, L, L

Dan DATUK MUHAMMAD NAFIS mewariskan sebuah kitab yang bernama ADDURUN NAFIS

Dengan intisarrinya yang berbunyi ; A, A, A

Apakah arti dan makna A, L, U, itu ?

Apakah arti dan makna L, L, L, itu ?

Dan apakah arti dan makna dari A, A, A

Marilah kita gali selanjutnya sampai tuntas, siapa beroleh

Petunjuk, dialah yang beruntung

DEMIKIANLAH RIWAYAT SINGKAT TENTANG TOKOH “ KEAGAMAAN DI KALIMANTAN SELATAN, KHUSUSNYA, DAN KALIMANTAN UMUMNYA.

Sekian.

WASSALAM

INSAN KAMIL

  1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul berada paling akhir, sedang pada waktu taraki nantinya jadi yang awal sekali.
  2. Yang disebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu zat itulah dia lobang yang dinamakan mekar dan kkuncupnya marnas atau buka tutupnya mahid.
  3. Syiratal mustaqim ialah maksudnya menamakan hilang perginya atau, sempat diakhirat atau diakhirat ilahi robbi dan tuhan kita mengatakan bahwa ayat yang diatas ini tadi maksudnya adalah keluarnya perkataan kita.
  4. Arsiullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat yaitu berada di kepala dan di dada kita
  5. Kursi artinya tempat duduk pada hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada pada otak dan jantung
  6. Luch machfut / luch kalam artinya luch tempat machfut dijaga pada hakikatnya adalah sifat-sifat zat. tempatnya berada di jasad serta dijaga oleh malaikat katibin. Jadi yang dimaksud puncak hidup itu ialah berada di badan kita pribadi (pahmakanlah)
  7. Mizan artinya timbangan, pada hakikatnya pertimbangan zat yang berada di penglihat, pendengar, pencium, pengrasa dan perkataan maksudnya mengatakan terhadap pertimbangan hidup kita yang berada di panca indra.

Ibarat wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya mengatakan terhadap berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-sendiri padahal yang sebenarnya adalah tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya adalah tidak ada sifat yang berdiri diatas zat atau yang bertambah dengan sifat ma’ani yaitu gazlikun bizatihi, maridun bizatihi, alimun bizatihi, dan seterusnya sampai kalam.

Jadi disini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya. Ibarat roh dengan badan, tetap kekal. Inilah yang dinamakan alip mutakalimun wahid. Artinya yang berkata-kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang mempunya rupa yang sejati, dan tempatnya berada didalam sukma/nyawa kita pribadi, dan suara. Inilah yang disbut zikir batin yang sesungguhnya dan yang sebenarnya serta azali dan qadimdan yang baqa. Sedang malaikat pun tidak boleh tahu apapun yang keluar itu : semua malaikat dan zipun bisa tahu. Tetapi yang disebut mudawatuhzukri itu tak ada seorangpun yang tahu kecuali dia sendiri inilah puncak segala puncak ilmu dan amal ma’rifat. Dan inilah zikir yang senantiasa dan tiada pernah lupa walau sekejap matapun. Maka ada seorang wali pernah berkata : apabila aku lupa sekejap juapun sengaja atau tidak sengaja, maka aku hukumnya diriku itu murtad. Demikianlah adanya kepada kita ini semuanya, bila lupa berarti belum sempurna ilmnya. Dengan sdanya keterangan ini itulah apa adanya dapat hamba sampaikan semoga Allah meridhoinya amin ya robbal alamin.

TENTANG NAFSU

Nafsu itu ada empat martabat :

  1. Nafsu amarah tempatnya pada empedu
  2. Nafsu lawwamah tempatnya pada perut
  3. Nafsu sawiyah tempatnya pada limpa
  4. Nafsu mutmainah tempatnya pada tulang

Inilah nafsu zat haq ta’ala. Kenyataannya pada/diri hidung kejadiannya dalam cahaya putih : kelihatan segala macam sesuatu dikalam laut Rachmad jadi kesempurnaan dari ke 4 macam tersebut diatas tadi adalah bersatu di dalam  alam nur/ cahaya kita pribadi. Demikianlah uraian ringkas dari hamba semoga kita semua beroleh petunjuk, serta taufik dan hidayahnya dari pada Tuhan azzawazallah. Amin

Qalbu hati

Hati itu ada dua bagian :

  1. Hati sanubari : juga disebut hati nabati
  2. Hati nurani : juga disebut hati cahaya

Sebab disebut hati nabati, karena ia daging segumpal berhenti dibawah lambung kiri diantara dua jari di bawah susu kiri di dalam dada kita. Dan adapun hati nabati itu mempunyai beberapa nama. Namanya Halifatullah artinya ganti Allah karena ia memerintah tubuh manusia dan lain-lainnya. Namanya amisu mu’minin artinya raja yang nyata karena kuasa akan sesuatu. Namanya arsyullah artinya mahligai Allah, karena ia tempat taajalli allah ta’ala kepadanya. Namanya Zarrotul Haq artinya cermin haq ta’ala karena ia haq ta’ala kepadanya. Namanya iradatul ujud artinya kehendak yang nyata ada atau kehendak dari. Karena ia tiada luput daripadanya. Adapun hati nurani itu amat besar dan amat luasnya daripada segala alam. Tetapi amat/halus maka ialah menerima tadjali zat allah, sifat allah, asma allah, af’al allah. Maka daripadanya lampah kepada yang lainnya Karena hati nurani itulah yang memakai sifat 7 yaitu: hayat, ilmu, kudrat, iradat, sama, besar dan kalam, jadi kalau terhenti kepada hati nurani karena hidupnya hati nurani itu adalah kenyataan hayat.

Zatullah ta’ala. Tahu hati nurani kenyataan ilmu Zatullah ta’ala. Kuasa hati nurani kenyataan kudrat Zatullah ta’ala. Berkehendak hati nurani kenyataan pendengaran Zatullah ta’ala melihat hati nurani kenyataan penglihat Zatullah ta’ala. berkata hati nurani kenyataan alam Zatullah ta’ala. jadi pernahkah susunan/gugurnya kepada diri kita sendiri atau diri pribadi.

Arti dan Makna

Jadi baiklah kita uraikan arti dan makna sebenarnya apa yang berlaku kepada hati nurani itulah kelakuan Zatullah ta’ala maknanya apabila kelakuan Zatullah ta’ala pada hati nurani itu tiada di dalam da tiada diluar hamba tiada dengan nyata-nyatanya hati nurani karena hati nurani itu adalah sifat zattullah dan daripada hati nurani itulah lampah kepada tubuh kita ini. Maka nyatalah tubuh kalimah daripada hati nurani. Maka karena hidup tubuh kita ini sebab hidup hati nurani tahu tubuh kita ini sebab tahu hati nurani. Kuasa tubuh kita ini sebab kuasa hati nurani. Berkehendak tubuh kita ini sebab berkehendak hati nurani. Mendengar tubuh kita ini, sebab mendengar hati nurani. Melihat tubuh kita ini. Sebab melihat hati nurani. Berkata tubuh kita ini sebab melihat hati nurani. Berkata tubuh kita ini sebab berkata hati nurani. Bergerak tubuh kita ini sebab bergerak hati nurani. Gerak dan diam tubuh kita ini sebab gerak diam hati nurani jua. Maka nyatalah hidup kita dan tahu, kuasa kita, bergerak dan mendengar/melihat serta berkata-kata ini kenyataan hati nurani artinya kelakuan hati nurani. Maka apabila kelakuan hati nurani pada tubuh kita yang kasar ini, tiada nyatanya kepada tubuh kita yang kasar ini karena tubuh kita yang kasar ini. Sifat hati nurani dan hati nurani itulah kenyataan zat Allah Ta’ala yang tiada baginya ialah yang di per-ujudileh sekalian yang maujud adapun sebenarnya hamba itu yaitu : mata tiada melihat, telinga tiada mendengar, mulut tiada berkata-kata, hidung tiada mencium, maka mata dapat melihat, telinga dapat mendengar hidung dapat mencium mulut dapat berkata-kata. Hanya pekerjaannya jua. Sabda rasulullah saw yang artinya : lidah itu juru bicara hati dan hati itu juru bahasa lidah, hidayah itu daripada cahaya yang qadim dan azali. Adapun arti hidayah itu ialah sifat tubuh yang nyata pada hati nurani adapun sifat itu adalah kenyataan zat yang wajibal wujud. Tuhan Allah ada menerangkan didalam al-Qur’an yang artinya kenyataan Allah didalam diri kamu melengkapi, mengapakah kamu tidak melihat. Dan lagi Allah Ta’ala serta kamu, dimana saja kamu berada

Maka nyatalah bahwa kelakuan yang nyata kepada dirimu itu ialah nafsumu itu semuanya kenyataan keadaan zatullah ta’ala yang meutlak, adapun hamba tak punya. Jadi yang mempunyai kelakuan itu tiada huruf dan tiada suara.dan tiada isyarat itulah dirimu dunia dan akhirat itulah Jibu. Adapun pahamnya segala yang tersebut didalam akibat yang lain-lainnya, ang dinaakan kitab maksudi tasauf itu yaitu jikalau kita ada bisa mengembalikan amanah allah atau berlaku barang sebgainya sama didalam sembahyang, didalam ziki atau barang pekerjaan dunia, maka sudah karamlah kita didalma laut qadim ang haqiqi. Manakal karam hapuslah namanya, manakala hapus lenyaplah baginya namapun tiada itulah yang dikata Esa dan meliputi. Jadi kalau tiada demikian, tiadalah hasil ma’rifat seperti ini barulah benar-benar cinta dan rindu dendam dengan zat hayat yang hidup sendirinya. Maka berkasih-kasih dan berinjak-jinakan, karena sudah sauju senyawa, serta serasa dan serahasia. Inilah walaupun sembarang saja kelakuannya, tiada diketahuinya dirinya karena pekerjaan itu atau kelakuannya didunia dan diakhirat sama dibuatnya adapun arti rindu itu belum berjumpa dan arti dendam itu sudah bertemu.

Dan arti rindu itu hamba, dan dendam ialah Tuhan maksudnya. Yang artinya berjumpa itu sudah bertemu nyatalah dengan nyatanya, manakala nyata datanglah laut rahmat dan nikmat itulah jibu.

KARENA itu tidaklah BERDIRI SENDIRI. TETAPI SEMUANYA BERHAJAT KEPADA ALLAH. MAKANYA ADANYA ALAM INI TIDAK MENARIK PERHATIANNYA. KARENA ITU MEREKA ANGGAP BAGAIKAN TIDAK ADA. INILAH CAHAYA ILAHI ROBBI YANG MENYINARI DIRINYA LAHIR BATIN.

DUA KALIMAH SYAHADAT

Dua kalimah syahadat itu ada dua bagian : pertama yang disebut syahadat tauhid, kedua syahadat rasul. Dua kalimah syahadah itu kita sudah maklum yang artinya menurut logat umum ialah aku naik saksi tiada tuhan melainkan allah. Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusan Allah.

Maksudnya ialah : yang dinamakan tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Sebab sebenar-benarnya yang kita sebut itu tidak ada. Itulah disebut tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang menyebut itu juga yang menyebut atau yang menyaksikan itu juga yang disaksikan. Berdasarkan dalil al-Qur’an dan al-Hadist al-insanu sari wa ana sirrohu. Artinya : insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya.

Dan lagi firmannya : al-insan sirri wa ana sirri sifatin wa sifatun ligoirih, artinya : insan itu rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada aku jua. Jadi nyatalah kepada kita bahwa allah, Muhammad, adam (insan) adalah satu. Insan kamil pun allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia ini adalah tuhan (dalam rahasia) atau rahasia dalam ketuhanan.

Johiro abdi bathinu abdi artinya : pemeliharaan tuhan pada bathin tuhannya yakni kepada ilmu hakikat kenyataannya, adanya tiadanya dan Esanya huwal awwalu wal ahiru wadjohiro wal bathinu wahuwa ala kulli sya’in qadir. Dia yang awal dia yang akhir, dia yang johir dia yang batin. Adapun yang dinamakan Muhammad itu bukannya Muhammad yang di Madinah. Tetapi yang sebenarnya ialah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan, sebab cahaya kita itu pertandanya tuhan. Masalahnya adalah begini : apabila kita benar-benar sampai kepada tuhan, utsan tuhan keluar dari diri kita : bahwa utusan tuhan itu mendatangkan apa ciptamu, maka barang siapa percaya mendapat kasih ampunan tuhan. Apabila sudah menerima petunjuk yang demikian itu. harap hati-hati dan waspadalah didalam hati. yang hidup kita pribadi itulah adanya nugraha dan anugrah. Artinya : nugraha itu tuhan dan anugrah itu hamba.Sebab usaha senyawa didalam badan pribadi. Janganlah sak dan ragu lagi.

—oo0oo—

Artinya : aku adalah suatu perbendaharaan yang tersembunyi, aku ingin dikenal, maka kujadikan makhluk, supaya mereka mengenal aku dengan aku. Maka disinilah kita membuatkan cita-cita yaitu : yang disebut jam-ul himmah dan ada lagi sebuah hadist yang berbunyi. Mal’lam yazuq lam yarif, artinya barang siapa belum pernah merasai, maka belumlah ia akan tahu, dan lagi sebuah hadist yang berbunyi : Mal-lam bizuq lam yadir, artinya : barang siapa tiada merasai niscaya tiadalah ia mendapat dan tiada beroleh maqam arifinbillah, jadi dalam tingkat ini siapa tiada merasai dengan rasanya niscaya ia bergemilang dalam dosa durhaka kepada tuhan dan kepada rasulullah saw sekarang baiklah hamba teruskan kepada membicarkan tentang Hulul. Hulul artinya : yaitu ketuhanan atau lahu menjelma kedalam diri insan atau nasud. Nur Muhammad sebagai asal usul segala kejadian amal perbuatan dan ilmu pengetahuan dan dengan perantaraanya seluruhnya ala mini djadikan. Bila batin seorang insan telah suci di dalam

menempuh perjalanan dalam hidup kebathinan, niscaya akan naiklah tingkat hidupnya it dari satu makam ke makam yang lainnya yaitu yang dmulai makam yang paling bawah sampai ke makam yang paling atas yaitu makam Mukarrabin.

Mukarrabin artinya: orang yang paling dekat kepada tuhan di atas daripada makam mukarrabin itu tibalah di puncak sehingga bersatu dengan tuhan (tunggal dalam rahasia) maka tidak dapat lagi dibedakan atau dipisahkan diantara asyik dengan ma’syuknya. Dan apabila ketuhanan itu telah menjelma atau tjih di badan dirinya maka tidaklah lagi kehendaknya yang sabda Rasulullah saw.

Sabda nabi: yang aku khawatirkan terhadap umatku, ialah kelemahan dalam iman keyakinan. Kalau lemah dalam ibadah lahir dapat diperbaiki dengan kesabaran. Kelemahan iman keyakinan bisa membawa lenyapnya semua amal yang lalu/ yang sekarang dan yang akan dating maka dari pada itu ma’rifatlah lain tidak. Sebab ma’rifat itu adalah puncak segala amal, dan puncak segala kebahagiaan dunia dan akhirat, puncak rasa menikmati ridhanya. Jadi kesempatan adalah sorga karena adanya ma’rifat dan neraka itu karena terhijap artinya ; tidak kenal kepada Allah, dan tidak melihat allah dalam apa yang ia lihat.

Sabda nabi Isa alaihissallam

Berbahagialah orang yang perkataannya zikir, diamnya berzikir panangannya penuh perhatian. Sesungguhnya orang yang sempurna akalnya ialah selalu mengoreksi dirinya sendiri, sebelum dikoreksi orang lain.

Dan selalu berakal untuk kemudian harinya rasulullah saw bersabda

Rasulullah saw membenarkan perkataan seorang pujangga yang berkata : bahwa segala sesuatu itu selain allah semuanya palsu belaka. Maksudnya ialah : apabila memandang kepada sesuatu apapun jua, maka pandangan itu tertuju kepada sesuatu itu saja, maka pandangan itu palsu belaka. Jadi yang benar ialah apabila kita memandang kepada sesuatu itu maka pandangan kita lenyaplah sesuatu itu dalam pandangan basyirah hati itu. walaupun kita memandang kepada makhluk namun hati tetap memandang kepada Allah Ta’ala. itulah pandangan yang benar yang hak. Jadi jelasnya begini : semua itu allah dan allah itu semuanya inilah yang disebut yang satu, memandang kepada yang satu (suhudul wahdah filwahdah).

Demikianlah tampak jelas sifat-sifat allah didalm tiap-tiap sesuatu didalam ala mini sehingga apabila masih ada manusia tidak dapat melihat allah dalam apa yang ia lihat dan ia dengar niscaya ia masih terdinding/terhijab.

Ciri-ciri nas seorang arif

Suatu tanda/ciri nas dari orang yang lulus dalam perjuangan mereka selalu menyerah kepada allah sejak awal perjuangannya mereka ridho kepada allah dan berbuat menurut kehendak allah.

Pertama           : syua’aa’ul basyirah                : cahaya akal

Kedua             : ainal basyirah                        : cahaya ilmu

Ketiga             : haqqul basyirah                     : cahaya ilahi

Keterangan-keterangan

Orang yang sampai kepada cahaya akal yakni : allah selalu meliputi dirinya dan mengurung mereka lahir dan bathin, artinya : ia yang meliputi dan ia yang meliputi, ia yang mengurung dan ia yang dikurung.

Orang yang sampai kepada cahaya ilmu, yakni : allah selalu bersamanya dimana saja ia berada. Ia merasa dirinya tidak ada lagi jika disbanding dengan adanya allah : artinya adanya adalah adanya allah, dan tiadanya adalah tiada makhluk. Karena pada hakikatnya makhluk ini fana kepada / kedalam allah (fana zihir dan bathinlahir bathin). Inilah disebut seorang aribillah.

Karena ahli hakikat itu hanya melihat kepada allah saja walaupun matanya terbelalak melihat alam. Orang seperti itu bukanlah tidak melihat kepada sesuatu disampingnya karena itu tidaklah berdiri sendir-sendiri.

Maka tidaklah lagi kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak allah ta’ala jua. Apabila ruh allah telah meliputi akan isa anak mariyam, demikian pula kita ini pada hakikatnya tiada berbeda-beda dengan isa a.s.Jadi apabila siapapun mampu memfanakan dirinya ke dalam tuhan yaitu dengan pensucian ruh. Maka pada waktu itu ruh Allah masuk ke dalam badan insan maka dikala itu perbuatan dan iradat insani tadi menjadi perbuatan dan iradat tuhan. Tegasnya insan ain allah dan allah ain insan. Jadi pada hakikatnya manusia itu adalah tuhan tuhan dalam rahasia. Sebab insane jadi daripada zatnya jua (rahasia). Tuhan menurut bentuk dan surahnya sendiri. Itulah sebabnya maka tuhan menindahkan kepada malaikat supaya sujud  kepada adam (manusia). Ini adalah bukti yata dalam al-Qur’an. Tuhan itu menjelama atau tjli kepada insan yang telah sanggup mempanakan dirinya kedalam tuhan, sehingga mendapat baqa didalamnya, fana kedalam tuhan dan baqa dalam tuhan. Cinta kedalam tuhan adalah kecintaan tuhan. Sekarang kita lanjutkan pula kepada  membicarakan tentang hakikat. Perkataan hakikat berpokok dari kata al-haqqu (sebenarnya) kemudian pindah menjadi muhaqqa (nyata kebenarannya). Sudah itu pindah menjadi ta haqio (benar tak salah lagi). Akhirnya menjadi hakikat (zat dari al-haqqu). Jadi ang disebut haikat dalam mutunya yang luhur itu ialah bebas lepas dari segala pengaruh berkuasa sendiri dan tidak satu misalpun di pendapat untuk dicontohnya. Hakikat yang kuhur itu hanya dapat dilihat oleh ilmu, ruh dan perasaan (ZAUQ). Sekarang kita dalami lagi tentang mengenal hakikat.

Kata-kata hakikat tadi berpokok dari pada al-haqqu. Al-haqqu itulah yang memberikan nur cahaya dan aulia yang menjadikan segala yang ujud (segala yang ada) dialah yang

Menjadikan segala yang ujud (segala yang ada). Dialah yang menjadikan alam seluruhnya. Didalam alam itulah terletak sinar yang membukakan rahasia dari al-haqqu. Dengan kata lain al-haqqu itu ialah : allah ta’ala. Jadi apabila manusia berangsur-angsur mengetahui dan mengenal al-haqqu itu. Maka akhirnya al-haqqu itu pulalah yang menjadi buah kehidupan manusia itu. Demikianlah keterangan tentang mengenal Hakikat.

SAKSI DAN PENYAKSIAN

Yang dinamakan kesaksian ialah sebab diwaktu menyampaikan kewejangan atau ajaran, supaya disaksikan oleh sanak saudara kita sesama muslim. Yaitu semua titah yang dititahkan didalam alam dunia ini diantaranya seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari, api, angin, air, hawa dan udara dan lain-lainnya. Semuanya menjadi saksi dan menyaksikan bahwa kita sekarang ini mengakui berdirinya dan adanya tuhan dan jadinya hamba Tuhan. Didalam hadist qudsyi, Tuhan berfirman artinya : aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada tuhan melainkan aku.

Dan aku naik saksi bahwa Muhammad itu urusanku.

Dan sebenarnya yang bernama Allah itu akidahku.

Rasul itu rasaku. Muhammad itu cahayaku.

Akulah yang hidup yang tiada pernah mati. Yang ingat yang tidak

Lupa, kekal tiada berubah, pada kenyataan zat, akulah yang hawas lagi tahu, dan tiada samar dan dari segala sesuatu.

Akulah yang kuasa dan menguasai, dan akulah yang maha bijaksana, maha suci aku, dan sungguh besar kuasaku, dan sembahlah aku.

Di hadist qudsyi ini tadi, bukan saja kita baca saja tetapi yang utama sekali ialah ; untuk pribadi kita sendiri dan untuk akidah kita sendiri.

Jadi inti dari semua itu adalah ; Tiada tuhan melainkan allah, dan Muhammad itu utusan Allah.

Jadi yang disebut allah itu adalah af’alnya.

Dan disebut rasul itu ya muhammad.

Muhammad itu adalah cahaya kita jua.

Jadi hakikat kita yang sebenarnya adalah, hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah (Rahasia)

Buktinya Tuhan kuasa menghidupkan yang mati dan adanya mati dari hidup. Justru hidup kita ini berasal dari yang mati.

Dan akhirnya tiada yang mati, dan hidup didunia dan akhirat tiada akan pernah lupa akan hidup kita, tanpa perbuatan, tanpa bergeser dalam kenyataan yang sejati.

Jadi dasar kenyataan yang sampai kepada pusat yakin. Itulah dia kesempurnaan hidup.

Dan tiada merasa apa-apa yang dimaksud asal kita mati ialah, mati MA’NAWI, bukan mati HISYI.

Adapun kehidupan ini atau kehidupan dunia ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf, dan tiada suara, tiada kata-kata dan tiada nama, tiada warna-warni, tiada roh, tiada jasad, dan tiada apa-apa tiulah dia JIBU.

LAHURUFIN WALA SAUTIN artinya ialah tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata zat dirinya. Demikian tentang dua kalimat syahadat tersebut.

Asal dua kalimat syahadat itu ialah ; nur Muhammad, nur Muhammad itu ialah cahaya kita yang terang benderang tuhan telah bertazalli kepadanya. Nur Muhammad itu adalah hakikat alam. Dan nur Muhammad itu ialah cahaya kita pribadi. Jadi kesimpulannya ialah kita ini asal adam. Adam dari nur Muhammad, dan nur Muhammad itu dari nur zat. Maka wajarlah kita ini dengan zat allah. Karena zat itulah bermula segala ujud. Jadi nyatalah kepada kita bahwa ujud sekalian alam ini kenyataan ujudnya allah ta’ala jua. Inilah yang disebut wahdatul ujud (ke-esaan ujud). Nyata dan jelaslah kepada kita bahwa semua ujud ala mini adalah ujud allah ta’ala jua. Jadi allah, Muhammad, adam adalah satu. Insane kamil pun allah jua, adam dan Muhammad pun pada hakikatnya. Jadi hakikatnya manusia ini tuhan/dalam rahasia hamba.

—oo0oo—

 

 

 

 

Beberapa hadist untuk jadi pertimbangan

Rithatu bil ilmilah

Pokok pengetahuan itu ialah : orang yang telah mendapatkan makam tuhannya. Dan diduduki kedudukan orang yang kuasa manusia allah yang bersifat dengan sifat-sifat allah dalam dirinya. Latknatuni goirif wala goirifuna. Artinya : adapun ilmu yang satu itu, siapa saja yang menangkapnya, niscaya masuk sorgalah ia.

Laya’rifu Robbahu wala robbahu. Artinya : barang siapa yang mengetahui ilmu satu itu, dan dapat mengamalkan, niscaya sempurnalah ia di dunia dan akhirat. Demikianlah yang hamba sampaikan kepada saudaraku muslim.

Wala mukminin hayun fiddroini. Artinya : masuk dalam lipatan pakaian suaminya hal ini terdapat pada nikah batin, sebab dia mengaku ma’mum pada suaminya.

Dan menghalalkan dirinya kepada suaminya, dan mengharuskan nyawanya pada allah dan melenyapkan tubuhnya pada nabi Muhammad, serta mengaku ma’mum pada suaminya dunia akhirat.

Nata kimbolong artinya : termasuk dalam lipatan pakaian istrinya : ialah karena perkawinan itu.

Nikah bathin yang sebenarnya, dan jangan sampai pisah dunia akhirat. Nikah bathin yang sebenarnya ialah : apabila si istri mengenal diri dan memahami sebenar-benarnya tentang rahasia dirinya dan memahami akan tuhannya sedalam-dalamnya. Maka dialah yang diberikan oleh suaminya nikah bathin.Sebab mustahil akan bercerai dengan suami dari dunia hingga akhiratnya. Cobalah renungkan sejenak berpisahnya allah dengan Muhammad.

Inilah bukti nyata dan dalil nyata.

Syahadatnya para rasul-rasul

Nama-nama rasul utusan tuhan allah

  1. Nabi Muhammad saw
  2. Nabi Adam a.s
  3. Nabi Nuh a.s
  4. Nabi Musa a.s
  5. Nabi Isa a.s

  1. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah
  2. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna adam khalifatullah
  3. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna nuh habibullah
  4. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna Ibrahim kholilullah
  5. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna musa kalamullah
  6. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna isa ruhullah

Firman Tuhan kepada Muhammad

Ya, Muhammad, engkau utusanku

Sekarang engkau harus ma’rifat kepadaku. Sebab engkau adalah kehadiranku. Dalilnya adalah: al-insanu sirri, wa ana sirrohu. Insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya. Jelasnya adalah, sesungguhnyarasaku ini sudah pasti dan derajatnya tidak salah lagi Muhammad rasulullah. Dan aku menganugerahimu burokuntuk nanti menghadapku dan terus sampai ke anak cucumu, lalu kepada wali-waliku.

Ini tiada batas sampai kepada hari kiamat.

Kesimpulannya apabila nabi kita mi’raj maka kitapun mi’raj jua adanya.

Kalau tidak demikian, maka tersalahlah ma’rifat kita kepada Allah Ta’ala. karena hakikatnya disekujur badan kita ini telah menerima keadaan dalam wujud pribadi.

Jadi hakikat adam itu tadi adalah sebagai adekan perwujudan kita pribadi yang nyata kepada kita adalah pendengaran, penglihatan, perkataan, penciuman kita itulah nafas kita yang sudah pasti dan Muhammad itu tadi adalah rasa jasad kita. Sekarang meresap sekali yaitu : penglihatan, pendengaran, pencium, pengrasa dan pengucap. Semuanya masuk kedalam rasa. Ujud juga adalah sebagai bukti. Jadi pada hakikatnya seluruh rasa itu sudah menyatu atau menunggal didalam jasad. Tentu tidak ada kekurangan lagi bukan ?

Makanya sudah kita katakan dahulu tadi bahwa kalau didalam hadits qudsyi allah mengatakan seperti di bawah ini. Tidak ada Tuhan melainkan Aku dan Muhammad itu adalah utusan-Ku. Makanya kitapun harus demikian juga adanya kalau tidak tersalahlah ma’rifat kita kepada Allah dan kepada Rasulullah. Memang banyak yang dapat memahami arti dalil-dalil dan hadits yang mendalam sekalipun mereka tiu cap seorang guru atau seorang ulama dan penceramah, belum tentu dapat memahami dalil dan nash dan hadits-hadits qudsyi yang mendalam dan yang penuh dengan liku-likunya memang sulit kalau tidak ada pertolongan, Ilham dari Tuhan robbul alamin. Kalau hanya menggunakan akal manusia semata, bangkrutlah yang akan bertemu.

Jadi yang utama sekali dalam menggali ilmu ketuhanan itu ialah tumpahan ilham dari alam goib dan jangan mengartikan ayat-ayat al-Qur’an dan al-hadits menurut seleramu sendiri, karena ayat-ayat suci al-Qur’an itu mengandung empat arti dan makna dan pengertiannya. Kalau mengajinya hanya selapis saja memang sulit untuk mencari kebenaran mutlak maka dari itu wahai sekalian penuntut camkanlah selama akalmu masih bergelimang dalam nafsumu selama itu pula shaiton selalu mengkuti jejakmu.

Bagaimanakah mengatasi yang demikian ? untuk megatasi dalam perjuangan pertama ialah : menyerah bulat-bulat dengan tak ada sak wasangka lagi. Mohonlah doamu supaya hatimu beroleh petunjuk.

Firman allah kepada nabi adam a.s

Wahai engkau adam, diperintahkan olehmu menjadi utusan tetapi engkau sekarang jangan ma’rifat kepadaku dulu, pengetahuanmu tiu biarlah dahulu wujudmu itu sendiri. Sebab ujudmu itu sebagai kenyataan adanya aku. Dalilnya adanya : wallahu bathinul insan johirullah.

Artinya : johir Tuhan ada dimanusia dan bathin manusia ada di Tuhan. Dan sholatmu itu dua rakaat. Yaitu pada waktu subuh apakah sebabnya jadi dua rakaat ? sebabnya ialah adanya nyawa dan ujud.

Firman Allah kepada nabi Nuh a.s

Wahai engkau Nuh, aku perintahkan engkau menjadi utusanku, tetapi engkau jangan ma’rifat dulu kepadaku, ketahui siapa dulu olehmu : bahwa pendengaranmu itu adalah pendengaranku, dalilnya sama dengan adam dan engkau sholat empat rakaat pada waktu johor. Apakah sebabnya jadi empat rakaat ? sebabnya ialah engkau punya telinga dan dua kaki.

Firman Allah kepada Nabi Ibrahim a.s

Wahai engkau Ibrahim, kuperintahkan engkau jadi utusanku, tetapi engkau jangan ingin ma’rifat kepadaku dahulu. Ketahui saja dahulu bahwa penglihatanmu itu adalah penglihatanku dan sholatmu empat rakaat ashar. Demikianlah tentang sholat ashar.

Firman Allah kepada Nabi Musa a.s

Wahai engkau Musa kujadikan engkau utusanku, tetapiengkau jangan ingin tahu dahulu kepada zat dan sifatku. Ketahui saja bahwa pengucapmu itu sesungguhnya adalah pengucapku. Dalilnya sudah ada yaitu kalam mutakalimun. Sholatmu ada tiga rakaat pada waktu maghrib, yaitu mulut, punya lisan dan memiliki arti yang tak salah lagi.

Firman Allah kepada Nabi Isa a.s

Wahai nabi Isa, engakau adalah utusanku, dan engkau tak usah ma’rifat kepadaku dulu, atau engkau ingin tahu tentang zatku ketahui saja bahwa nafasmu itu sendiri. Itu adalah kenyataan hidupku ini pasti, dan engkau harus sholat empat rakaat pada waktu isa. Sebab di dirimu itu ada dua lobang hidung, sebagai bukti nyata dari padaku, dan punya darah. Sebab darah itu nanti mati (beku), dan nafasmu habis hilang. Jadi dapatlah kita simpulkan bahwa sholat lima waktu itu sudah terhimpun pada diri.

Baikah hamba susun seperti di bawah ini. Inilah sholat yang 17 rakaat itu pada diri kita.

  1. Nyawa 11. mulut
  2. Ujud 12. lisan
  3. Telinga kanan` 13. Arti yang tak salah lagi
  4. Telinga kiri 14. Lobang hidung kanan
  5. Kaki kanan 15. Lobang hidung kiri
  6. Kaki kiri 16. nafas
  7. Mata kanan 17. darah
  8. Mata kiri
  9. Tangan kanan
  10. Tangan kiri

Demikianlah adanya usul sholat 17 rakaat yang ada pada diri kita masing-masing. Inilah sebenarnya sholat (ingat) ingatlah selalu jangan lupa pada asalnya.

Ma’rifat ada tiga bagian

Pertama           : ma’rifat sariat

Kedua             : ma’rifat tharikat

Ketiga             : ma’rifat hakikat

Apakah perbedaan antara tiga bagian itu :

Pertama           : ma’rifat orang ahli sariat itu yaitu : mengenal segala hukum dan mubah, fardhu dan sunat.

kedua              : adapun ma’rifat orang dalil tharikat itu yaitu mengenal barang yang seni  seperti: ria, ujud, takbur, sum’ah, dan hasad dan Lainnya. Segala sifat mazmumah yang tercela oleh rasa dan mengenal akan kasih sayang akan Allah Ta’ala kepada hambanya dan mengenal buruk dan baik zahir bathin.

                          Ketiga          : adapun ma’rifat orang ahli hakikat yaitu: antara antazzahu tasybih dan tiada  terdinding pandangan zahir dengan yang bathin dan sebaliknya tiada terdinding pandangan bathin akan zahir. Demikianlah secara ringkasnya saja.

Apakah yang dinamakan sariat dan apapula hakikat ? sariat itu tubuh kita dan hakikat itu jiwa, keduanya itu tiada boleh pisah atau bercerai walaupun kita sudah kembali kea lam baqa. Ruh dan badan tiada tiada boleh pisah. Sebab sudah senyawa di dalam badan atau di dalam rasa. Jadi siapa sariat semata dalam hidupnya, maka tiada harapan kumpul dengan ruhnya. Tetapi kalau sudah sampai kepada hakikat tidak mungkin lagi terpisah dengan sifatnya (badannya).

Jadi bagi ahlul hakikat walau bagaimanapun jua bentuknya, tetaplah ia ada sariat inilah arti sariat yang sejati dan mutlak, disini tidak ada tawar menawar lagi, titik.

Sariat tubuh, tharikat nafas, hakikat ruh, dan ma’rifat adalah sir. Inilah yang disebut af’al.Asma, sifat, dan zat kesemuanya ada dalam diri kita lahir bathin. Dan inilah orang yang dahulu disebut: pandanagn, pengrasa, pengucap, dan pencium. Kesemua itu bersatu atau bersamaan di dalam di dalam rasa. Jadi siapa sudah mengembalikan hak ta’ala yaitu rasa, maka dialah yang merasa di dalam rasanya da siapa masih betah dalam rasa adam, maka tempatnya d neraka karena rasa itu ada tiga martabat, 1. Rasa allah  2. Rasa Muhammad  3. Rasa adam. Demikianlah yang sebenarnya yang dapat hamba sampaikan, dan pilihlah sendiri-sendiri.

Iman dan Islam

Adapun islam itu sariat, dan iman itu hakikat, atau dengan kata lain ialah islam itu zahir dan iman itu bathin, dan bisa juga disebut islam itu tubuh dan iman itu ruh/nyawa, jadi kalau kita kembalikan kepada asalnya yaitu: ruh dan jasad kembali kepada nur Muhammad dan nur Muhammad itu jadi daripada kudrat dan iradatnya. Kalau demikian adanya nyata kepada kita

bahwa nur Muhammad itu jadi daripada nur zat nyata benar bahwa zat itulah bermula sgala ujud. Zat itulah bermula segala ujud tidak ada yang ujud hanya allah dan perbuatan allah ta’ala. Jadi nur Muhammad itu tadi disebut juga dengan hakikat alam, Muhammad, dan hakikat Muhammad ialah hakikat alam. Jaid nyata kepada kita bahwa ujud alal dan ujud allah, dan ujud allah ain ujud alam ialah adalah hakikat alam. Jadi alam dan tuhan ialah satu (rahasia). Kalau demikian adanya maka ini dengan alam seluruhnya adalah satu rahasia di kesimpulannya adalah: allah, Muhammad, adam ialah satu rahasia insane kamil pun allah jua. Muhammad dan adam pun pada hakikatnya, jadi ada hakikatnya manusia ini tuhan dalam rahasia. Syarat a dalam beramal. Yang sebenarnya syarat syah beramal ialah: khusyu, ikhlas, dan ikhsan (ma’rifat)

Baiklah kita ambil pertengahan saja dahulu ikhlas ada tiga martabat/tiga bagian:

  1. Ikhlas orang mubtadi
  2. Ikhlas orang mutawasit
  3. Ikhlas orang muntahi

  1. Ikhlas orang mubtadi itu ialah; suci daripada riya, ujud sum’ah dan tujuannya hanya semata karena allah ta’ala. maksud dan tujuannya untuk masuk surge dan takut akan neraka. Jenisnya ingin pahala dan menjauhi akan segala dosa.
  2. Ikhlas orang mutawasit itu ialah:

Maha suci dari riya dan sum’ah hanya semata karena allah dan tidak inign pahala, hanya mengerjakan suruh dan meningkatkan tengah.

  1. Ikhlas orang muntahi itu ialah: tiada menilik baginya dari atau amal lainny, hanya memandang fi’il hakiki kelakuan allah ta’ala pada dirinya.

Dan mereka tiada merasa lagi ada ujudnya sendiri, semuanya fana zahir dan batinnya. Kehendaknya adalah tidak bersalahan dengan kehendak tuhannya pandangannya manuggal dengan pandangan tuhannya. Kemauannya telah menunggal dengan kemauannya atau tuhannya dan dia seujud, senyawa, serasa, serasi dan serahasia dengan tuhannya. Tuhan menjadi matanya untuk melihat, telinganya untuk mendengar dan lidahnya untuk berkata-kata. Dia menjadi wali allah dan allah menjadi walinya. Demikianlah orang yang duduk pada golongan muntahi itu tadi. Inilah yang dimaksud dengan ikhlas, atau khusu dan ikhlas, dan ihsan. Inilah maqam ahlul akhirat namanya. Untuk menjalani ke maqam muntahi ini kita harus sabar dan ridha apa kehendak allah ta’ala saja dan harus menjalani maqam/martabat yang tiga itu seperti yang diterangkan di atas tersebut. Demikianlah keterangan ini.

—oo0oo—

Rahasia – Ma’rifat

Adapun rahasia itu didalam hati, dan hati itu didalam puat, puat itu didalam jantung, dan jantung itu di dalam rahasia allah.

Tetapi hati, puat, jantung itu sudah lebur kedalam rahasia allah. Jadi tuhan itu tiada bertempat dan tiada ditempati oleh makhluk siapa yang sangka bahwa tuhan itu bertempat di hati, di puat, di jantung, di arsy, di langit, di surge, atau di manusia, maka rang itu kafir.

Atau rahasia ma’rifat itu tidak terpakai lagi kata-kata yang bagaimanapun, sebab kalau kita masih berpegang  kepada kata-kata maka kata-kata itulah yang jadi dinding. Dan yang disebut rahasia allah itu tadi, pertama rahasia yang berada di dalam jantung itulah yang bernama allah. Dan yang demikian bernama rahasia allah, dan kehendaknya, kehendak allah inilah yang berada dalam puad, dan inilah yang bernama rasa. Karena disitulah tempat akan segala kehendak allah, lahir atau bathin. Sekali lagi janganlah dipahami bahwa tuhan itu bertempat kepada manusia, atau manusia bertempat kepada tuhan. Untuk membuktikan hilangnya rasa itu. lihatlah contoh orang yang sedang tidur. Semuanya tiada merasa apa-apa lagi. Apalagi yang disebut in itu sudah tidak ada. Dari itu janganlah lagi akhluk berkehendak, jangan lagi ada Ingatanmu, dan dirimupun tiada. Maka yang ada itupun hanya hayat jua adanya. Jadi, disini adalah rahasia allah itu jad iradat kepada insane dan kepada hayawan, sekiranya jika rahasia allah itu dan iradat allah zahir dan bathin, tidak ada maka disitulah manusia menganggap ada perbuatan dirinya sendirinya. Disinilah hawa nafsu menunggangi manusia. Bukan manusia menunggangi nafsu, tapi nafsulah yang beraku-aku itu dalam setiap kejapan mata. Aku haramkan mulutku, aku kapirkan hatiku, bila aku masih beraku-aku dengan hawa nafsu yang tercela atau dengan nafsu akuan makhluk aku sebagai si penyusun kitab ini bertanggung jawab atas kata-kataku tadi. Siapa yang hendak mengambil boleh dan siapa yang menolakpun boleh.

Tidak ada pakaian dalam agama allah.

Seorang wali itu tidak beraku-aku lagi kecuali dengan akuan allah. Bulanlah engkau yang beraku-aku.

Dikata engkau beraku-aku tepi allahlah yang beraku-aku tiada engkau beraku-aku. Jadi yang beraku-aku dikala itu adalah rahasia allah, bukan engkau dalilnya: wama romaita idjromaita, walakinnallah aroma. Artinya: bukanlah engkau yang melempar dikala engkau melempar, tapi allahlah yang melempar dikala engkau melempar. Pahamkah.

—oo0oo—

Yang Sebenar Diri

Yang sebenar benar diri itu nyawa

Yang sebenar benar nyawa itu ruh.

Yang sebenar benar ruh itu nur Muhammad

Yang sebenar benar nur Muhammad itu sifat

Yang sebenar benar sifat itu zat (zat hayat)

Yang sebenar benar zat itu diri

Yang sebenar benar sifat itu rupa

Tapi bila kita mendakwa kepada ruh, maka teruskanlah kepada zat dan sifat allah. Supaya jangan terdinding kepada allah apabila sudah kita tembuskan kepada zat dan sifat allah, itulah tubuh orang ma’rifat yang sebenarnya. Kalau sudah sampai kepada diri yang sebenarnya atau diri bathin, barulah bathin dapat melihat bathin. Disini dapatlah orang yang sampai itu melihat perjalanan ruh/rohani. Adapun yang disebut roh idhofi itu berbadan Muhammad. Disini hamba tambahkan pula tentang nama-nama roh yang patut dikenal: seperti roh idhofi, roh mukayyat, dan roh mutlak. Dan yang pertama tadi disebut roh idhofi. Dan yang disebut roh/nyawa itu tadi disebut juga roh mukayyat. Yang disebut roh mutlak itu adalah roh robbani itu adalah roh tuhan allah.

Kalau orang yang hanya sampai kepada roh mukayyat atau yang disebut nyawa itu: artinya yang belum meneruskan kepada zat dan sifat allah ta’ala.

Maka orang yang telah meneruskannya kepada zat dan sifat allah itulah yang disebut roh mutlak. Atau lazim disebut oleh kaum sufi dengan ruhul kudus atau ruhul haq, ruhul amin.

Jadi seorang wali allah yang berada pada tingkat atas darinya bertubuh sir, dan berubah-ubah tuhan. Yang disebut sir dan roh itu ialah : zat allah dan sifat allah. Dengan adanya zat dan sifat itu lalu kita ingat kepada kalimah yang berbunyi ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah. Disini ada dua huruf, yaitu huruf alif dan huruf ha. Alif itu berarti ujud, dan h itu berarti hayat. Tiap-tiap hayat tentunya dengan ujud. Setiap ujud dan hayat, pasti dengan namanya pula. Dan setiap ada ujud, hayat dan asma, tentu ada af’al jadi susunannya yang sebenarnya itu adalah : zat, sifat, asma, dan af’al itulah yang bernama allah dan akhirnya kalimah la illha ilallah itulah yang bernama zat sifat asma dan af’al. inilah rahasia bathin dan zahir syariat dan hakikat. Hamba dan tuhan, abid dan ma’bud, khalik dan makhluk. Zat dan sifat tiada boleh pisah, begitu juga tidak boleh sekutu. Ia seperti naïf dan isbat jua adanya dan masa lalinya rasa, kita lupa dan kita tidak ingat lagi yang sebagai macam, itulah yang bernama idhafat ma’allah artinya : hilang semuanya dan tidak ketinggalan walau sebesar atom. Maka ini hamba disebut dengan makam : penelanjangan tuhan. Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang yang lainnya. Adapun cita-cita dan rasa perasaan masalah berbagai bathin dan zahir sekalian tubuh itu lahir dan bathin. Sebab karena

yang dipuji itu jatuhnya kepada tubuh bathin dan zahir. Inilah jadinya kedalam diri kita, bilangan tatkala allah ta’ala itu bersifat dengan sifat, kata ain. Jadi kesimpulannya ialah yang memuji ia yang dipuji. Ia yang menyembah dan ia juga yang disembah. Karena ahadiyah, wahdah, dan wahadiah adalah Esa. Jadi disini boleh di kata : puji qadim bagian qadim, puji hadist bagi qadim. puji qadim bagi hadits. Dan puji hadits bagi hadits. Bagi orang yang paham tentan rahasia ma’rifat itu, tidak ada lagi syakan ragu atas kata-kata yang diatas ini tadi sebab dalam ilmu hakikat ada kesimpulan yang berbunyi wahadiah, wahdah, wahidiyah, adalah Esa. Jadi Muhammad, adam adalah Esa.

Kamilpun allah jua. Muhammad dan adapun ada hakikatnya : jadi pada hakikatnya manusia ini adalah rahasia Tuhan menurut bentuk dan surahnya sendiri. Makadari itu tuhan memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada adam a.s.

KHALIK DAN MAKHLUK

Beberapa kesimpulan

Asal kata makhluk diambil dari kata-kata halq dan kata-kata halq diambil dari kata khaliq. Dan kata-kata khalik itu adalah khalik. Jadi asal dari khalik kembali lagi kepada khalik. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Datang dari allah kembali kepada allah. Awalnya allah, dan akhirnya allah. Awalnya tuhan dan akhirnya tuhan. Awalnya tidak ada permulaannya dan akhirnya puntidak ada penghabisannya.

Kalau ma’rifat kita sudah ta’zimullah, yaitu :

Tilik seorang arif itu akan kebesaran dan kemuliaan dan keagungan tuhan allah azza wazalla jua adanya maka intisari dari pada itu adalah segala makhluk itu adalah khalik, dan khalik itu sebaliknya. Dalilnya : syhudul kasrah til wahdah dan syuhudul wahdah fil kasrah, akhirnya syuhudul wahdah fil wahdah. Demikianlah pandangan seorang arifin billah. Jadi kesimpulannya adalah : semua itu allah dan allah itu semuanya inilah yang disebut wahdah al-ujud atau kesatuan ujud. Jadi hamba dapat menyimpulkan pula bahwa allah adalah hakikat alam.

Apakah yang dimaksud Azzazatullah

Baiklah hamba uraikan secara ringkas saja bagi orang yang telah ma’rifat zat, tiadalah baginya permulaan dan penghabisan.

Pandangannya jauh berbeda dengan pandangan orang yang hanya berada dengan pandangan tingkat bawah. Orang demikian berpandangan bahwa ia melihat allah setiap kejapan mata dan dalam setiap sentuhan hatinya yang disebut mata hati itu bukannya ia nya. Sebab mata lahir dan mata hati itu hanya asma jua adanya disini mata bathin melihat bathin. Dan mata hati itu sudah lebur kedalam fana. Jadi pandangan yang tertinggi sekarang ini adalah kembali kepada mata zahir jua dahulu. Hingga mata bathin, sebab tiada kebilangan hakikat itu tanpa syariat/ zahir dan tiada kebilangan sariat itu tanpa hakikat/bathin. Kesimpulannya adalah : zahir ia yang bathin, dan bathin ia yang zahir, sebab awal dan akhir itu adalah rahasia insan. Maka dari pada itu pandangan akhir jua pandangan awal. Disinilah letaknya rahasia allah / insan, dan rahasia allah adalah rahasia insan. Rahasia insan dan rahasia allah itu disebut juga dengan sirullah atau sirullahzat atau zat ilahiah.

Zat ilahiah itu yaitu diri bathin dan zahir. Zahir tuhan ada dimanusia dan bathin manusia ada di tuhan. Dengan kata lain yaitu : johirnya makhluk dan bathinnya tuhan dan zahirnya……..bathin……..

Jadi hendaklah diketahui akan sirullah didalam ujud insan dari kita ini. Sekira kira ujudullah berdiri dihadapanmu dengan nyata dan jelas. Hilangkan dan lenyapkan ujudmu. Niscaya ujudullah berdiri dengan kedirianmu.

Tak ada ujud bagimu, lahir dan bathinnya, kecuali itu hanya ujudullah jua yang ada.

Ujud kesegalaan ini hanya ujud hayal, bukan sebenarnya ujudullah ada pada setiap diri : dan ada pada setiap manusia dan seluruh makhluk. Tetapi disini memerlukan perincian yang mendalam. Jadi siapa masih melihat kepada dirinya seumur hidupnya tidak akan bertemu dengan tuhannya. (tidak akan melihat kepada tuhannya). Siapa yang melihat kepada tuhannya niscaya tiada lagi melihat kepada dirinya sendirinya. Tiada lagi melihat makhluk yang terlihat hanya tuhannya. Itu menunjukkan tidak lagi melihat dirinya dengan kekuatan dalil yang nyata yaitu : ROBBI BI ROBBI.

Melihat tuhannya dengan tuhannya.

Mengenal tuhannya dengan tuhannya.

Demikianlah tentang ujudillah itu tadi.

Beberapa Bentuk Zikir

Dalam ajaran tasauf ada beberapa bentuk zikir walaupun umpamanya berlainan antara saufi ini dan saufi itu, atau guru ini, dan guru itu, semuanya disebut zikir jua. Bagi penelitian hamba yang daif lagi hina in, semua bentuk zikir itu baik hanya ada beda dalam sebutannya dan hurufnya. Tapi semua itu adalh zikir. Tetapi yang penting disini bukan huruf dan suara akan tetapi isinya apakah zikirnya kosong, atau isi, itulah yang menjadi nasa allah. Dalilnya adalah : laya’ zikrullah ilallah, artinya : tiada menyebut allah hanya allah, inilah ainnya. Sekarang zikir yang hendak menangkap burung nuri seekor. Umpamanya kita berzikir mangata : hu allah, hu allah. Itu ibaratnya  menangkap burung tertangkap ekornya.

Mengata : allahu, allahu, baru tertangkap bulunya saja

Mengata : allah, allah, tertangkap kakinya saja

Mengata : la ilalaha ilallah zatullah tertangkap kepala

Mengata : la ilaha ilallah hak, tertangkap paruhnya

Mengata : la ilaha ilallah nurul hak, tertangkap dadanya.

Mengata : lahu, lahu, tertangkap lehernya

Mengata : la, la, la tertangkap sayapnya saja

Mengata : hu, hu, hu tertangkap suaranya saja

Mengata : ah, ah, ah tertangkap keindahannya saja.

Ahirnya : la hurupin wala sautin : baru tertangkap saikungan

Artinya : diam

—oo0oo—

DIKALA SAKARATAL MAUT

Kesempurnaan hamba allah pulang ke rahmatullah ini hanya sebuah misal atau contoh

Ada beberapa pertanda menjadai rahasia

Bergerak daripada ujung sulla lalu naik ke atas kepada, rasanya seperti ditusuk-tusuk dengan jarum, dan lalu terus kepada telinga kiri dan kanan. Dan mendengar bunyi suara seperti bunyi badil/ meriam atau petir, dan heran rasanya terlalu sangat, itulah hakikat jibril memberi tanda. Jibril itu suatu cahaya keluar dari diri kita pada waktu itu kita mengata : ya hu, ya hu, ya hu.

Sekarang umur kita tinggal 40 hari saja sesudah 33 hari yaitu tinggal 7 hari lagi keluarlah suatu cahaya/dari mata kita rupanya sangat elok bercahaya cahaya.

Dengan berpakaian hijau itulah dia malaikat izrail. Dikala itu kita mengucap : Hakkul hak, hakkul hak, hakkul hak jadi umur kita tinggal 7 hari lagi.

Sesudah 3 hari itu, yaitu pada hari yang ke 36 keluar pula cahaya dari mata kita, yaitu cahaya yang amat putih bersih seperti kita jua besarnya, atau rupanya : baunya terlalu sangat harum seperti ambar kasturi dan dia berkata : akulah yang bernama muhammad itulah sesungguhnya allah ta’ala memberi tanda gerak.

Dan dikala itu kita mengucap alhamdulillah robbil alamin dan pada hari yang yang keempat puluh (40) : maka allah tazali yaitu zat allah s.w.t yang sebenarnya maka bertetaplah engkau pulang kerahmatullahi ta’ala seperti terlalu nikmat rasanya, tiada hingga lagi. Maka kita ingat, jangan lupa dalam hati kita ini Ujudullah Ta’ala.

Maka himpunlah muhammad dan allah, yaitu hu allah inilah perjalanan para aribillah dan para wali-wali allah jangan di ingat dimulut dan dihati ingat didalam dan barang siapa mengenal akan tuhannya, niscaya ia jahil akan dirinya sendiri.

Adam a.s
Muhammad

Rasulullah

Saw

Alif

Wahidiah

Adam

Titik

Wahdah

Muhammad

 

Ta’ala

Kosong

Ahadiah

Rahasia

Hu – Allah

Insan

                                                    La hu hufin wala sautin

                                                    Tiada huruf tiada suatu

                                                    Dan kata-kata dengungpun tiada

                                                     Hanya bagi ingat

Jikalau tiada anugerahnya kepadaku, niscaya tiadalah aku dapat mengenal tuhanku

Dan saiyidina Abu Bakar pernah ditanya orang

Bika arofa robbaka, artinya : dengan apa engkau mengenal tuhanmu ?

Maka syayidina abuu bakar menjawab dengan tegas

Araftu robbi bi robbi, walaula robbi ma araftu robbi

Artinya : aku mengenal tuhan dengan tuhanku jua, jiakalu tiada karena tuhanku, tiadalah aku dapat mengenal tuhanku. Maka yang bertanya itu meneruskan pertanyaannya. Apa mungkinkah manusia ini dapat mengenal tuhan ?

Maka saiyidina abu Bakar menjawab :

Al adju andarkil idroki idrokum

Artinya : lemah daripada mendapat akan pendapat, itulah yang mendapat, maksudnya ialah : kelemahanku akan tuhannya. Jadi jelasnya ialah : dia juga yang mendapat kaunya lebih jelas lagi kaum sufi mengatakan laya’rifullah ilallah.

Artinya : tiada mengenal allah hanya allah

Sekarang baiklah hamba bawakan pula ayat yang berbunyi : wafi amfusikum afala tursirun, artinya : didalam diri kamu kenapa kamu tidak mengetahuinya dan lagi dalil mengatakan wafi amfusikum wama yafalun, artinya : tuhan ada pada engkau tetapi

Engkau tiada melihat. Maka dengan adanya dalil ini/ dalil al-qur’an yang nyata ini. Marilah kita mengenal Tuhan Allah s.w.t.

Beranikanlah : jangan ada rasa takut, rasa takut itu adalah bujukan syaiton laknatullah.

Lil jismil insani insanu

Artinya : carilah orang, yang ada  orang didalam orang

Fastazkurni, fastzkurkum

Artinya : kenalilah sedalam-dalamnya tuhanmu dan dia juga mengenal kepadamu

Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan lagi firman Allah Ta’ala dalam al-qur’an : wanah aqrobu ilahi min khablil wail . Artinya : kami adalah lebih dekat kepadanya daripada urat leher mereka sendiri (Qaf s. 50,16)

Quluah bitu al-jami’a famma ya’tiyanakum minni huda famantabia huda yafala khaufun alaihin walahum yakhjanun, artinya : berangkalah kamu sekaliannya, jika datang petunjukku kepadamu

maka barang siapa mengikuti petunjukku, niscaya tiada takut dan tiada gentar dan tiada berduka cita waktu selama-lamanya.

Jadi ayat ini adalah bagi kita untuk mendorong kita dalam menuju tuhan robbul alamin.

Maka dari pada itu segalanya ialah : menuntut demi allah, mengenal demi allah, berjuang demi allah

Sembahyang demi allah, bekerja demi allah, beramal demi allah, berusaha demi allah, jadi keseluruhnnya adalah demi allah. Tidak ada demi itu dan demi ini, semuanya ditundukan dan direndahkan demi allah. Hidup di alam maya semata-mata melaksanakan perintah allah dan meninggalkan larangan allah. Hamba berbuat menurut sekehendak allah. Tidak menambah dan mencurangi dari kehendak allah. Apabila hamba berani menambah dan mengurang daripada kudrat dan iradat allah, maka aku hukumkan dariku itu murtad. Dan apabila kau lupa sekejap saja kepada allah, maka aku hukumkan diriku itu kafir. Sekarang baiklah kita teruskan dengan ayat yang berbunyi Kholaqtul zinna wal insa liya’budun. Arrtinya : aku jadikan jin dan manusia semata-mata untuk mengenal kepadaku atau untuk mengabdi kepadaku, atau untuk menyembah kepadaku mengenal tuhan adalah suatu amanah dari allah, untuk kita laksanakan secepat mungkin dan janganlah kita lalaikan mengaji/menuntut rahasia besar ini. Sabda Rasulullah saw faija ajakaro illa khonasa, artinya : apabila ingatlah musnahlah syaiton. Maksudnya ialah : yang ingat disini bukan makhluk biasa, etapi hamba yang sudah melasanakan kepada keakuan tuhannya. itulah manusia allah namanya. Itulah insan kamil inilah yang dimaksud oleh abda nabi kita Muhammad s.a.w dan sekarang kita teruskan pula kepada hadist yang berbunyi : Takholaqu bi akhlakillah. Artinya : berakhaklah kamu dengan akhlak allah.

Apa yang dimaksud dengan berakhlak dengan akhlak allah ? jawabnya ialah hamba yang sudah mewujudkan tuhan dalam dirinya pribadiitulah akhlak allah. Jadi tujuan utama dalam bidang ilmu tasauf ialah : untuk menyempurnakan lahir dan bathin, luar dan dalam, sariat dan hakikat, fikih dan tasauf. Dan dapat membedakan yang yang hak dengan yang batil. Dan dapat membedakan dan mengetahui mana yang sebenar-benarnya insan kamil dan mana manusia biasa.

Yang semula mulia hamba disini tuhannya ialah : yang tahu akan dirinya dan yang tahu rahasia yang satu itu. setinggi-tingi maqam ialah yang menduduki kedudukan tuhannya. Tuhan menjadi matanya untuk melihat, tellinganya untuk mendengar, dan lidahnya untuk berkata-kata.

Dan orang yang tidak terdinding lagi pandangannya ialah : hanya satu pandangannya, satu tekatnya satu akidahnya, satu pendiriannya, dan satu dalam rahasianya. Pokoknya segala-gala adalah Satu belaka bagi pendirian hamba hanya satu dan satu. Semuanya bilangan adalah satu. Semesta satu,semua alam satu, surge dan neraka satu, pendeknya adalah semua satu.

Demikianlah pendirian seorang arif atau waliallah. Seorang waliaalah pernah berkata tidak ada kejahatan di dalam dunia ini.beliau sangat optimis sekali. Demikian lah yang pernah melompat dari mulutnya seorang arif atau wali Allah.

ILLAH : RASA

Rasa sejati dan mutlak dan murni inilah rasa tuhan yang sejati dan abadi dan mutlak nafsulmuttmainnah itulah yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan yang disebut nafsu zat hak ta’ala yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan.

Rasa yang sejati itu tidak tersentuh dan tidak bercerai dari maha suci tuhan, ini yang dikatakan dia yang didalam dan dia yang diluar. Dia yang mengurung dan dia yang dikurung. Itulah kedudukan seorang waliallah at’ala. Beliau itu sudah wahua ma akum artinya berberangan siang dan malam dan tiada dibatasi oleh ruang dan waktu dan tiada rusak karena rusaknya adam, Dia tetap langgeng selamanya.

Liqo (pertemuan)

Kalau yang tertulis dalam al-qur’an itu datangnya dari mana dan kemana simpunnya. Apakah setelah membekas pada kulit-kulit kayu daun-daun kurma, batu-batu dan di kayu-kayu sudah dihilangkan yang sejatinya ?

Apakah al-qur’an itu hanya yang tertulis di lukh mahfutz saja ? adalah yang alinnya lagi ?

Bagaimana muayatnya dan apakah nama tempatnya?

Kitab yang diturunkan allah kebumi ini ada 104 buah kitab. Adalah kitab yang tersembunyi dibalik yang 104 itu yang memang ada, ialah : kitabullah yan sebenarnya itu apakah ia berhuruf, bersuara merupakan kata-kata kitabullah itu sunyi dari segalanya. Manusia hanya diberi sedikit saja percikan kalau tuhan hakiki dan azalli. Jadi siapa yang berhajat kepada ilmu, ilmuwan namanya. Dan siapa yang berhajat kepada ilmu dan kepada allah, itulah yang sebenarnya, yang sampai. Inilah makam tuhan yang hakiki dan azali dan inilah makam ahlul akhirat namanya. Inilah makam nabi-nabi. Dan rasul-rasul allah. Ini makam muhammada namanya. Makam yang terpuji dilangit dan terpuji di bumi. Jadi siapa-siapa yang dikehendaki allah, hanya engkau sendiri kurang faham dengan allah. Bila engkau paham dengan Allah, maka berarti engakau sepaham dengan Allah.

Artinya : fahammu satu rahasia dengan allah, kemauanmu satu rahasia dengan kuasa allah.

Akhirnya ujudmu dan hidupmu satu rahasia dengan ujud allah dan hayatullah zat.

Nur Muhammad

Nur Muhammad itu adalah pandangan pertama bagi kita karena itu adalah bibit dari segala kejadian.

Adapun takbir atau mukarramah itu ialah : Allah itu hayat Hu itu Roh, Roh itu nafas, nafas itu nyawa. Mukarramah takbir ini diambil dari kitab TUHPA. Pakaian dari DATUK SANGGUL tanah kuning Rantau (kalsel). Sekarang kita mengambil pakaian DATU MUHMMAD HASAN Negara (kalsel) bunyinya inilah ilmu rapat mufakat segala ulama yang ahlus sunnah wal jamaah yang hak. Maka inilah pegangan kita pada hayat. Hayat itu menjadi nyawa dan nyawa itu menjadi Nur Muhammad. Dan Muhammad itulah Roh Allah. Tetapi disini kita teruskan kepada zat-zat sifat allah jua. Jangan terhijab/terdinding. Jadi allah dan Muhammad jangan diceraikan, seperti naïf dan isbat kesimpulannya ialah kalimah la ilaha ilallah itu gugurnya kepada : hayat, roh, nafas dan nyawa.

Susunannya begini la itu hayat, ilaha itu roh, illa nafas dan allah itu nyawa.

Jadi yang sebenar-benarnya diri itu nur muhammad

Yang sebenar-benarnya nur Muhammad itu sifat

Sebenar-benarnya sifat itu zat, yaitu zat hayat

Allahlah yang disebut rahasia allah (sirrullah)

Inilah perjalanan menurut Datuk Muhammad Hasan

Kebersihan hamba kepada semua penuntut smpanlah

Ia baik-baik jangan sampai dibeberkan ditengah- tengah

masyarakat, nanti bisa menimbulkan fitnah besar.

Syeh Muhammad arsyad Al-banjari / datuk arsyad

Pandangan syeh Muhammad arsyad al banjari dalam

Martapura (kalampaian martapura)

ampun yang sebenar-benarnya diri itu hayat

zat itu roh, roh itu nafas, nafas itu rahasia, rahasia itu nur Muhammad

dan yang sebenar-benarnya Muhammad it ujud kita ini. itulah pegangan kita sekarang ini, dan seterusnya inilah pakaian datuk Arsyad Kalampaian, Martapura.

Dan selanjutnya kita teruskan kepada pakaian Datuk Abussamad Bakumpai, Kalsel menurut keputusan kaji beliau adalah yang sebenar-benarnya badan rohani kita itu adalah : Allah Ta’ala sesudah engkau faham, maka jangan engkau cari lagi. Karena ia sudah menjadi nyawa kita.

Maksudnya ialah : jangan dicari lagi, karena Allah itu sudah laisya kamislihi sai’un

Apabila kau cari lagi ia bertambah jauh darimu

Coba saja kau berdiri di muka cermin yang bersih

Apa yang engkau lihat? Bayangan bukan ?

Mana ujudmu yang sebenarnya dari keduanya itu ?

Tentu ujud berdiri itu bukan

Nah, itulah contohnya yang paling mudah pada akal

Hamba mohon diambilkan dan dimesrakan lahir

Bathin. Sekali lagi. Jangan dicari lagi. Karena ia sudah

Menjadi al-insanu sirri wa ana sirohu

Artinya : insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya

Demikianlah adanya, wassalam.

—oo0oo—

Kalimah La Ilaha Illallah

Kalimah tauhid ini mengandung empat roh

Satu roh JASMANI, tempatnya pada seluruh tubuh.

Roh ROHANI tempatnya diatas jantung kita

Roh RAHMANI, tempatnya pada otak, member cahaya mata

Roh IDHAFI, tempatnya dalam jantung.

Ialah empat roh itu yang ada pada diri kita

Tapi jangan kau artikan bahwa roh itu bertempat karena semuanya itu sudah lebur

Ke dalam rahasia Allah. Siapa yang mendapatkan Allah pada suatu tempat orang itu sesat dan kafir naudjubillahiminzalik.

Dan kalimat ini mengandung empat pasal pula itu sifatnya kebesaran, kemuliaan, keragaman, keelokkan dan kesempurnaan zat Allah Ta’ala. sedang sifat 20 itupun simpunnya pada kalimah ini. Juga seperti : sariat,tarekat, hakikat, ma’rifat. Simpunnya kepada kalimat tauhid itu tadi juga. Sedang asma af’al sifat dan zat tercakup kepada kalimah tauhid juga.

Dan kalimah tauhid ini tadi termasuk kalimah meadakan dan meniadakan, maksudnya ialah allah ada, makhluk ada. Dan juga kalimah tauhid itu menunjukkan fana dan baqa. Fana hamba ke dalam tuhan dan baqa dan tuhan. Artinya : fana dalam kekidaman, dan baqa dalam keesaan. Sebagai yang terakhir kalimah tauhid itu menjadikenyataan ujud semesta dan hayat semesta.

Kalimah la ilahailallah ini simpulnya kepada huruf lamjalalah ini menunjukkan keadaan allah. Dan keadaan yang menyebut itu sendiri. Kalau kita artikan secara umum, itu berarti dengan tiada. Tapi sebaliknya menunjukkan keadaannya. Kalau seorang arif itu mengata ala allah. Artinya melainkan allah jadi huruf la ini zikir jua adanya dan senantiasa adapula zikir bathin yang tak panjang bacaannya hanya bagi ingat cukup, inilah kesempurnaan diri. Allah hadir, allah ma’I, allah alimun, allah basyirun, allah sami’un, allah mutakalimun. Artinya : allah hadir, allah serta, allah tahu, allah melihat, mendengar, berkata-kata. Inilah zikir bagi ingat atau bagi tahu-tahu saja. Tapi kalau belum matang bisa dilatih dahulu, dan kalau sudah mesra dan zliam. Pemberitahuan : umpama ada yang lainnya hanay ada empat zikirnya, pun sama saja. Kalau yang empat itu kita sudah mengerti artinya maka dengan sendirinya bisa meneruskan yang lainnya. Demikianlah mengenal zikir rahasia atau zikir diri, namanya. Sebab arti zikir ini sangat luas dan dalam arti dan maksudnya.

Zikir itusemua baik, asal saja sudah faham artinya dan tujuannnya, tepat diantara semua zikir lahir atau bathin yang paling istimewa dan paling mulai ialah zikir DIAM.

Susunan Sifat 20 Gugurnya Kepada Diri

 

Ujud                                                                adalah                          kepala

Qidam                                                             adalah                          telinga kanan

Baqa                                                                adalah                          telinga kiri

Muhalapah                                                      adalah                          mata kanan

Qiamuhu                                                          adalah                          mata kiri

Wahdaniat                                                       adalah                          mulut

Kuadrat                                                           adalah                          bahu kanan

Iradat                                                              adalah                          bahu kiri

Ilmu                                                                 adalah                          susu kanan

Hayat                                                              adalah                          susu kiri

Sama                                                               adalah                          tangan kanan

Besar                                                               adalah                          tangan kiri

Kalam                                                              adalah                          pangkal lengan kanan

Badhrun                                                          adalah                          pangkal lengan kiri

Muridun                                                          adalah                          kaki kanan

Alimun                                                            adalah                          kaki kiri

Hayyun                                                           adalah                          paha kanan

Samiun                                                            adalah                          paha kiri

Bashirun                                                          adalah                          pusat

Mutakalimun                                                   adalah                          jantung

Demikian susunan menurut urutan-urutannya.

Huruf-huruf nama Allah

Allah : zat, sifat, asma, af’al

Muhammad : sir, nur, asma, perbuatan

Adam : rahasia, roh, hati, kelakuan

Insan kamil : rahasia allah Ta’ala

Sebuah misal :

Roh umpam istana

Hati umpama raja

Ilmu umpama hakiki

Akal umpama pembesar kerajaan

Tubuh unpama kendaraan

Nafsu umpama penarik kereta

Telunjuk sebagai penguasa kerajaan

Mata sebagai pengawas

Telinga sebagai penghubung

Hidung sebagai timbangan

Mulut sebagai palu

Kaki sebagai lascar

Tengah sebagai tempuk pemerintahan, sayap kanan/kiri.

Demikianlah yang dapat hamba harapkan untuk sesamaku. Ini hanya sebagai missal atau contoh saja. Inilah raja kuasa bagi sekalian umat. Inilah yang disebut halifah di dalam bumi ini. Sekianlah ulasan tersebut di atas ini.

Doa nikah supaya mendapat tuntunan hidup

Wanumadzilu minal qur’ani wahuma sifa’u warahma hulillmuminin

Mada keluarlah engkau daripada tubuh

Madi keluarlah engkau daripada hati

Mani keluarlah engkau daripada nyawa

Manikan keluarlah engkau daripada rahasia

Keluarlah engkau dengan izin Allah

Keluarlah engkau dengan qodrat allah

Keluarlah engkau dengan iradat allah

Malaikat kiraman-katibin bukai pintu hadijah, buka pintu aisyah, bukai pintu maimunah, bukai pintu salamah, bukai pintu patimah, pintu surga zannatun na’in, tutupkan pintu neraka dengan pandangan lailahaillallah muhammadarrasulullah.

Cara memakainya

Duduk berhadapan bertemu lutut, ajari dengan membaca astagfirullah hal adzim 3x

Syahadat dan al-fatihah. Selesai ini kita baca dalam hati ayat tersebut diatas. Selesai membaca ayat yang dimaksud sewaktu akan main, senjata kita didepan senjatanya, baca assalamu’alaikum yang bahir rahman, dijawab oleh istri : wa’alaikum salam ya bahir rahim. Sewaktu air akan keluar kita abaca syahadat tauhid yakni ashaduanlaailahaa illallah disambung  Istri dengan syahadat rasul yakni waashaduanna muhammadarrasulullah.

Cinta hakiki

Jangan jauh-jauh engkau mencari ajaran. Karena ajaran-ajaran itu telah berada didalam dirimu sendiri. Bahkan seluruh dunia ini telah berada dalam dirimu sendiri. Jadikanlah dirimu itu cinta, cinta sejati dan abadi. Dengan cinta itu kau dapat melihat dunia, arahkanlah pandanganmu dengan tajam dan dengan keheningan parasmu nan elok rupawan kepadanya siang atau malam. Karena apakah kenyataannya ? segala sesuatu yang tampak di sekeliling kita adalah akibat perbuatannya. Oleh karena itu jelaslah sudah bahwa tuhan berada dalam cinta, engkau tidak akan menemui kesulitan lagi asalkan masuk dan keluarnya telah jelas bagimu. Pengertian tentang hal ini sangat terbatas sekali. Dia sama sekali tidak berbentuk seperti sangkamu. Dia tidak tampak oleh orang biasa (orang awam) tetapi dia tetap ada dan tetap hadir. Tetapi bagi orang yang berakhir dalam pandangannya, maka tampak sesuatu yang benar dan agung. Dan ketika dipandangnya ujud itu, maka dengan jelas tampak membayang ujud yang seragam antara dia dengan ujud itutidak ada bedanya. Dia tidak tampak karena terdesak oleh gerakan-gerakannya sendiri dari seluruh dan azali. Jadi bedanya tidak tampak pada sumbernya karena ini walaupun kita bicarakan siang dan malam tapi jika orang belum pernah memperoleh ajaran yang rahasia ini tetaplah tiada faedahnya (tidak ada gunanya).

Ia maujud dengan ujudnya allah ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya. Maka jelaslah kepada kita bahwa hilang diri itu atau insan itu melahirkan seorang insane kamil atau Muhammad insan kamil. Persembahan seorang insan kamil tidaklah mengenal waktu semua gerakannya digunakan untuk ibadah. Sikap diamnya dan bicaranya dan gerak tubuhnya, bahkan bulu romanya, kotorannya, kencingnya semuanya diperuntkkan sebagai ibadah memuji tuhan. Inilah sholat dhaim namanya.

Sekian wassallam.

Sedikit tentang Tanya Jawab

Tanya : Bagaiman menutup pintu shaiton?

Jawab : untuk menutup pintu-pintu itu mudah saja. Asal tahu rahasianya kejadiannya yaitu :

             lepaskan akuan sendiri kepada akuan tuhan, itulah penutup pintu-pintu shaiton.

Tanya : apakah puncak segala puncak ma’rifat itu ?

Jawab : puncak segala ilmu dan ma’rifat itu ialah : kosong

Tanya : manakah al-qur’an yang rahasia itu?

Jawab : al-qur’an yang rahasia itu ialah tiada huruf, tiada suara dan tiada kata-kata

Tanya : apakah nama tuhan yang azali itu?

Jawab : nama tuhan yang azali itu tiada bernama hanya disebut huwa, sesudah itu baru hu.

             Hu itu allah ta’ala : dan nur bernama Muhammad.

Tanya : apakah bedanya nur allah dengan nur Muhammad?

Jawab : nur allah dengan nur Muhammad tiada lain. Siapa menyangka berlainan, kafirlah

             orang itu

Tanya : nur itu artinya cahaya benarkah itu?

Jawab : itu tidak benar. Itu hanya kata-kata kiasan saja. Nur yang sebenarnya bukan cahaya,

              bukan benda, dan bukan materi, dan bukan zat, dan bukan sifat. Tidak seorang pun

              yang tahu kecuali orang yang beroleh petunjuk hidayah.

Tanya : apakah yang dimaksud mekkah itu?

Jawab : yang dimaksud dengan Mekkah itu ialah Muhammad

Tanya : apakah yang dimaksud dengan madinah itu ?

Jawab : yang dimaksud madinah itu ialah : dua kalimat syahadat/ syahadatain

Tanya : apakah yang dimaksud dengan ka’bah itu ?

Jawab : yang dimaksud ka’bah itu ialah adam

Tanya : huruf mim, ha, mim, dal, itu masuknya ke mana?

Jawab : huruf  Muhammad itu masuk kepada huruf : alif, lam awal, lam achir,dan ha

Tanya : mana menyatukan itu?

Jawab : alif dalam mim

             Lam awal dengan ha

             Lam achir dengan mim

             Ha dengan dal

Tanya : apakah arti sin, ba, qab ?

Jawab : sin itu adalah rahasia semesta alam

             Ba itu kejadian semesta alam

             Qaf itu meliputi sekalian alam

Tanya : coba kamu uraikan sedikit sedikit tentang sin, ba, qaf

Jawab : sin, ba, qof itu ialah

             Sin itu rahasia allah

             Ba itu rahasia Muhammad

             Qab itu rahasia alam

Baiklah ringkasnya saja hamba uraikan :

Allah ya Muhammad, Muhammad ya adam

Apakah arti ba, alif, mim, lam ?

Bakhrul abu malun laqut

Apakah yang dimaksud dengan bakhrul abu malun laqut?

Itu yang disebut. Bismillahirahmanirrahim

Itulah asma tuhan yang paling rahasia

Tutuplah kepada yang bukan ahlinya. Karena bisa membawa fitnah besar dimata umum

Apakah mungkin ada ba, alif, mim, lam, kalau tidak ada sin, ba, qob, tidak ada, tentunya ba, alif, mim, lam pun tidak ada jua. Jelasnya : kalau Muhammad tiada, siapa yang mengatakan tuhan itu ada. Jadi buktinya tuhan itu ada, adanya aku. Adanya tuhan itu adanya aku. Dan adanya aku,

adanya tuhan. Jadi intisari kalimah la ilaha illallah itu tidak ada tuhan, melainkan aku. Dan tidak ada aku melainkan aku. Sekarang, akuku lenyap dalam jibu. La hurufi wala sautin artinya : tiada huruf, tiada kata-kata, tiada suara.

Aku kini tiada disana, hanya engkau tunggal semata.kini aku tiada lagi mengata aku, hanya aku mengata : engkaulah tuhanku.

Maksudnya : ialah yang tuhan itu adalah aku didalam rahasiaku

Demikianlah garis besar tentang Tanya jawab ini maka sampai disini.

—oo0oo—

HAQIQAT SEMATA

Maqam ini disebut juga dengan haqiqat mujaradat atau dengan kata DERAJAT HAQIQAT. Orang awan dan orang alim belum mendapat atau mencapai DERAJAT HAQIQAT ini. Mereka hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belum lagi sampai kepada DERAJAT HAQIQAT ILMU DAN MA”RIFAT. Orang yang berada pada tingkat haqiqat semata ini, tiada lagi berpegang kepada kulit lahir dan nash dan dalil mereka telah menyeberang dari al’Qur’an dan al-hadits.

Mereka langsung menuju tuhan tanpa perantara

Rasulullah S.A.W sendiri, sebelum turunnya al’Qur’an beliau beliau sudah ma’rifat kepada Tuhan Allah. Beliau cukupmemakai dalil-dalil alam sekelilingnya. Itulah yang disebut KITABUL UJUD. Orang yang berada pada maqam ini berkata dengan sembarang kata, karena mereka tidak peduli atas kaedah sareat. Makanya ulama-ulama sareat atau ulama fiqih menghukumkan jindik kepada mereka. Sebenarnya kata-kata jindik itu hanya kata-kata menakuti saja.

Orang-orangsiddik yang kuat memegang sareat berkata-kata jindik itu hanya untuk supaya jangan ditiru oleh orang yang dangkal ilmu pengetahuanya. Jadi saya yakin, bahwa haqiqat semata ini dapat dibenarkan, asal orang itu benar-benar mendalam, dan dalam ilmu ma’rifah dan telah sampai kepuncaknya.

RASULULLAH S.A.W sendiri pernah bersabda, dan tiba-tiba disuruh Tuhan menutup lidahnya, agar supaya terpelihara sareat MUHAMMAD. Para sahabat mengumpulkan dan mencatat semua hadits nabi saw tetapi nabi melarang mencatat hadits-hadits nabi yang sangat rahasia, kalau dicatat semua maka bisa membawa fitnah besar, para sahabat sering membicarakan soal yang mendalam. Sampai-sampai keluar dari al-qur’an dan alhadits nabi saw sering melarang. Sebab sabda beliau : tidak semua umatku yang mencapai makam ini. Dan nanti bisa membawa fitnah besar, dan sabda nabi s.a.w. yang sangat rahasia itu hanya dibisikan orang ditelinga yang beroleh ilham.

Dan RASULULLAH s.a.wa sendiri pernah bersabda, yang artinya begini : AKU ALLAH TIDAK ADA TUHAN, MELAINKAN AKU.

Demikianlah hadits shahih yang pernah saya temui dalam sebuah kitab tasauf  yang sangat mendalam sekali isinya. Maka apabila saya sak dan ragu dengan hadits ini, maka kafirlah saya pada saat ini juga. Dan bakarlah saya dengan neraka jahanam itu. turunkanlah bala bencana yang hebat didalam dunia ini juga. Dan janganlah engkau terima tobat saya sampaii hari kiamat.

Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui. Orang yang telah mencapai tingkat ini, mereka telah berada pada alam yang tertinggi, yang disebut dalam firman Tuhan yang berbunyi AL MALA IL ‘ALA. Orang ini hakikat semata, tiada lagi berpegang kepada sareat yang jahir ini. Sebab dalam pandangannya sareat yang berlaku ini adalah sareatullah jua. Gerak dan gerik hanya pada Allah.

Orang yang sampai pada Allah mereka seia sekata , seujud, senyawa , serasa dan serahasia. Kehendaknya tidak berlawanan dengan kehendak Allah. Mereka telah satu dengan Tuhan.

Sifat Tuhan menjadilalah sifatnya.

Ia telah fana dalam Tuhan dan baqa dalam Tuhan. Siapakah lagi yang memerintahkan dan siapakah yang diperintah. Tentunya tidak ada apa-apa lagi. PAHAMKANLAH.

Orang yang pada maqam tertinggi ini, telah mendapat kebebasan dari Tuhan, karena mereka satu kedudukan dengan Tuhan dalam segala hal. Orang ini kerap kali berkata dengan sembarang kata

Karena mereka berdiri sendiri dan berbuat sendiri menurut sesukanya, sering mereka berkata; Aku yang punya alam, aku yang punya kuasa, dan aku yang menentukan hokum. Yang Tuhan itu adalah Aku. Maha suci aku dan sembahlah aku. Tidak ada Tuhan, melainkan Aku MUHAMMAD itu utusanku, MALAIKAT itu abdiku.

Dan semua makhluk mendapat menghadap kepadaku, dan algi katanya ; Akulah Tuhan sekalian makhluk.

Semua orang yang mengahadap itu adalah menyembah kepadaku. Alangkah besarnya kuasa. Akulah Tuhan yang hidup, yang tiada mati semua dengan sendirinya, tiada Ruh dan tiada jasad. Kadang-kadang mereka berpisah.

Berkata pula; Akulah Tuhan yang maha besar, yang meliputi alam.

Aku ada dimana-mana. DI ARSY, DI LANGIT DAN DI BUMI.

Apabila aku berkata ; maka tuhanku menjawab, hambamu mendengar suaramu. Alangkah mesranya hidupku bersama kekasihku. Dia adalah aku dan aku adalah dia. AKU DAN AKU ADALAH DIA.

Aku satu dengan Allah, Aku satu dengan Muhammad, Aku satu dengan Adam, Aku atu dengan seluruh alam, Akulah Tuhan yang maha Esa (rahasianya).

Aku berbuat menurut sekehendakku. Kalau hendak melihat Tuhan ; lihatlah aku. Semua wali-wali itu adalah waliku. Aku berkata sembarangan kata, Tak ada satupun kata, Tak ada satupun yang menenagahnya, kecuali aku sendiri.

Alangkah mulianya aku, Akulah lapang dan akulah yang sempit. Semua perbuatanku di ala mini adalah baik. Hanyalah makhluk sendiri salah sangka.

Siapa menyangka buruk, buruklah jadinya

Siapa menyangka baik, maka baiklah ia.

Inilah contoh orang yang sejajar dengan maqam Rasulullah s.a.w.

Janganlah pandang jahir semata, niscaya jauh dari Tuhan.

Apakah arti hakikat yang sesungguhnya ?

Arti hakikat itu ialah Tuhan semata, tiada campur dengan makhluk

Sedang makhluk itupun juga asma Tuhan. Allah itupun asma Tuhan, semua asma Tuhan, tetap ia hakikatnya satu jua.

Jadi bagi orang yang telah bertemu dengan inti sari ilmu dan ma’rifat adalah ; ia tidak perlu lagi menyebut asmanya, atau pengkatnya, cukuplah ia menyatakan dirinya dengan kata-kata Aku (Hu). Inipun kalau keluar. Tetapi bagi bathinnya ; cukuplah diamnya orang yang telah bulat atau satu dengan Tuhan, telah hapus kata-kata sareat atau tarikat. Hanya tinggal bathin hakikat dan lahir ma’rifat. Yang teratasnya lagi tidak ada/hapus kata-kata ma’rifat ; tinggallah  hakikat (tuhan semata). Jadi tinggallah satu pandang syuhud saja. SYUHUDUL WAHDAH FILWAHDAH. Tuhan memandang kepada dirinya sendiri. Jadi disini tidak ada sareat, tarekat dan ma’rifat lagi. Semuanya tidak ada yang berdiri diatas hakikat.

Hakikat adalah ZAT DARI TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA, jelasnya tidak ada sifat yang berdiri diatas zat. Jadi jahir Tuhan, bathinnya Tuhan. Yang nyata Tuhan dan yang bathinpun Tuhan jua.

Jadi yang berlaku pada sekalian ala mini adalah ZAT SEMATA atau yang disebut hakikat semata. Dengan kata lain (Rahasia) ialah : HU (AKU) semata.

Kata-kata AKU disini adalah murni dan tak diragukan lagi kebenarannya. MAN ANA (SIAPA AKU) ; Aku disini ialah, Tuhan sekalian makhluk. Simpun seluruh alam dunia dan alam akhirat. Kalau hendak menerangkan kalimah AKU (ANA). Kering air laut untuk tintahnya dan tak cukup daun kayu-kayu untuk kertasnya. Untuk menulis kalimah KU atau ANA tak akan habis-habisnya.

Untuk memecahkan satu kalimah saja, tak cukup umur kita. Inilah tanda kebesaran Tuhan seru sekalian Alam.

Sedang inipun hanya satu tetes dari pialanya

Ilmu rahasia yang dianugerahikan Tuhan kepada hambanya hanyalah sebagai setetes embun diwaktu pagi. Sedang setetes ini sajapun banyak orang yang heran dan tercengang mendengarnya.

Apalagi umpamanya dua tetes, mungin ada yang matiterkejut karenanya. Atau langsung mendustakannya.

Sekurang-kurangnya orang mengatakan gila atau kapir.

Tetapi saya tidak heran atas tingkah laku hamba Allah didalam alam dunia ini. Karena semuanya itu terjadi atau kudrat dan kehendak Allah semata-mata.

Dunia ini adalah panggung sandiwara Allah Ta’ala, dimana Tuhan sendiri sebagai dalangnya. Maka kalau sudah tahu rahasianya, tentunya tentram dan bahagia hidupnya. Dan tak pernah mengeluh lagi. Orang yang sudah benar-benar bulat tekadnya, tidak ada takut lagi. Kadang-kadang orang yang telah merasa nikmatnya kurnia tuhan itu, ada yang ingin mati saja, yaitu mati di pangkuan kekasih. Orang yang demikian ini pandangannya Allah semata dan baik semata dan tersenyum semata. Tak ada lagi kebencian, buruk sangka, fitnah dan lain-lain sebagainyaorang yang seperti ini berkata selalu benar dan tak mau dusta lagi. Mereka tidak mengeluh dalam kemiskinan dan cacian orang. Orang ini telah melekat alam hati sanubarinya sampai kepuncak ARSY perasaan ridhanya dan suci bersih RUH dan SIRNYA. Hanya dalam pandangannya; AKU semata-mata.

Ia tidak lagi mengata : AMALLAH atau ANAL HAQ, atau AKU ZAT, AKU SIFAT. Atau aku hamba, atau aku makhluk atau Aku manusia. Tetapi cukuplah dengan isarat : AKU (ANA).

Kalau tidak perlu diam saja. Mereka tidak dapat lagi membedakan, yang mana dirinya dan yang mana Tuhannya dan mana makhluknya.

Ia tidak tahu lagi siapa dirinya dan siapa Tuhannya.

Ia tidak tahu lagi membedakan yang mana dirinya dan yang mana Tuhannya dan mana makhluk.

Ia tidak tahu lagi siapa dirinya dan siapa Tuhannya

Ia tidak tahu lagi dosa dan pahala. Hanya ia berkata dengan sembarang kata. AL-HAQ ada padanya dan dengan dialah hakikat. Dialah yang bathin dalam hakikat dan dialah yang lahir dalam ma’rifat zahirnya Tuhan dan bathinnya Tuhan. Dia berdiri diatas hukum, bukan di bawah hukum. Biarpun dia dicela dan dicaci, dimanja dan dipuja baginya adalah sama saja.

Inilah manusia Allah yang suci murni dan tiada noda, walaupun satu titik hitam kata-kata kafir atau gila dianggapnya sebagai suara merdu bagaikan seorang sufi meniup seruling buluh perindu dari surga.

Suara cacian dan hinaan sebagai nyanyian pelepas rindu dikala kesepian, tak mampu manusia memutarbalikkan hatinya atau yang disebut kalbun salim.

Dia tetap tenang ; tentram dan bahagia.

Allah tetap hadir dalam setiap saat / detik dalam perasaan

Orang yang seperti ini dapat dihitung dengan jari tangan, dia adalah termasuk golongan yang sedikit diantara 72 atau 73 golongan. Kami berani menyatakan, bahwa kami termasuk golongan yang sedikit. Yaitu golongan FIYAH QALILLAH.

Dalam istilah sufi disebut keluarga Tuhan.

Artinya : satu haderat dengan Tuhan, bahkan satu kedudukan dan satu kekayaan dengan Tuhan. Satu kekuasaan dan satu kebesaran dan satu kemuliaan. Kamilah Tuhan sekalian alam.

NUR ILAHI memenuhi jiwanya, NUR MUHAMMAD meliputi ujudnya.

Akhlak Allah dalam gerakan dan geriknya. Kalamullah setiap kata dan ucapannya. RACHMAN DAN RACHIM dalam setiap pandangannya. Suara ALAIH dalamsetiap pendengarannya.

Kalimah Allah dalam dalam setiap langkah dan tujuannya. SIRULLAH dalam setiap niat dan perasaannya. NIKMAT dan RACHMAD ALLAH dalam setiap turun naik nafasnya.

ZIKRULLAH dalam setiap denyut jantungnya.

HUDAWAATUZZIKRI dalam setiap diamnya. RAHASIA ALLAH dalam setiap akuannya.

Dia ESA dalam ARSYnya dan tunggal dalam melayutnya.

Dia berhaq berkata ; dengan namaku yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji itu hanya untukku. Karena ia dating dariku dan kembali kepadaku.

Tahukah kamu wahai makhlukku !

Bukan engkau yang berbuat itu ; tetapi aku juga memuji diriku. Aku memuji diriku atau aku diam saja; apakah aku tidak kuasa ? aku bebas menurut sekehendakku.

Aku jua yang menyuruh dan Aku jua yang mendengar.

Apabila Aku yang menyuruh, maka satu makhluk pun tak ada yang sanggup meninggalkannya. Dan apabila aku ang menengahmu, maka satu makhlukpun tak ada yyang sanggup mengerjakannya. Inilah tanda kebesaranku dan tanda kekuasaanku dalam setiap makhluk.

Apakah kamu masih belum mengerti?

Apakah aku yang ada, maka tak usah kamu takut dengan neraka, dan tak perlu kamu mencari surga. Akulah yang berhak menentukannya. Karena aku jua yang berbuat dan yang melarangnya.

Apabila aku menyampaikannya bukan aku yang mewajibkannya apa-apa untukku. Hanya semata-mata aku menyuruhmu supaya masuk kedalam surgaku. Apakah kamu belum mengerti? Bukanlah aku merindukan surga tetapi surga itu rindu padaku

Dan aku takut neraka ; teapi neraka sendiri lenyap dariku. Akankah neraka itu terbit dari surga?

Surga itu terbit dari AKU.

Pantaskah aku yang sujud kepada surge dan neraka?

Orang yang mencari surga atau takut akan neraka ?

Tahukah kamu wahai sekalian manusia ?

Dia ini milikmu dan akhirat itu haqmu

Dia ini zahirmu dan akhirat itu bathinmu

Dia ini badanmu dan akhirat itu jiwamu

Dia ini sifatmu dan akhirat itu zatmu

Zatmu tiada lain daripada zatmu

Dia ini neraka pada hakikatnya. Akhirat itu adalah surga . ia dan akhirat adalah satu.

Surga dan nerakapun satu jua. Allah dan Muhammad satu. Kalau begini manakah neraka itu?

Manakah dunia atau makhluk itu ?. Manakah yang adan dan Muhammad ?

Manakah yang jasad dan manakah yang roh itu ? manakah yang makhluk dan manakah yang Tuhan itu? rohlah kamu kalau masih belum mengerti.

Bacalah kitab barincong ; artinya perpisahan antara yang lahir dengan yang bathin. Antara yang batal dengan yang haq. Antara ahli kulit dengan ahli isi. Antara ahli sareat dengan ahli hakikat. Perpisahan antara makhluk dengan Tuhan. Perpisahan antara ahli jahir dengan ahli ibadat bathin.

RINCUNG : tak mau campur baur dengan ahli sareat. Memisahkan diri tak mau rapat. Ilmu jahir membawa mudarat.

Hakikat Allah bahagia dunia akhirat. Kitab barincungpusaka lama. Jangan dibuang dilaut merah. Hati bingung didalam dada.

Ingin mati dilautan darah. Kalau belum bertemu, rindukan bulan

Kalau dapat, jangan tak dihiraukan

Sulit mencari, buang anak bini rahasia sejati ilmu robbani.

PANTUN ORANG HAKIKAT

KALAU BENAR INGIN TERUSKAN

TUNJUKKAN MUKA TARUH DIDEPAN

PANTANG MUNDUR PAHLAWAN TUHAN

MATI SYAHID DIPANGKUAN TUHAN

KITAB BARINCUNG JANGAN TANYAKAN

TAK ADA JAWAB TUAN DAPATKAN

KALAU PERCAYA SILAHKAN MAKAN

KALAU RAGU SILAHKAN (CEPAT) MUNTAHKAN

BANYAK BICARA RAGU TIMBULAN

BANYAK TANYA, NYATA KETAKUTAN

HATI DUA, MAKHLUK DAN TUHAN

KITAB BARINCUNG UNGGUL DIDEPAN

DATUK SANGGUL GELAR MULIA

ILMU SEJATI TAK MAU DIBELAH DUA

TUHAN DAN MUHAMMAD ADALAH BETA

SANGGUL UNGGUL AKULAH TIMBUL

DATUK SANGGUL JELMAAN TUHAN

TUHAN MENJELMA BERNAMA SANGGUL

LIMPAH RACHMAT ABDULLAH TIMBUL

SANGGUL LENYAP DIDALAM MAKBUL

BUKAN AKU BERTAKLID BUTA

KEPADA PIMPINAN ASAL SEMULA

KINI LANGSUNG MENUJU DIA

TUHAN ALLAH TANPA PERANTARA

AKU ALLAH SANGGUL PUN ALLAH

PARA WALI HALIFATULLAH TIDAK BERDUA DIHADERAT ALLAH

WALAU TAK HINA ATAU NABI-NABI ALLAH

RASUL DAN NABI-NABI MANUSIA UTAMA

PANDANGAN JAHIR ADAT DUNIA

AKU ALLAH DIATAS SEGALA-GALANYA

NAMA DAN PANGKAT HANYALAH ASMA

KALAU ORANG BERKATA ; RASUL INI

MULIA DAN NABI INI ADALAH KAYA

SAHABAT DAN AULIA SERTA ANBIYA

PARA WALI TARUH DISUKA

DARI KUJAWAB SEMUA KATA

SEMUA ITU ADALAH BETA

MISKIN DAN KAYA, MULIA ADA PADA KITA

SEMUA ALLAH TUHAN YANG KAYA

ADAKAH YANG TINGGI ATAU MELATA

SEMUA MAKHLUK TERMASUK KITA

TUHAN ALLAH KHALIK PENCIPTA

SEMUA KATA DIHADAPKAN KITA

ORANG JAHIL SERTA PENDUSTA

PAKAI JUBAH KAYA PENDETA

HATI BUSUK, JIWA KAYA BUAYA

LAIN DIMULUT LAIN PULA DIRASA

ILMU ZAHIR MENCEGAH KATA

YANG SATU DIBELAH DUA

ALIM ULAMA JANGAN DIPERCAYA

KALAU MAKHLUK MASIH BERDAYA

BIAR MALING GAWIAN DUNIA

ILMUNYA AMBIL ASAL SEMPURNA

TIDAK SEMBAHYANG BUKAN UKURANNYA

ILMU SEJATI TUHAN YANG PUNYA

BIAR ALIM DALAM DUNIA

TAQLID BUTA HIDUP PERCUMA

BILA SEMBAHYANG MENCARI BALASANNYA

TANDA MUNAFIK NAMPAK KELIHATANNYA

AMAL SEMBAHYANG TIADA ARTINYA

HATI SIRIK, KATA JIWANYA

AKU ALLAH YANG MENENTUKANNYA

SIAPA KENAL ITULAH SEMPURNA.

Tuhan itulah haqiqat ujud dalam hidup ini

Tuhan itulah haqiqat alam, Alam dan tuhan adalah satu

Maka siapa yang fana dengan Allah, niscaya ia lupa akan dirinya.

Dan berkenalan dengan Allah dalam suhudnya

Siapa tiada melekat Allah, dalam apa yang ia lihat ; nyatalah ia masih terdinding. Seorang ahlul haqiqat yang tiada ber haqiqat.

Seorang pencinta Tuhan, yang tiada bertuhan. Dan seorang sareat, yang tiada bersareat.

Dan seorang ahlul ma’rifat, yang tiada berma’rifat. Seorang ahli pikir, yang tiada menggunakan pikiran. Dan seorang ahli tasyauf, yang tiada bertasyauf. Seorang pengenal, yang tiada mengenal lagi. Karena yang dikenal dan yang dikenal adalah satu jua.

Yang mencari itu, itulah yang dicari. Artinya ; Tuhan mengenal Tuhan.

Lemah dari pendapatan akan mendapat, itulah pendapatan Tuhan.

Jadi siapa kenal akan dirinya, niscaya kenal akan Tuhannya. Sebab dirinya itu tiada lain dari Tuahnnya. Jadi nyatalah tuhan didalam diri. Diri dalam genggaman Tuhan.

Dengan kata lain ; pemeliharaan Tuhan pada bathin hambanya. Jadi kesimpulannya JOHIR TUHAN, BATHINPUN TUHAN.

Dunia Tuhan, akhiratpun Tuhan, yang nyata Tuhan, yang ghoib pun Tuhan.

Awal pun Tuhan, akhir pun Tuhan

Yang nyata Tuhan, yang ghoib pun Tuhan

Semua itu Tuhan dan Tuhan itu semuanya.

Inilah ilmu ma’rifat yang sempurna.

Inilah ilmu rahasia yang esa yang sejati.

Inilah agama Islam yang sebenarnya.

Inilah iman haq yang diridhai.

Inilah amal ibadat yang bernilai.

Inilah manusia Allah yang suci murni.

Inilah dua kalimah syadahat yang sesungguhnya dan yang sempurna.

Disinilah sembahyang mi’roj namanya.

Disinilah puasa yang sebenarnya.

Disinilah yang sesungguhnya yang berzakat.

Disinilah haji yang mabrur.

Disinilah letaknya kebenaran cinta kepada Rasulullah dan

Kepada Tuhandan kepada segala makhluk.

Dan inilah yang disebut: AGAMA

Artinya: ALIF, AGEN DAN MIM.

APAKAH ARTI AGAMA itu.

Dalam arti yang sangat mendalam ialah.

ALIF artinya :  ZAT ALLAH.

MIM artinya : SIFAT ALLAH.

AGEN artinya : Antara dua ujud. Yaitu ujud Allah dan ujud Muhammad.

Atau antara ujud Adam dn Ujud Allah.

Baiklah aku susun dengan rapi sekali.

ALIF : artinya ALLAH

MIM : artinya Muhammad.

AGEN : artinya nafsu Syahwat.

Jadi dinding antara Muhammad dengan Allah Ta’ala inilah NAFSU. Siapa sanggup mengalahkan nafsu itu ; berarti bertemu dengan Tuhan. Inilah arti yang sebenarnya dalam Rahasia ke-Tuhanan. Jangan hanyabisa mengatakan saja. Sedang haqiqat belum tahu.

Haqiqat yang sesungguhnya nafsu itu ialah ; SYAHWAT .

Maka saya uraikan dalam beberapa fasal.

  1. Yang disebut dal Al’Qur’an yaitu : SYAITON
  2. Nafsu kebinatangan (hayawan)
  3. Nafsu yang belum terkendalikan

Siapa yang sudah sanggup mengalahkan nafsu shaiton itu berarti tidak adashaitonnya lagi.

Kini menjadilah ia nafsu ZAT HAQ TAALA atau nafsu mutmainnah. Inilah SIROLLAH NAMANYA. Maka apabila datangnya dari ZAT – illahiyah (Zat-ketuhanan) semuanya baik dan semuanya ibadat. Ialah artinya Agama itu. inilah agama yang selamat.

Atau yang lazim disebut : AGAMA ISLAM. Islam itu artinya selamat sejahtera.

Jadi dinding (hijab Allah) itu ialah : yang disebut AGEN itu tadi. Apabila musnah Agen itu tadi ; disebut juga AEN. Inilah ZAT ketuhanan yang mutlak. Marilah kita buka terus rahasia ini. Anda sering mendengar orang berkata : Hilangkan titiknya dahulu, baru kamu sampai kepada Allah. Baiklah aku dengan rela hati menerangkannya kepada anda, sesudah itu tutuplah. Baiklah kita membicarakan kembali antara “AIN” (     ) dan Agen (     ). Huruf AIN tidak bertitik.

Sedangkan huruf AGEN (      ) ada titiknya. Maka jadilah ia huruf “AIN” (      ). AGEN

AIN kalau huruf agan itu tadi sudah kita buang titiknya ; maka otomatis orang menyebut “AIN”.

Jadi “AIN ini ZAT ketuhanan yang mutlak (Nafsu ZAT Hau Ta’ala) sedang AGEN itu tadi adalah nafsu shaiton atau nafsu yang batil. Maka bila hilang titik AGEN itu tadi ; berubahlah menjadi “AIN” contohnya ;

Hanya menghilangkan titiknya, jadi sempurna ilmunya. Sama halnya dengan kata-kata AKU. Dan si batal menyebut AKU jua.

Disini kita kita hanya menghilangkan akuan makhluk. Bila sudah hilang, hanya akuan Allah saja yang ada lagi. Sempurnalah ilmunya.

Inilah cara menghilangkan titik itu tadi. Rahasiakanlah buat sementara. Mudah saja bukan. Semuanya jadi rahasia kalau belum diketahui.

ISLAM

Dalam artian umum ialah selamat

Artian dalam ma’rifat lain pula.artinya : Allah, Sir, Nafsu, yang haq, dan Muhammad

Antara Allah dengan Muhammad adalah Sir rahasia dan nafsu zat haq Ta’ala.

Apabila dapat menyatukan antara Sir dan nafsu yang haq, maka baru benarlah dapat menyatukan Allah dengan Muhammad. Apabila sempurna yang empat macam ini ; berarti sempurna islamnya dan sempurna imannya. Dan setelah tersebut tadi.

Sesudah mengetahui yang sesungguhnya arti islam itu ; Barulah dinamakan Islam sejati dan iman yang sempurna. Inilah yang sebenar-benarnya Agama, dan sebenar-benarnya islam dan iman yang haq. Inilah mu’min sejati dan hamba yang sempurna.

Janganlah hanya mengaku beragama Islam, sedang jiwanya kosong dari Agama.

Demikian pula halnya mengenai akidah/ pendirian seseorang yaitu tanpa taqlid buta dan ikut-ikutan orang lain. Kita wajib menyaksikan sendiri, membuktikan sendiri, dan merasakan sendiri. Inilah yang sebenar-benarnya agama Islam yang sempurna. Keterangan, ini merupakan ILMU LADUNI DAN RAHASIA KUDUS.

KEBENARAN DALAM AJARAN TASYAUF

Untuk mengetahui kebenaran dalam ajaran tasyauf  ini kita dapat merasakan sendiri, umpamanya ; mendapat musibah, kita harus sabar dan ridha. Dan hanya sanggup tidak berdusta lagi. Jadi dalam pandangan kita semata-mata Allah, dan dalam perasaan kita harus kasih sayang. Dalam hidup ini kita telah mengetahui arti AGAMA.

AKIDAHKU : Aku tidak mau taklid buta lagi, walaupun ulama memakai dalil-dalil dan nash yang hebat.

Alhamdulillah kini jiwaku tenteram dan bahagia, hidupku puas dengan nikmat Allah dn setiap saat. Dalam soal ibadah aku aku tidak takut sedikit amal. Perasaanku kini tak ada lagi merasakan takut atau gentar. Aku tidak takut dengan neraka dan tidak takut siksa dan tidak takut sedikit amal dan tidak takut dicela dan tidak takut dikapirkan makhluk, tidak takut miskin dan tidak takut mati. Kata-kata takut itu lenyap semua dalam perasaanku. Sebaliknya ; aku merasa senang, bahagia, kasih saying, sabar, cinta dan ridha. Dan aku telah merasa nikmat didalam nikmat. Semua nikmat, tidak ada bala dan siksa.

Kini aku tidak minta sorga lagi. Sebab nikmat itu sorga, dan telah kurasakan didalam dunia ini.

Dunia nikmat akhiratpun nikmat. Senang nikmat susahpun nikmat.

Tidak ada yang tidak nikmat bagiku. Tak ada yang tak baik bagiku. Tak ada yang tak taat bagiku.

Semua nikmat, semua baik, semua ibadat, semua rahmat dan semua ridha bagiku. Dalam pandanganku tak ada lagi iblis dan shaiton, manusia dan jin, malaikat dan nahi-nahi, semua Tuhan dan Tuhan semuanya. Pendeknya serba Tuhan, tak ada selalu Tuhan.

Hanya dengan cara beginilah hamba Allah akan mencapai ketentraman jiwadan kebahagiaan. Dengan inilah caraku mencari kebenaran mutlak dan tidak ada yang lebih bahagia daripada kebahagiaan seorang ahlul ma’rifat.

AKIDAH / PENDIRIAN

Pendirian seorang ahlul ma’rifat ialah tak ragu akan akidahnya, dan tak pernah berubah walaupun dikapirkan orang. Mereka rela mati daripada berubah keyakinannya, mati adalah jalan yang terbaik dari semua jalan yang baik. Seorang ahlul ma’rifat tak pernah luntur, walaupun dihujani dengan hujan fitnah. Kata-kata sesat dan kapir ; dianggapnya sebuah nyanyian seorang sufi yang edang rindu kepada kekasihnya. Mereka tidak peduli akan kata-kata huruf dan suara. Hanya yang penting baginya perasaannya kepada Tuhannya. Apabila cintanya telah bersemi dan berupa penerimaan dari haliknya ; disinilah nilai hidup itu. baginya tak guna hidup, tanpa nikmat (ma’rifat). Karena ma’rifat itu adalah jiwanya iman ; dan jiwanya iman adalah ichsan.

Jadi jiwanya Islam adalah iman, dan jiwanya iman adalah ichsan. Apabila jiwa-jiwa itu kosong dari ma’rifat ; samalah hidupnya sebagai seekor binatang buas, yang rakus dan tak tahu diri. Karena akhir tujuan hidup adalah  inta dan ridha.

Apabila cinta dan ridha telah bebas dari belenggu kemakhlukan semata. Karena dalam jiwa yang suci, akan melahirkan perbuatan yang suci pula. Dalam jiwa yang kotor, akan melahirkan perbuatan yang kotor pula. Tentang kata-kata suci dan kotor ini ; anda telah ma’lum adanya. Tak usah anda pikirkan lagi. Karena bagi anda semua suci, semua halal, semua baik. Tidak ada kejahatan didalam dunia ini. Yang jahat itu dalam artian dunia ialah ; orang yang mengaku ada punya akal sendiri. Dan perbuatan sendiri ; yaitu diluar perbuatan Allah. Itulah yang dimaksud jahat atau jahil. Tetapi bagi kita, iman dan toat kapir da ma’siat, jahat dan baik ; adalah sama, dan semuanya adalah baik. Tidak ada perbuatan Tuhan itu yang jahat.

Bila datang dari Tuhan semua baik. Jadi pendirian seorang ahlul Haqiqat atau haqiqat semata ialah benar-benar sudah bersih dari kesirikan ; menyatakan, setiap perbuatan adalah baik, setiap gerak dan geriknya ibadat.

Setiap nafas keluar masuk ; zikir. Jelasnya adalah gerak dan adalah puji (ingat).

Pohon dari ingat ini adalah ; Esa/satu (bersatu dalam rahasia). Apabila sudah benar-benar satu dengan seluruh alam dan Tuhan ; itulah kesatuan ujud namanya.

Sahdatul ujud artinya ; semua itu Allah dan Allah. Kalau sudah begini, inilah yanh disebut Tuhan yang maha Esa. Yang maha sempurna. Kkalau sudah begini katakanlah apa yang kau semuanya baik, sempurnanya ibadah dan semuanya ibadat yang sempurna. Karena pokok pangkalnya segala kejadian, segala kehidupan dan segala perbuatan telah kita ketahui seluruhnya. Maka dari itu janganlah kita ada perasaan syak dan ragu lagi.

Tidak ada yang perlu ditakuti. Jangan takut kepada Tuhan, karena Tuhn bukan hantu bukan iblis dan bukan jin dan bukan malaikat semuanya bukan dan bukan.

Adakah orang takut dengan dirinya sendiri?

Adakah orang benci kepada dirinya sendiri?

Dan adakah orang menyiksa dirinya sendiri?

Adakah orang memerintah dirinya sendiri?

Adakah orang menyakiti kepada dirinya sendiri?

Jawabnya :

Yang ada hanya memuji dirinya sendiri

Mencintai dirinya sendiri

Merasa sendiri dan berbuat sendiri

Tidak ada yang diperintah dan yang diperintah

Tidak ada yang disakiti dan yang menyakiti, tegasnya karena CINTA

Yang ada hanya memuji dirinya sendiri, merasa sendiri dan berbuat sendiri.

Semua orang merasa benar, mengaku baik dan mulia. Hamper semua orang merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak tercela.

Semua orang mengaku baik dan mulia dan sebagainya.

Hampir semua orang merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak bersalah.

Fahamilah kata-kataku ini. Kalau percaya ambil, kalau ragu buang jauh-jauh. Tidak ada paksaan dalam agama Allah, pilihlah sendiri saja.

MAQAM TUHAN

Seorang insan kamil (manusia sempurna) ; bagi mereka, tak ada atau tak perlu lagi kepada sama atau kedudukan , atau dengan pangkat. Arif/wali. Atau dengan mengulang-ulang kata-kata hamba, atau manusia atau makhluk. Dia tidak perlu lagi mengata zat atau sifat. Apalagi kata-kata sariat dan tharekat, dia tidak memerlukan lagi kata-kata hakikat ma’rifat.

Hanyalah ia diam dalam malaqutnya dan tunggal dalam jabarutnya. Hanya tinggal AKUdalam isyaratnya. Jadi kata-kata AKU telah mencakup keseluruhan seisi langit dan bumi, Arsy dan kursyi, Luh dan kalam,dunia dan akhirat.

Demikianlah hakikat ketuhanan yang maha ESA. Kembali kepada asalnya (awalnya). Sebelum ada yang mengenalnya. Belum tahu namanya, apalagi sift dan zatnya. Dan sebelum menjadikan RUH dan ARAD nya. Sedangkan NUR MUHAMMADIYAH belum ada. Dia berdiri sendiri, hidup sendiri, tanpa RUH dan jasad. Jadi pada hakikatnya tidak memerlukan apa-apa cukup dengan AKU. Tidak pakai kata-kata ENGKAU. Hanya simpun dalam KALIMAH AKU.

Dan kalimah AKU ini harus lenyap pula dalam huruf dan kata-kata dan dalam suara. Artinya: tiada huruf, tiada kata-kata, dan suara. Inilah yang sebenar-benarnya fana dan lenyap dan baqa dan baqaul baqa. Tidak ada diatas ini lagi.

Kata-kata AKU disini hanya ada dalam KAIMINYAK BATHIN. Ada kata, tetapi tiada berkata, ada huruf tetapi tiada berhuruf dan ada suara, tetapi tidak bersuara. Dikatakan diam, tidak berdiam. Dikatakan berdiam padahal tidak diam. AKU disini ialah ALHAQQU.

Jadi akuan orang hawas dengan akuan orang alim/awam adalah berlainan. Akuan orang awam/alim masih konselit. Sedang akuan orang hawas adalah putus hubungan dengan makhluk. Tidak ada duanya lagi, atau siriknya lagi, atau tidak ada berbau makhluk lagi. Ia satu rahasia dengan Tuhan dan satu dengan seluruh alam

Dan satu dengan seluruh perikemanusiaan. Satu ujud, satu nyawa, satu rasa, satu rahasia, satu zat, satu sifat, satu asma, satu perbuatan, satu iradat, satu kekuasaan, satu undang-undang dan satu keputusan. Dalam tingkat ini tidak ada lagi dua kata. Atau dua bagian, atau dua zat, dua sifat, dua perbuatan. Semuanya terlingkup dalam satu kata, satu maksud dan satu tujuan.

Pokoknya serba satu, bukan serba dua. Apabila masih ada merasa dua ujud, atau dua perbuatan atau dua bahagi, atau dua pandangan, maka nyatalah ia masih terdinding. Orang yang benar-benar ma’rifat kepada Tuhannya, ia tidak meadakan selain dirinya. Tidak meadakan perbuatan lain, selain perbuatan dirinya, dan tidak ada pandangan lain, selain pandangan dirinya sendiri. Ia tidak mendatangkan pembela dari langit, atau pengampunan dari luar dirinya, ia hadapi semua itu dengan apa yang ada pada dirinya. Ia telah merasa bahwa AL-HAQ ada padanya. AL-HAQ itulah dirinya. Dan AL-HAQ itulah jaminannya.

Semua orang menghadap Tuhan, membawa jaminan pahala dan kebajikan. Yaitu amal sembahyang dan amal puasa dan seluruhnya, amal-amal kebaikan dengan anggota tubuh.

Tetapi orang yang berada pada maqam Tuhan semata itu; jaminannya tak ada apa-apa. Hanya AL-HAQ jaminannya. Hanya Allah-lah yang menutupi kekurangan-kekurangannya.

Sebenarnya tidak ada kekurangan-kekurangannya, atau tidak ada kelebihannya ; hanyalah itu kata-kata mutiara saja. Lapang dan sempit ada pda Tuhan. Tetapi bagi orang hawas, semuanya lapang. Semuanya nikmat dan semuanya Rachmat.

Dunia ini sorga pertama bagi orang buta mata hati, dan akhirat neraka yang kedua.

Sorga itu rasa menikmati ridhanya. Neraka itu puncak kegelisahan merasai murkanya.

Sorga dan neraka itu lebih dekat kepadamu, daripada kamu pergi kesana.

Baiklah aku nyatakan dengan jelas ; sorga itu karena marifat. Neraka itu karena terhijab.

Soal yang lainnya hanya soal yang kedua saja, atau tidak ada soal sama sekali, yang penting kamu telah suci dari perbuatan Allah, artinya bersih daripada perbuatan sirik. Karena sirik itu ada dua rupa.

Rupa pertama berupa sirik samar,

Rupa yang kedua berupa syirik yang nampak.

Sirik yang halus atau samar ; anda sudah maklum.

Dan sidik yang nampak atau yang terang-terangan seperti di bawah ini :

  1. Mengadakan sajian atau memberi makanan kepada makhluk halus kartena takut disakiti, atau supaya ia bisa menyembuhkan.
  2. Kedua imannya kosong kepada Tuhan, iblis dan syaitan selalu di adakan
  3. Karena syaitan selalu diadakan, maka jelaslah dirinya merupakan syaiton, maka tak segan-segan memberi syaiton.
  4. Selama kawan nafsu shaiton belum lenyap dari panddangannya selama itu pula ia sirik kepada Tuhan.
  5. Tobat sirik itu tidak ada, kecuali ma’rifat kepada Tuhan
  6. Menyembah sesuatu yang bukan Tuhan
  7. Karena masih ada sirik yang kasar atau sirik durhaka kepada Allah untuk selamanya. Dan tidak ada ampunannya atau tobatnya kecuali kembali kejalan yang diridhai.
  8. Jalan yang diridhai ialah ma’rifat. Inilah suatu peringatan bagi orang yang sempurna akal, tak guna ilmu setinggi langit kalau masih ada berbau sirik. Biar amal seperti sebesar jarah atau sebesar debu, asal diri bersih daripada sirik. Biar bertungging sampai kelangit ; namun sirik bagaikan bukit. Jadi yang utama disini adalh untuk diri sendiri. Jangan bingung kepada pendapat orang lain. Cela dan maki soal biasa saja. Sekianlah.

ZAZAM

Dari kutub utara, sampai kutub selatan.

Dari maghrib dan sampai ke masyrik, dari daksina sampai  kepagsina.

Dari ujung dunia, ke ujung dunia, hanya beberapa orang saja yang sampai ketingkat zazam ini. Sedang dunia (didunia) ini hanya ada beberapa daerah besar ini. Maka dari itu nyatalah dapat dihitung dengan jari tangan, orang-orang yang berada pada tingkat ini.

Apakah arti zazam?

Apakah arti zazam ?

Zazam artinya : KOSONG

Dalam kitab berincung disebut : ALIF –TITIK KOSONG

Apabila alif dan titik itu sudah lenyap atau sudah karam dalam lautan ahadiyah zat mutlak ; maka semuanya kosong.

ALLAHUMA ; ya Tuhan kami !

Tidak engaku jadikan alam ini kosong saja ; semuanya mengandung rahasia. Didalam kekosongan itu ada rahasia. Hanya satu daerah satu saja yang sanggup mengisi yang kosong itu. Tidak boleh ada dua orang dalam satu rahasia.

Memasuki daerah Tuhan hanya satu saja, tidak boleh lebih dari satu. Pahamkah anda?

Kalau paham diamlah kalau tidak paham simpanlah.

Dalam soal ini tidadk memerlukan pertanyaan. Siapa bertanya, dia sendiri menjawabnya. Tidak ada atau tidak boleh ada dua jiwa yang mengisi kekosongan itu. Jelasnya tidak boleh ada perantara guru atau seorang syeh. Langsung berdialog dengan tuhannya sendiri tidak ada tawar-menawar dalam soal rahasia ini. Tidak ada emas dan perak menjadi sarat.

Tidak ada anak mas dan anak tiri dalam soal ketuhanan, tidak ada lantaran anak dengan orang tuanya. Tidak ada alasan karena nabi dan rasulnya yang dibolehkan. Nabi-nabi dan rasul-rasul itu sama saja dengan kamu. Rahasia ini bukan hanya untuk nabi-nabi dan rasul-rasul bahkan nabi-nabi dan rasul tercengang melihat umatnya, ada yang sejajar dengan nabi-nabinya atau rasul-rasulnya di alam baqa nanti. Siapakah orang itu?

Orang itu ialah yang : ZAZAM

Dan mereka itu benar-benar sampai kepada maqam ichsan.Ichsan Tuhan kepada Tuhan. Karena ichsan (zazam) ini diatas dari Islam dan iman, sebab islam dan iman itu adalah termasuk sifat ubudiyah (kehambaan).

Sedang tuhan mempunyai dua sifat utama, pertama sifat kehambaan dan kedua sifat ketuhanan.

Aspek luar aradh ; sedang aspek dalamnya al-haq

Jadi orang yang sampai kepada maqam Tuhan (maqam ichsan) atau zazam, maka telah hapusm kedua sifat itu tadi. Karena tidak ada sifat yang berdiri diatas zat.

Maka maqam ichsan itu diluar daripada pengetahuan makhluk. Dan diatas dari semua maqam ahlul ma’rifat. Maqam ini disebut dengan gelar ; PENELANJANGAN TUHAN.

Sebab tidak ada kitabnya, dan keluar dari dalil / nash yang ada, ia merupakan ilmu laduni dan rahasia qudus. Merupakan ilham dan wahyu yang tiada batas.

orang yang berada pada tingkat ini digelari dengan keulungan agama ; atau AL ABQORIA TUDDIHIYAH. Karena ia telah berhasil dalam laratannya dalam bakat penganasia. Ia telah bertemu kepada puncaknya segala puncak. Maka ia berhak disifati dengan gelar keulungan agama itu tadi (penelanjangan Tuhan), orng yang seperti inilah yang dimaksud Tuhan dalam firmannya ; tiap-tiap seratus tahun ; Aku turunkan satu orang utusanku sesudah Muhammad.

Maka sabda Rasulullah s.a.w. yang berbunyi ; Tidak ada nabi sesudahku. Ini bukan berarti; tidak ada utusan sesudahku karena tiap-tiap nabi ; bukan rasul. Tetapi tiap-tiap rasul adalah nabi.

Nabi itu artinya ; menerima wahyu, tetapi tidak menyampaikan. Jadi kata-kata utusan itu tiada batas.

Tiap-tiap seratus tahun ; Tuhan turunkan seorang utusan untuk menyampaikan agama Allah yang haq. Dan ada lagi firman Allah yang berbunyi; artinya aku akan memperbuat agamaku yang haq ini dengan seorang lidahnya lacur. Maksudnya ialah : Aku turunkan nati utusanku yang embwa agamaku kejalan yang hak. Yang disampaikannya dengan terus terang tanpa merasa takut dan gentar. Mereka buka tanpa disadari. Artinya ; diluar kesadaran manusia mereka berkata sembarang kata, asal benar. Mereka tidak takut difitnah atau dikapirkan. Bahkan mereka berani mati dalam menyampaikan yang hak itu. apa-apa yang diputuskannya, tak dirubah lagi kehendaknya tidak bertenangan dengan hukum-hukum Tuhan yang azali Tuhan telah berabda : katakanlah semuanya Ku ikuti kemauanmu. Itulah yang dimaksud Tuhan dengan lidah seorang yang lacur. Berkata dengan sembarang kata.tetapi semuanya hak dan benar. Karena Tuhan maha mengetahui banyak ulama sekarang yang menyembunyikan ilmu agama. Agama dijadikan pencarian. Dimana bunyi gendrang disitu ia menari. Dimana banyak uang, disitu ia berbunyi. Pangkat dan kedudukan, kursi dan kemegahan dijadikan Tuhan.  Harta dunia jadi rebutan ; kalau hilang jadi pikiran. Gelar ulama jadi kebanggaan. Menghambur fitnah melalui kekuasaan masjid dan mimbar tempat peraduan. Agama dijadikan pokok dalam perpecahan. Hasut- menghasut menjadi-jadi. Orang bodoh makanan si pintar. Masyarakat bingung mencari pemimpin balik belakang akal pun hilan. Supaya aku tidaklah pincang, pilih ulama sulit dibilang. Aku kembali langsunglah datang. Menghadap Tuhan malikul alam Qur’an dan hadits petunjuk jalan. Menuju sempurna dimalam kelam.

KUN MUHAMMADAN

JADIKANLAH DIRIMU MUHAMMAD

NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD adalah ; HAKIKAT ALAM ; sebab seluruh alam maya pada ini terbit daripada NUR MUHAMMAD jua adanya. Disini para ulama tidak banyak yang mengetahui arti dan makna yang sebenarnya daripada Nur Muhammad itu tadi.

Ia bukan cahaya yang dalam pahaman para kebanyakan orang. Ia bukan mat, bukan benda, bukan matahari, bukan cahaya seperti sorot lampu dimalam hari. Tetapi diatas daripada segala-galanya ; diatas daripada cahaya segala cahaya.

NUR MUHAMMAD itu adalah cahaya diatas cahaya yang cerlang cemerlang, tiada cahaya yang lebih bercahaya ang lebih qadim daripada Nur Muhammad itu. Nur disini adalah cahaya yang abadi dan petunjuk hidayah. Nur Muhammad itulah asal segala kejadian, dan dia telah terjadi sebelum apa yang terjadi. Dalam hal kejadian dialah yang awal, dalam hal kenabian dialah yang akhir dalam kejadian (kesahiran). Alhak adalah dengan dia, dan dengan dialah hakikat. Dialah yang pertama dalam hubungan, dialah yang akhir dalam kenabian, dialah yang bathin dalam hakikat, dan dialah yang mahir dalam ma’rifat. NUR MUHAMMAD atau hakikat Muhammad itulah yang memenuhi tubuh Adam dan tubuh Muhammad.

Maka apabila NUR MUHAMMAD atau petujnjuk hidayah Muhammad itu telah masuk kedalam diri kita in; maka otomatis dia membawa cahay yang abadi sepanjang masa. NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD itu qadim pula. Dan apabila Muhammad mati sebagai tubuh, namun NUR MUHAMMAD itu tetaplah ada. Sebab NUR MUHAMMAD itu tiada lain daripada NUR ZAT.

Jadi ALLAH, MUHAMMAD, ADAM adalah satu jua adanya. Insan kamil pun Allah jua ; Muhammad dan Adam pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia ini adalah Tuhan dalam Rahasia. Tuhan menurut bentu dan surahnya sendiri, maka dari itu Tuhan memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada ADAM.

Disini baiklah hamba jelaskan secara mendalam tentang KUN MUHAMMAD IT TADI. Jangan menetapkan saja kepada Muhammad s.a.w yang di MEKKAH itu atau di MADINAH itu. itu memang yang menjadi bibit; bibitnya yang telah ma’rifat. Tetapi carilah hakikat nabi yang ada didalam sekujur wujud kita ini. Sebab Muhammad itu tiada mati-mati dan kekal. Kalau dia mati maka pastilah Dunia ini akan hancur lebur. Semuanya hancur kecuali wajahnya. Jadi pada hakikatnya dia tetap hidup dan tiada mati-mati(langgeng selama-lamanya). Oleh sebab itu cobalah cari Muhammad itu, artinya ; RASA TUHAN yang ada disekujur wujud kita pribadi.

disekujur kita pribadi, kalau sudah ketemu tentu saja ma’rifat kepada zat tuhan yang Maha agung itu.

ketahui olehmu bahwa ma’rifat seseorang itu tidak akan dapat dilihat dengan mata kepala ini, tetapi tetap saja kta ini tidak punya daya upaya, selain rasa Tuhan yang maha kuasa, yang tetap mengetahuinya. Tetapi hanya yang goib diwujud kita ini harus bisa ketemu, supaya bisa pulang keasalnya semula. Yaitu kerasa yang dahulu itu, yaitu pulang kepada rasa Allah atau rasa Tuhan semula. Sebab kalau tidak ketemu sekarang ini tentu nanti tidak akan bisa pulang kembali kepada rasa semula. Yaitu kepada RASA yang haq itu, maka dari pada itu ma’rifatullah lain tidak. Dan kalau belum ma’rifat dikhawatirkan matinya sesat sekarang barulah kita berkisar pula kepada membicarakan SUMBER yang satu.

HAKIKAT RUH itu ialah bukti nyatanya rasa. (hakikat nyawa). Sedang rasa itu adalah beberapa unsure nafsu atau beberapa fasal nafsu. Adapun yang disebut atau yang dimaksud kehidupan yang kekal abadi itu adalah : hidupnya illahi Robbi. Yaitu yang bersifat terang-benderangnya, yang tiak terkena mati dan meliputi seluruh alam ini. Begitu pula seperti Arsy, kursyi, sorga dan neraka yang meliputi semuanya itu, oleh karena itu ia merupakan sifat hidup Tuhan Allah azzawazalla. Jalan yang demikian ini disebut oleh kaum sufi, SAMUDERA HIDUP. Sedang bibit nyawa itu disebut hidupnya seluruh bentuk dan jasad ; sekalipun sampai kepada bakteri, dan kuman-kuman yang sangat kecil sekalipun. Juga manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan apapun jua yang bernyawa atau yang hidup didalam seluruh semesta ala mini, semuanya bersumber dari yang satu itu jua adanya. Sedangkan segala kehidupan didalam dunia ini tidak terbilang banyaknya, hanyalah Cuma itu hanya nyawa. Yaitu yang ada disemua bentuk jasad kita ini. Dan janganlah kita memahami bahwa satu Tuhan itu terbagi-bagi miliyuran jiwa.

Lalu sedikt demi sedikit akan menjadi kurang. Maka dari itu janganlah salah mengerti, bahwa zat Tuhan itu tidak ada berubah sedikit juapun. Tetapi tetap saja langgeng tidak berkurang dan tidak akan bertambah lagi. Karena zat Tuhan yang hakiki itu tidak pernah rusak dan tidak pernah binasa oleh apapun.

Sekarang baiklah kita umpamakan atau kita buat sebuah missal untuk memudahkan paham kita. Umpamanya didunia ini kita nyalakan satu lampu dan lampu itu kita tutup dengan satu kawat kasa yang sangat halus dan menggelembung. (cembung). Dan kawat kasa itu bermiliyunan lubangnya, yaitu lubang kawat kasa itu.

Yaitu lubang kawat kasa itu tadi. Jadi setiap lubang cembung itu adalah sebagai nyawa, satu pula.maka jelaslah kepada kita bahwa setiap lubang kawat kasa tersebut memiliki satu nyawa. Dan lampunya hanya yang satu itu jua adanya.

Demikianlah yang menjadi kita bagi seluruh manusia, ataupun makhluk yang lainnya.

Begitulah sebuah contoh untuk jadi perbandingan dan untuk memudahkan faham kita adanya. Kalau tidak ada contoh dan perumpamaannya, maka sulitlah kita memahaminya. Maka dari itu setiap seorang guru atau seorang ulama tasauf haruslah banyak memberikan contoh dan perumpamaan supaya si murid mudah memahaminya. Jadi yang sebenarnya yang sulit itu bukanlah guruulama itu, tetapi yang ulit itu adalah si muriditu sendiri. Didalam penuntutan itu ata menuntut ilmu tasauf yang utama sekali ialah FAHAMNYA.

Makanya dicari dengan jalan berbelit-belit. Tuhan tidak keberatan menganugerahi kita dengan rahasia ma’rifatnya. Hanyalah kita disuruh memahami dengan fahamnya. Tidak seorangpun yang faham, kecuali dengan fahamnya. Karena didalam ilmu ketuhanan itu tidak seorangpun mendapatkan KIMMIZATNYA, kecuali dengannya jua.

Demikianlah agar kita menjadi maklum adanya.

—oo0oo—

Fasal pada menyatakan artinya yang bernama Alam itu, maka ada satu-satunya tersebut bahwasannya ini soal dan jawab, enjunjungkan yang mana yang dinamai JAMAL A’LAM.

Didalam tubuh kita ini bernama manusia, dan yang dinamai kursyi itu apa ?

Dan yang dinama CUPU GADING itu apa ?

Yang dinama MANI ASTAGIN itu apa?

Yang dinamai Alam awal itu apa?

Yang dinamai PADANG TEPI LAUT itu apa?

Yang dinamai KUDA SAMBRANI itu apa?

Yang dinamai MALAIKAT itu apa?

Yang dinamai akan alam JABARUT itu apa?

Yang dinamai SRI KAMINTING itu apa?

Yang dinamai BUKIT TURSINA itu apa?

Yang dinamai MEKKAH itu apa?

Yang dinamai MADINAH itu apa?

Yang dinamai TIANG ARSY itu apa?

Yang dinamai GUNUNG JABAL KAP itu apa?

Yang dinamai KAWAH NERAKA itu apa?

Yang bernama qur’an 30 huruf itu apa?

Yang bernama LOH MAHFUD itu apa?

Yang bernama KALAMULLAH itu apa?

Yang bernama ZIKIR RAHMAN itu apa?

Yang bernama ALAM UHUK itu apa?

Yang bernama KIRAMAN itu apa?

Yang bernama KATIBIN itu apa?

Yang bernama MAKAM RASULULLAH itu apa?

JAWAB

Yang bernama JAMAL A’LAM itu KEPALA

Yang bernama kursyi tempat duduk sat

Yang bernama CUPU GADING itu UBUN-UBUN

Yang bernama MANI ASTAGINA itu dibawah ubun-ubun

Yang bernama ALAM AWAL antara kedua kening

Maka soal CUPU GADING itu apa isinya dan manik agina itu apa

Isinya, maka jawabnya : CUPU itu malunya perempuan akan ininya dan ASTAGINA itu percintaan perempuan akan isinya.

Yang bernama padang tepi laut itu MATA.

Yang bernama KUDA SAMBRANI itu BIJI MATA.

Yang bernama alam jabarut itu MATA YANG HITAM

Yang bernama SRI KAMUNTING itu ORANG-ORANG MATA.

Yang bernama ALAM JABARUT MATA YANG HITAM

Yang bernama BUKIT TURSINA HIDUNG

Yang bernama MEKAH ITU PIPI KANAN

Yang bernama MEKAH ITU PIPI KANAN

Yang bernama MADINAH ITU PIPI KANAN

Yang bernama TIANG ARSY ITU BATANG LEHER

Yang bernama GUNUNG JABALKAP ITU RAGU

Yang bernama KAWAH NERAKA ITU MULUT

Yang bernama KAWAH NERAKA ITU MULUT

Yang bernama QUR’AN ITU 30 HURUF ITU GIGI

Yang bernama LUH MAHFUD ITU LIDAH

Yang bernama KALAMULLAH ITU AMAL LIDAH

Yang bernama ZIKIR RAHMAN itu DIBAWAH LIDAH

Yang bernama ALAM UHUK ITU LUBANG HIDUNG

Yang bernama KINAMAN ITU BAHU KANAN

Yang bernama KATIBIN ITU BAHU KIRI

Yang bernama MAKAM RASULULLAH itu ialah orang yang MA’RIFAT kepada ALLAH

Yang bernama tempat sujud itu DAHI

Yang bernama telapak nabi mi’raj itu ialah antara hidung dan bibir kita yang diatas

Yang bernama KAIN ASANDUSIN ialah TELAPAK TANGAN

Yang bernama AIR JAM-JAM JAMILLAH ialah AIR MATA

Yang bernama MINYAK ZAITUN ialah disamping hidung kiri dan kanan

Yang bernama TOMDIL itu ialah TERGANTI

Yang bernama MI’RAJ itu BERJALAN

Yang bernama IHRAM itu TERPANDANG

Yang bernama MUNAJAT itu BERKATA- KATA.

Sekianlah.

ILMU TASYAUF

Bertemunya manusia kepada Tuhan dan sampainya kepdanya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah dia mencapai kebahagiaan dan kerajaan besar. Bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur dari sesuatu selain Allah Ta’ala. hilangkan pandangan makhluk kepadamu, karena puas dengan penglihatan Allah kepadamu dan lupakanlah perhatian/menghadap makhluk kepadanya, karena melihat; bahwa Allah menghadap kepadamu.

Nikmat disebabkan, oleh karena melihat dan dekatnya kepada Allah. Demikian pula siksa itu walau bagaimanapun aneka ragamnya, hanya karena terhijab, dan sempurna nikmat itu, karena melihat kepada zat Tuhan yang maha mulia. Maha suci Allah yang sengaja tidak member tanda kepada walinya kecuali sekedar untuk mengenal kepadanya. Sebagaimana tidak menyampaikan dengan mereka, kecuali kepada orang yang hendak disampaikannya untuk mengenal Allah;itulah hikmah yang maha tinggi. Dan siapa benar-benar sudah mengenal kepada Allah, maka pastilah dapat melihat dalam tiap-tiap sesuatu.

Tidak/tiada suatu nafas yang terlepas yang terlepas daripadanya (daripadamu), melainkan disitu pula ada takdir Allah diatasmu. Semua manusia dalam alam ini sudah tergambar dalam/dilluh mahfu tidak ada kehendak makhluk yang mesti berubah. Perubahan itu hanya dalam pandangan syariat. Sedang dalam pandangan hakikat hanya Allah yang maha mengetahuinya.

Kehendak Allah tidak ada yang tertegah, semua berjalan dengan hikmahnya. Jadi kesimpulannya: kehendak makhluk adalah terbatas, sedang kehendak Allah tidak ada batasnya. Maka daripada itu orang yang paham ialah;orang yang bergembira dalam hidupnya, bergembira dengan Allah dalam setiap nafasnya keluar masuk. Orang yang sudah paham ialah tidak menanyakan lagi apakah boleh berubah atau tidak; dia telah sunyi dengan Allah. Maksudnya ialah : sudah satu iradat dengan Tuhannya. Tidak ada lagi duanya. Apabila sudah menunggal dengannya, maka nyatalah Allah yang berlaku dalam segala hal. Karena lapang dan sempit ada pada Allah saja.

Andaikan Allah membukakan NUR seorang WALI yang berbuat dosa umpamanya : niscaya cahayanya memenuhi antara langit dan bumi. Apalagi dengan NUR cahaya seorang WALI yang taat. Tentu dapat kita membayangkan, bukan ?

Andaikan Allah membukakan hakikat kewalian seorang WALI, niscaya akan disembah orang. Sebab ia telah bersifat dengan sifat-sifat Allah. Dan siapa tidak puas dengan pandangan dan penglihatan Allah dalam amal perbuatan dan dalam perkataannya, maka pasti orang itu kemasukan ria atau atau masih terdinding dengan Allah. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah dapat dihijab oleh sesuatu. Padahal Allah yang menzahirkan atau menampakkan segala sesuatu.

Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu.

Padahal Allah yang Nampak zahir pada segala sesuatu.

Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu.

Padahal dia jelas dari segala sesuatu.

Bagaimana akan dhijab oleh sesuatu.

Padahal Allah lebih dekat kepadamu dari segala sesuatu.

Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu.

Padahal dia terlihat dalam tiap sesuatu.

Sesungguhnya yang menghijab engkau daripada melihat Allah itu, karena dekatnya Allah kepadamu.

Allah yang menjahirkan segala sesuatu, karena Allah yang bersifat bathin. Dan Allah yang melihat adanya segala sesuatu, sebab Allah itulah yang johir atau yang jelas pada tiap-tiap sesuatu.

Bagaimana Allah akan terhijab dengan sesuatu. Padahal semata yang terhijab itu semata-mata nur illahi, dan pada segala tempat Allah berada dan tetap hadir, tak pernah goib. Andaikata Allah tidak johir pada benda-benda alam ini, tidak mungkin adanya penglihatan padanya. Dan andaikan Allah mengahirkan sifat-sifatnya, pastilah lenyap alam bendanya.

Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu,

Padahal andaikan tidak ada Allah, niscaya tidak aka nada segala sesuatu. Demikianlah kebijaksanaan Allah atas semua makhluknya atau hambanya.

MANUSIA INI ADA DUA MACAM :

PERTAMA ADA YANG MENDAPAT KARUNIA ALLAH, SEHINGGA IA BERBUAT

TAAT KEPADA ALLAH. MAKSUDNYA IALAH MENGERJAKAN SURUH DAN MENINGGALKAN TEGAH.

KEDUA ADALAH, YANG DENGAN TAATNYA KEPADA ALLAH, SEHINGGA MENCAPAINYA KEBESARAN KARUNIA ALLAH.

NUR IMAN SEORANG SUFI

Dengan NUR cahaya matahari, seorang dapat melihat benda-benda alam ini. Tetapi dengan NUR cahaya iman keyakinan yang mendalam, engkau dapat langsung melihat Allah yang menjadikan benda ala mini.

Amal perbauatan apakah yang paling dekat kepada murka Allah?

Amal yang tidak disukai Allah ialah : karena melihat kepada dirinya sendirinya dan lebih jahat lagi kalau ia menuntut upah balasan itu karena amalnya.

Bagaimana engkau minta upah atas amal perbuatanmu?

Sedang engkau sendiri tidak ikut berbuat.

Nur itulah yang menerangi dan basyirah atau matahari itulah yang menentukan hikum.

Dan hati yang melaksanakan dan menggagalkannya.

NUR itulah yang menerangi baik atau buruk ; lalu dengan matahari ditetapkan hukum, dan setelah itu maka hatilah yang melaksanakan atau yang menggagalkannya.

Sebab hati itu RUHANI, dan RUHANI itu ialah yang bersifat ketuhanan atau luhud.

Alam ini berupa kegelapan, sedang yang meneranginya hanya karena tampaknya Allah padanya.

Maka barang siapa yang melihat alam, tapi tidak meihat Allah didalamnya, atau sesudahnya ; maka nyatalah orang itu buta mata hatinya.

—oo0oo—

WAL AWAL WAL ACHIR                         ALLAHUSSAMA WATIWAL ARDI

WAL JAHIRU WAL BATHINU                 LILLAHISSAMA WATIWAL ARDI

                                    LAHU KUSSAMA WATIWAL ARDI

                     ALLAHUL LAZI KHOLAQOSSAMA WATIWAL ARDI

LAHURUFIN                                                                                    ALIF TIDAK KOSONG

WALA SAUTIN

                                    FA                   LAM              ALIF

                          KOSONG                 TITIK                 ALIF

                      ALLAH                             MUHAMMAD            ADAM

              AHADIYAT                                WAHDAH                     WAHDIYAT

          ZAT                                          SIFAT                                 AF’AL

                                                  ALIF _________ TERBANG

             LA HURUFIN WALA SAUTIN

 TIADA HURUF TIADA SUARA

  INILAH DIA JIBU

ALIF TERBANG INI DIBUNYIKAN MENJADI : A.I.U

(AKU INI HIDUP) ATAU DENGAN LAIN KATA :

AKU TUHAN, IA TUHAN, UJUD TUHAN

SEMUANYA SIMPUN KEPADA HU ; DAN HU ITU LENYAP

DALAM JIBU, ARTINYA ;

TIADA HURUF DAN TIADA SUARA

INILAH AHIR PERJALANAN SEORANG SALIK/ PENUNTUT

KAUM SUFI ATAU AHLI PERJALANAN

DEMIKIANLAH ADANYA.

—oo0oo—

ZAT …………………………………JIBU

SIFAT …………………………Kenyataan ZAT

                                                   sifat namanya (rupa)

                                                ASMA ……………………Kenyataan ZAT,

                                                         Asma namanya

 AF’AL ……………………..Kenyataan ZAT

                                                            Kelakuan namanya

SYAREAT

                        THAREKAT

                                                HAQIQAT

                                                               MA’RIFAT

Keterangan di sebelah

ALIF ADALAH ZAT

LAM AWAL ADALAH SIFAT

LAM ACHIR ADALAH ASMA

HA ADALAH AF’AL

INILAH YANG BERNAMA ALLAH YANG SEBENARNYA

ALIF KENYATAAN HAYATULLAH ZAT

KAF KENYATAAN ALIMULLAH

BA KENYATAAN KUDRATULLAH

RO KENYATAAN IBADATULLAH

INILAH KEMAHA BESARAN TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA

                                                                                                LIHAT DISEBELAH

KALAU KITA SIMPUNKAN MENJADI SATU

  1. ALLAH : ADALAH NAMA BAGI ZAT YANG WAJIBAL WUJUD

AKBAR : ADALAH NAMA BAGI SIFAT HAYATULLAH ZAT

  1. ALLAH : NAMA BAGI BATHIN

ALLAH TA’ALA

AKBAR : NAMA BAGI ZAHIR

JADI YANG SEBENAR-BENARNYA TAKBIR ITU ADALAH :

MENUNJUKKAN KEADAAN ALLAH PADA MUHAMMAD

ARTINYA : ZAHIR TUHAN ADA PADA MUHAMMAD

                    DAN BATHIN MUHAMMAD ADA DI TUHAN

BER-ARTI : YANG MENYEMBAH JUGA YANG DISEMBAH

                     MAKA YANG BERLAKU DALAM KEADAAN SEMBAHYANG ITU

                     ADALAH RAHASIA ALLAH SEMATA-MATA

DALILNYA : LAYA’ BUDULLAH ILLALLAH

ARTINYA : TIADA YANG MENYEMBAH ALLAH, HANYA ALLAH

—oo0oo—

NAIKNYA NAFAS                                                                                                  SHIFAT

TURUNNYA NAFAS                                                                                                    ZAT

HILANGNYA NAFAS                                                                                                   ASMA

NAIKNYA NAFAS, BUKAN HURUF

TURUNNYA NAFAS, BUKAN SUARA

ATAU PUN DENGUNG

LENYAPNYA NAFAS                    TURUNYA NAFAS                NAIKNYA NAFAS

 

BERSATUNYA NAFAS.

     AKU INI HIDUP

LA HURUFIN  WALA SAUTIN.

TIADA HURUF TIADA SUARA TIADA KATA-KATA.

KUDRAT
ILMU
IRADAT

 

 

HAYAT

SAMA
KALAM
SHIFAT 7
BASAR

INSAN                                                                                               INSAN

INSAN                                                                                               IMAN

RAHASIA                                                                                          ISLAM

NYATA                                                                                              TAUHID

HATI                                                                                                  MA’RIFAT

 

ZAT

TUBUH                                                                                              MA’RIFAT

           AF’AL
          SIFAT
          ASMA

 

LAISA

TA’ALA SANI                                     TA’AIN AWAL                      LA TA’AIN

 ROH IDHOFI                                       UJUD IDHOFI                         ALLAH

   RAHASIA                                                   SIR                                          ZAT

       ROH                                                        ROH

                                                                        NYAWA

PENGRASA              PENGLIHAT                                     PENDENGAR           PENCIUM

KAKI                          PUSAT                                               DADA                                    KEPALA

Maghrib                       Ashar                                                   Zohor                          Subuh

ISYA  : meliputi seluruhnya ataupun dengan kata lain zahir bathin

                                                                                                            NYAWA ADAM

       I

                                    SAREAT        : TUBUH

                                    TAREQAT     : HATI

                                    HAQIQAT     : RUH

                                    MA’RIFAT     : RAHASIA                            NYAWA MUHAMMAD

       .

                                                                                                            FANA MUHAMMAD

                                                                                                            PADA ALLAH

NUR MUHAMMAD                                     NUR ALLAH

HA                                                                  ALIF

“WAL AWAL WAL ACHIR”

NAH : INILAH ZIKIR MARIFAT ATAU

                                           RAHASIA (SEMPURNA) KENAL DAN MENGENAL

HA                                                                                                      ALIF

TIDAK BERHURUF TIDAK BERSUARA DAN TIDAK ADA KATA-KATA

AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL

Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang berkawan dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat. Tidaklah semuanya benar bagi orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani mengatakan AKU ; sedang engkau masih terhijab/terdidinding dari padaku. Pesona dunia ini masih mencekam dirinya (dirimu), masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan kepad zat dirimu, engkau saja masih didalam kegaiban yang kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU; dan akupun telah bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku lagi, melainkan aku.

Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ; antara lain tujuan itu ialah ; CINTAMU KEPADA DIRIMU SENDIRI.

Itulah tetesan waham atau kalimat yang engkau warisi. Kata-kata Aku adalah egomu sendiri ; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian. Dan tidak lain ZAT itu, melainkan kepunyaanku jua. Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya untukmu semata.

Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau dugaan saja (sangka-sangka).

Hal ini disebabkan karena caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada : “menyaksikan dan disaksikan

Dua menjadi satu dalam bentuk perjodohan. Jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai. Adapun hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan itu, meninggi atasnya, jauh dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan lagi ZAT dan perjodohan; tetapi engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah bagimu melainkan padaku. Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali dikala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau memandangku ketika itulah engkau telah lenyap dari pada dirimu yang berjodohan yang bersifat serba duga/waham (sangka-sangka).

Dirimu yang sebenarnya yang bukan ZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi hanya engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR, meninggi, tidak nisbah melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi mengata AKU.

Melainkan engkau mengatakan “ENGKAU TUHANKU”

Akumu itu adalah rahasiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku.

Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada, maka tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila sebab telah lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.

CINTA MUTLAK

Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia. Inilah akidah/pendirian seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit daripadany  karena se-mata-mata limpahan dan anugerah.

Puncak segala akal ialah aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur bumi dann segala yang ada dalam bentuknya yang tetap. Dan dialah masdar atau tempat timbul jiwa insane. Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka apabila manusia menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-puas/ tidak bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan beroleh dia akan kebahagiaan yang dimiliki orang lainnya yaitu dengan ma’rifatul kamilat atau pengetahuan yang sempurna. Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai pertemuan dengan al aqlul faal. Permulaan dan kesedahan ujud adalah ALLAH. Diatasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun Adam dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya buat menciptakan dirinya. Karena demikian timbullah bertali-tali dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-putusnya. Kainat atau segala yang ada, yang lainnya adalah mashor atau kenyataan daripada adanya, daripada ilmunya dan iradatnya. Dan daripadanyalah terambil hayat seluruhnya. Memang alam itu adalah mendatang atau ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada hakikatnya. Bahkan dialah ujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan ujud jua.

Beramal bukan ingin sorga dan bukan pahala takut akan neraka

Tetapi karena CINTA. Dan yang ada dalam diri sendiri.

Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta hakiki atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak disebut INSAN KAMIL, atau dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.

Muhammad insan kamil itu ialah: orang yang ber-akhlak dengan akhlak Allah. Orang yang bersifat dengan sifat Allah. Orang yang berakal dengan akal Allah. Orang yang berbuat dengan perbuatan Allah. Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah.

Semuanya demi Allah, bukan demi itu dan ini.

Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN ALLAH ITU SEMUANYA.

Inilah yang hamba maksud dengan :

                                 FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.

                                 …………………………………………………………….

demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula hendaknya.

—oo0oo—

YANG DIMAKSUD MA’SIAT BATHIN

 

  1. Minta habarkan dan minta didengari oleh orang tatkala berbuat ibadat (sembahyang).
  2. Ria, minta dilihat orang waktu ibadat
  3. Membesarkan diri – angkuh-sombong – menghina orang lain
  4. Hasad – dengki akan anugerah Allah Ta’ala kepada orang lain
  5. Al-Haqad – dendam pada orang lain
  6. Hubul Mal –kasih akan harta dunia, kikir berbuat sedekah
  7. Hubul Jah – kasih akan kejahatan
  8. Hubul mada – kasih untuk dipuji
  9. Hubul dunnya – kasih akan dunia malas beribadat untuk akhirat
  10. Ujuh – menyebut-nyebut orang lain dengan sindiran

Demikianlah yang dimaksud dengan maksiat bathin. Semoga kita sekalian sungguh-sungguh terlepas daripada yang 10 (sepuluh) pasal tersebut.

—oo0oo—

BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM

 

Alhamdulillahi robbil alamin washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin wa’ala alihi wasahbihi ajmain amma ba’du.

Asal suatu risalah yang kecil yang menyatakan usul bagida ALI kepada RASULULLAH S.A.W. barang siapa mengetahui jalan sempurna amalnya ini. Bermula sembah asiyidina ALI.

Ya Tuhanku apakah Syari’at, tharikat, hakikat, dan ma’rifat itu.

Jawab Rasulullah

Syareat itu pada TAUBAT

Tharikat itu pada HATI

Hakikat itu pada RUH

Ma’rifat itu pada ZAT ALLAH

Sembah syaidina ALI

Ya tuhanku apakah syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat itu, samakah, samakah berlainankah amalnya.

Jawab Rasulullah s.a.w

Asalnya orang sareat dan tharikat ; semata-mata mengerjakan segala pesuruh.

Amalnya orang hakikat ; mengesakan Zat Allah

Amalnya orang ma’rifat : tetap pada Zat Allah

Sembah Saiyidina ALI

Ya Tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, berlainankah atau samakah nafsunya.

Jawab Rasulullah s.a.w

Syariat, nafsunya, amarah, matinya hancur lebur/cerai berai

Tharekat, nafsunya sawiyah, matinya kurus kering

Hakikat nafsunya lawwamah, matinya lamak gemuk putih kuning

Ma’rifat nafsunya mutmainah, matinya lenyap dalam kubur

Sembah saiyidina ALI ya tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, berlainankah atau samakah sembahyangnya.

Jawab Rasulullah s.a.w

Sembahyang orang sareat akan kiblat. Menghadap baitullah membara hatinya bercahaya.

Sembahyang orang tharekat membara hatinya bercahaya, kiblatnya menghadap Baitul makmur.

Sembahyang orang hakikat kiblatnya menghadapa Arsy membara hatinya bercahaya.

Sembahyang orang ma’rifat kiblatnya menghada seperti firman Allah s.w.t. didalam al-qur’an.

FA’ATIMALLA TUWALLU FASSAMA WAD HULLAH

Barang siapa dimana kamu menghadap akan mukamu/wajahmu, atau akalmu, rohmu maka disanalah wujud Allah bercahaya-cahaya dan imannya terang tiada sepertinya.

Sembah sayisina ALI

Ya tuanku adapun syareat, tarekat, hakikat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah pekerjaannya.

Jawab Rasulullah s.a.w

Pekerjaan sareat itu : mengucap syahadat, sembahyang, puasa, memberi zakat dan naik haji.

Pekerjaan tarekat itu : mentasdikkan barang yang diamalkannya

Pekerjaan hakikat itu : senantiasa tetap adanya dan mengesakan zat Allah Ta’ala menepikan

                                     barang lainnya.

Pekerjaan ma’rifat itu: semata-mata tetap adanya dan sendirinya zat Allah Ta’ala

Sembah sayidina Ali

Ya Tuanku adapun sareat, tarekat, hakekat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah alamnya

Sabda Rasulullah s.a.w

Sareat itu ialah : alamnya perjalanan tubuh

Tarekat itu ialah : alamnya malakut perjalanannya hati

Hakikat itu ialah : alamnya jabarut perjalanannya RUH

Ma’rifat itu ialah : alamnya lahud perjalanannya SIR

Sembah sayidina Ali

Syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, samakah ilmunya.

Sabda Rasulullah s.a.w

Sareat itu ialah : ilmunya yakin

Tharekat itu ialah : Ainal yakin

Hakikat itu ialah: Haqul yakin

Ma’rifat itu ialah : Kamallul yakin

Sembah Sayidina Ali

Apakah yang empat itu sama kebangkitannya?

Sabda Rasulullah s.a.w

Kebangkitan sareat ialah : taubat sekalian dosa

Kebangkitan tarekat ialah : sabar dan ridha akan qudrat Allah

Kebangkitan hakikat ialah : syukur akan barang yang dating daripada Allah swt.

Kebangkitan ma’rifat ialah : ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah Ta’ala.

Maka sembah Sayidina Ali

Ya tuanku orang yang ampuk itu apa kejadiannya.

Sabda Rasulullah saw

Adapun sareat itu ialah : kejadiannya af’al

Adapun tharekat itu ialah : kejadiannya asma

Adapun hakikat itu ialah : kejadiannya sifat

Adapun ma’rifat itu ialah : kejadiannya zat

Sembah Sayidna Ali

Adapun yang empat (4) itu apakah atas zatnya

Sabda Rasulullah saw

Adapun sareat itu ialah : kulit dan bulunya

Adapun tharekat itu ialah : darah dan daging

Adapun hakikat itu ialah : urat tulang

Adapun ma’rifat itu ialah : otak dan sumsum

Sembah Sayidna Ali

Ya tuanku adapun yang 4 itu apakah maujudnya

Sabda Rasulullah saw

Sareat itu ialah : pendengarannya

Tharekat itu ialah : penglihatannya

Hakikat itu ialah: penciumannya

Ma’rifat itu ialah : pengrasanya

Sembah Sayidna ALI

Ya tuanku adapun yang 4 (empat) itu berlainankah Rohnya

Sabda Rasulullah saw

Syareat itu ialah : Rohani

Tharekat itu ialah : Rahmani

Hakikat itu ialah: Roh Idofi

Ma’rifat itu ialah : Robbani

Sembah Sayidna ALI

Ya, tuanku      : Apakah yang tinggi tiada rendah

                          Yang hidup tiada mati.

                          Yang luas tiada sempit

                          Yang benar tiada salah

                          Yang menghadap tiada membelakangi

                          Yang manis tiada pahit

                          Yang ruh tiada dua

Sabda Rasulullah s.a.w

Yang tinggi tiada rendah itu Allah

Yang hidup tiada mati itu Allah

Yang besar tiada kecil itu Allah

Yang hampir itu tiada jauh itu Allah

Yang luas tiada sempit itu Allah

Yang menghadap itu tiada membelakangi itu Allah

Yang suci itu tiada nazis itu Allah

Yang manis tiada tiada pahit itu Allah

Yang ESA tiada dua itu Allah

Sembah Sayidina ALI

Ya, tuanku dapatkah hamba peroleh ilmuyang dimiliki itu?

Maka sabda Rasulullah s.a.w

Siapa ia sungguh-sungguh mengenal dirinya itulah yang tinggi tiada rendah

Siapa yang merendahkan diri itulah yang besar tiada kecil

Siapa yang mengesakan Allah itulah yang hidup tiada mati

Siapa percaya akan Allah ituah yang suci tiada Nazis

Dan barang siapa yang tiada sirik itulah yang manis tiada pahit

Barang siapa yang menafikan hal lain itulah ESA tiada dua

Sembah sayidina Ali

Apakah hamba dapat memiliki martabat seperti itu

Sabda Rasulullah s.a.w

HAI ANAKKU ALI : tatkala akan makan minum didalam dunia, supaya engakau makan minum beserta Allah.

Tatkala akan dudukmu didalam dunia supaya engkau melihat serta Allah.

Tatkala akan pendengaranmu didalam dunia supaya engkau mendengar serta Allah.

Tatkala akan perkataanmu didalam dunia, supaya engkau berkata-kata serta Allah

Matikan dirimu didalam dunia, besok aku bertemu akan Allah

Sembah Sayidina Allah

Ya, Tuhanku, sejak syujud menyembah.

Rasulullah s.a.w

Matinya iman itu agama, guru iman itu ikhlas, dan dahan iman itu cita-cita, dan iman itu SIR, dan cabang iman itu amal, dan daun iman itu kasar tekun dan haraf, buah iman itu jo’ah (joah) dan nyawa iman itu kasih (kasihan), iman itu ruh dan iman itu hati, yang mu’min dan iman itu yakin, dan pertahanan iman itu sembahyang, dan sareat iman itu fardhu. Dan tharekat iman itu jalan sempurna, dan hakikat iman itu Esa. Ma’rifat iman itu tetap pada zat waibal wujud.

Adakah syahadat iman itu selain daripada itu.

Kepala iman itu akir (laillahaillallah) hatina menyatakan iman dan cahaya iman itu benar, dan kalam iman itu suci, dan nyawa iman itu hidup.

Jantung iman itu jama’ah.

Urat iman itu segala rukun.

Tulang iman itu rukun.

Lutut iman itu sabar.

Dada iman itu amar.

Iga iman itu ikhlas.

Ilmu iman itu sempurna dunia dan akherat.

Wallahu alam bisawwab.

—oo0oo—

Kemudian apa yang terkandung dalam nama MUHAMMAD.

  1. MIM-MAHMUDUN ’ALAIYAH : maksud kepujian pada Muhammad ialah; yang

                                                        menjadikan wakil dari Tuhan YME pada hari hisab.

Firman Allah Ta’ala ; tiada aku utus engkau Muhammad melainkan menjadi rahmat sekalian alam.

  1. HA-HAMIDUN ALAIHI : maksudnya MUHAMMAD lah yang terpuji yag mendirikan ;

                                           syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, seperti kata Tuhan

                                           YME. Dalam hadits qudsyi, maksudnya ; benarlah hambaku

                                           Muhammad, setiap apa yang disampaikannya kepadaku.

  1. MIM- MUJANIUN         : ialah MUHAMMAD lah yang menghimpun puji bagi Allah

LAHMIJIDILLAH              Ta’ala, bagi puji zahir maupun puji bathin

Firman Allah Ta’ala maksudnya : sesungguhnya kami menyuruh mengikuti Muhammad pada perhatiannya maupun perbuatannya.

  1. DAL – TOBADILLAH ILLA HUA : maksudnya, kuganti kerjaanku kepadamu ya Muhammad, dijadikan Muhammad atas rupaku, artinya tiada wujudku melainkan wujud Muhammad ganti kerjaanku.

Syahadat bathin ada mengandung sifat 20 kadim :

Syahadat jahirpun ada juga sifat 20nya nyata, yaitu :

UJUD ialah                             : Bumbunan kepala

KIDAM ialah                          : Telinga kanan

BAQA ialah                            : Telinga kiri

MUHALLAFAH ialah           : Mata kanan

KIAMUHU ialah                    : Mata kiri

WAHDANIYAT ialah           : Mulut

KODRAT ialah                       : Bahu kanan

IRADAT ialah                                    : Bahu kiri

ILMU ialah                             : Susu kanan

HAYAT ialah                         : Susu kiri

SAMA ialah                            : Tangan kanan

BASHAR ialah                       : Tangan kiri

KALAM ialah                         : Pangkal tangan kanan

KODIRUN ialah                    : Pangkal lengan kiri

MURIDUN ialah                    : Kaki kanan

ALIMUN ialah                       : Kaki kiri

HAYUN ialah                         : Paha kanan

SAMIUN ialah                       : Paha kiri

BASIRUN ialah                     : Pusat

MUTAKALIMAN ialah        : Jantung

Maka dengan adanya sifat 20 (dua puluh ) ini, bathin maupun zahir, sudah ada dalam wujud.

BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM

 

WASSOLATU WASSALAMU ALA ASROFIL MURSALIN SYAIYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALLIHI WASOHBIHI WASSALAM A’MA BA’DU

Adapun pasal menyatakan bicara hakikat dan am’rifat menyemabah Allah Ta’ala dengan memelihara segala hukum syareat yang zahir yang diperintahkan oleh Rasulullah, yaitu : yang dimaksudkan oleh Allah Ta’ala, ilmu dan amal, dan menjalankan akan jalan segala nabi-nabi dan wali-wali Allah

Yaitu memandang Allah Ta’ala itu dengan hati yang normal. Bahwasannya Allah Ta’ala wujud sendirinya,yaitu memandang dan mengetahui, mengenal satu-satunya paham dan putih bersih, dan nugrahanya haq Allah Ta’ala serta dalil aqal dan naqal. Maka tiada hasil hakikat itu, melainkan dibaiki syareat. Hasil ketiganya itu menghasilkan ma’rifat.

Pasal pada menyatakan hal dan limpahan segala ahli tasauf yang diperbuat tiap-tiap hari siang dan malam ketika mengerjakan segala yang dipardukan Allah Ta’ala dengan sekira-kiranya memadai kuatnya jasad pada mengerjakan dia yang disuruhnya atau disuruh oleh Allah Ta’ala. dan menjauhkan segala yang dilarang. Dan disuruh oleh Allah ta’ala memeliharakan segala rahasia-rahasia kehati dan melazimkan segala makam yang 11 (sebelas) ; seperti Taubat, sakit, sabar, syukur, tawwakal, ridha, wara, suci, ajam, murakabah dan lainnya.

Pertama-tama orang yang megerjakan jalan ini mulai dengan taubat karena taubat itu bersuci dari pada najis. Demikianlah ha ahli tasauf.

Bermula setengah dari rahasia ketuhanan itu IMAN DAN KAMIL. Yaitu keluarlah engkau dari pada Allah ta’ala seperti bahwasannya, jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnya yang tertentu dengan DIA :

Dan “YAKIN KAMIL” Yaitu keluar engkau dari diriku, artinya keluar dari pada dayamu dan kuatmu dan wujudmu. Jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnyayang tertentu dengan dia yang yakin kamil, yaitu ada pada mukamu, karena ujudmu dan dayamu itu majas., dan bayang-bayang jua. Karena sekalian yang dijadikan Allah Ta’ala hanya ujud hakiki, dan kuat daya upaya yang hakikatnya hanya Allah Ta’ala jua.

Maka hendaklah engkau nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud Allah Ta’ala itu. supaya sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau pandang kesempurnaan Allah Ta’ala dan daya upayanya dan kuatnya pada temat ujud dan lemahnya/lemahmu dan daifmu itu.

Setengah dari pada rahasia, ketahuilah olehmu akan bahwasannya kita pandang, kita I’tiqadkan, bahwa sesungguhnya akan kita ini tetap selama-lamanya dalam ilmu Allah Ta’ala.

Pertama : Penglihat, pendengar, kelakuan dan kehendaknya.

Sekianlah pada sebenarnya I’tiqad segala nabi-nabi dan wali-wali Allah serta Ulama-ulama yang saleh-saleh, janganlah kita berubah I’tiqad ini supaya kita sampai kepada jalan FANA BILLAH – BAQA BILLAH. Yaitu lenyapkanlah kita ke dalam Allah Ta’ala supaya kekal dalam keadaan Allah ta’ala.

Bermula dikehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya yang kelihatan ZAT ALLAH TA’ALA  jua semata-mata tetap dengan penglihatannya mata hati dan mata zahir harus menyatu dalam rahasianya.

Dan tilik hakikat adalah isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah besi, tidak kelihatan besi, hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-mata. Maka ZAT ALLAH TA’ALA – SIFAT ALLAH TA’ALA – AF’AL ALLAH TA’ALA semata-mata.

Maka apabila tetap dikarenakan sukuan didalam keadaan kita niscaya kita ini hilang. Maka tiada tinggal lagi baginya bekam. Maka kita sampailah kepada jalan fana billah dan baqa billah. Adapun dalil akal, apabila kita tidur lihatlah pada dirimu, adakah kekuasaan, dan kehendak, pengetahuan, penglihatan, pendengaran dan perkataan dan gerakan. Maka dalilnya yang menunjukkan akan tiada mempunyai, hanya daripada menerima sifat jua.

Dan empunya sifat itulah Allah Ta’ala jua semata-mata.

Maka jad dalil tahliklah kita dengan pengajaran guru yang kamil adanya.

SABDA NABI MUHAMMAD SAW pada menyatakan :

Bermula Syareat itu seperti tanah

                  Tharekat itu seperti air

                  Hakikat itu seperti angin

                  Ma’rifat itu seperti api

Maka sembahah syayidina Ali, ya, junjunganku adapun

Syareat itu seperti tanah, tanah yang mana ?
Tharekat itu seperti air, air yang mana ?

Hakikat itu seperti angin, angin yang mana ?
Ma’rifat itu seperti api, api yang mana ?

Jawab Rasulullah s.a.w

Hai ALI dengarlah pengajaranku, yaitu :

Syareat itu seperti tanah, yaitu badanku

Tharekat itu seperti air, yaitu Nur Muhammad

Hakikat itu seperti angin, yaitu nafasku

Ma’rifat itu seperti api, yaitu penglihatanku

Maka sembah Syaiyidina ALI, ya junjunganku sebenar-benarnya lah

Maka jikalau mati orang syareat apakah kejadiannya?

mati orang tharekat apakah kejadiannya?

mati orang hakikat apakah kejadiannya?

mati orang ma’rifat apakah kejadiannya?

RASULULLAH MENJAWAB :

Mati orang syareat hancur luluh

Mati orang tharekat kurus kering

Mati orang hakikat lemak gemuk putih kuning

Mati orang ma’rifat hilang lenyap

Sembah syaiyidina ALI, ya Rasuullah sebenar-benarnyalah

Jawab Rasulullah, barang siapa mengetahui ilmu ini maka sempurnalah serta sselamatlah dunia akherat, imannya lagi tiada kurang NUGRAHA Allah Ta’ala akan rezeki. Inaya Allah Ta’ala. Maka barang siapa yang  tidak mengetahui ilmu ini yaitu terlebih atau dulu daripada binatang, sebab belum mengetahui akan tubuhnya sendir, wallahu alam bisawab.

MAN ARAFA NAFSAHU ARAFU RABAHU, artinya ; Barang siapa mengenal akan dirinya maka sesungguhnya ia mengenal akan Tuhannya.

MAKAM ARAFA RABBAHU FASADUL JASAD. Artinya : Barang siapa mengenal akan Tuhannya maka binasalah  dirinya.

Maka ketahuilah olehmu NUR MUHAMMAD, itulah anginnya, biasa gaib kepada sekalian nyawa, itu misalnya jadi badan Muhammad, umpamanya karena sabit gaib kepada Muhammad, dan Muhammad itu gaib kepada sekalian hambanya Allh Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsyi yang artinya; bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad itu sama arti.

Firman Allah ta’ala dalam hadits qudsyi, yang artinya :

Bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad artinya ; Rahasia allah rahasia Muhammad. Maka Rahasia Allah tiada sekutu baginya an lawannya, tiada boleh nabi yang lain seperti NABI MUHAMMAD, karena diakui SIR ALLAH KALILLAHU TA’ALA ; menjadikan akan sesuatu jika tiada serta Muhammad, maka tidaklah dijadikannya semesta ala mini. Maka dinamai sifat hamba didalam badan, maka sembah syaiyidina ALI kepada Rasulullah s.a.w.

Ya Rasulullah, apakah yang dinamai jalan empat itu?

  1. SYAREAT THAREKAT                      3. HAKIKAT             4. MA’RIFAT

Itu jalan empat dalam manusia.

Sabda Nabi s.a.w ya, Ali,

Adapun yang dinamai syareat itu ialah lidahku

Adapun yang dinamai tharekat itu ialah hatiku

Adapun yang dinamai hakikat itu ialah kediamanku

Adapun yang dinamai ma’rifat itu ialah nyawaku. Inilah jalan empat namanya.

Sembah Syaiyina ALI

Ya, rasulullah, akan tuan hamba mencari siddiq

Ya , rasulullah, adapun seperti syareat itu apa, tharekat itu

Apa, hakikat itu apa,, ma’rifat iru apa

Sabda Rasulullah s.a.w YA ALI

Diri itu ada dua : 1. Diri bathin, 2. Diri zahir

Keterangan :

Diri zahir / jasad : nyata daripada Nabi Muhammad s.a.w yaitu api, angin, air, tanah. Maka itulah asal tubuh kita yang kasar atau zahir ini.

     Yang dimaksud diri bathin, yaitu yang tersembunyi didalam badan adapun nyawa itu

     daripada NUR MUHAMMAD

     artinya : adapun syareat itu perkataanku

                  tharekat itu perbuatanku

                  Hakikat itu kediamanku

                  Ma’rifatitu penglihatanku

     Dan yang dikatakan : Syareat itu tubuh RASULULLAH

     Tharekat itu Hati RASULULLAH

     Hakikat itu kediaman RASULULLAH

     Ma’rifat itu Rahasia RASULULLAH

Maka ma’na                : Tubuh Rasulullah itu – Roh Rohani

                                      Hati Rasulullah itu – Roh Rahmani

                                      Hati Rasulullah itu – Roh Robbani

Dan jadinya                 : Syareat itu hancurkan jadikan tharekat

                                      Tharekat itu hancurkan jadikan hakikat

                                      Hakikat itu hancurkan jadikan ma’rifat

                                       Ma’rifat itu hancurkan jadikan cahaya

 Itulah bayang-bayang Allah ta’ala yang sebenar-benarnya karena :

                                         Syareat itu – Af’al Allah Ta’ala

                                         Tharekat itu – Asma Allah Ta’ala

                                         Hakikat itu – Sifat Allah Ta’ala

                                          Ma’rifat itu – Ujud Allah Ta’ala

Maka barulah sampai (sempurna) marifat kita pada orang arif billah atau alimullah. Wallahu alam bissawab.

Asal mula-mula kejadian dunia tatkala belum ada sesuatu , maka Allah ta’ala sendirinya. Kallahu Ta’ala atau kallallahu Ta’ala.

Kun fayakun, maka nur Muhammad sekaliannya lengkap. Maka jadilah nur Muhammad itu.

Apakah artinya Allah ta’ala ?

Jawabnya : hual awalu, wal achiru, wajohiru, walbathinu.

Ia jua yang awal, ia jua yang akhir, ia jua yang zahir, ia jua yang goib (bathin).

Tentang syahadat artinya – tahu akan zatnya, tahu akan sifatnya, tahu akan asmanya, tahu akan af’al. dan tahu akan iradatnya.

            ASYHADU itu artinya syareat

ANLA itu artinya tharekat

ILAHA itu artinya hakikat

ILALLAH itu artinya ma’rifat

Syareat itu tempatnya pada lidah

Tharekat itu tempatnya pada hati

Hakikat itu tempatnya pada Ruh

Ma’rifat itu tempatnya pada Rahasia

ASYHADU itu artinya Ma’rifat

ANLA itu artinya Tauhid

ILAHA itu artinya Iman

ILALLAH itu artinya Islam

Soal syahadat yang empat didalamnya yaitu : Ma’rifat, tauhid, iman, islam, barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat.

Barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat-tharekat, hakekat-syareat ia membawa kitab ini membawa sesat. Jika engkau tetap didalam syareat, tharekat, hakekat, ma’rifat, maka engkau bacalah kitab ini niscaya jalanmu sekalian anbiya dan mulia,sekalian yang salah-salah.

Jalannya ilmu hakekat juga karena syareat. Hakekat yang tak ada didalam syareat yaitu batal. Barang siapa menghimpunkan antara keduanya maka itulah yang bernama KAMIL MUKAMIL artinya sempurna yakni bernama suci.

Adapun yang bernama rahasia itu ialah SIR ALLAH. Adapun kita ini tidak tahu jikalau tidak serta guru yang benar-benar kepada murid. Maka tiadalah mendapat perkataan-perkataan ini, tidak boleh didengar orang. Karena ilmu ini tidak ada didalam kitab. Adapun kita ini MENTUBUHKAN MUHAMMAD JAHIR BATHIN. Maka berbuahlah RUH namanya. Tidaklah kita genang lagi dihati dan tubuh. Artinya Muhammad jadi tubuh kita kepada hakikat kita. Maka kita ini bertubuhkan idhafi. Karena kita tidak lagi mengenang atau mengingat-ingat tubuh bathin dan zahir itu karena yang bernama Muhammad itu Rahasia Sir namanya.

Karena nama rahasia itu banayk sekali namanya. Allah, sifat, asma, af’al namanya jua, Muhammad sekalipun itu namanya jua. Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu kepada kita ialah rahasia yang ada pada kita ketahui. Adapun tatkal jalan hakikat namanya : yang mengata ALLAHUAKBAR. Ber-zat-ber-sifat-ber-asma-ber-af’al. tidak lagi tubuhnya menyebut dan tidak lagi yang mengata itu lidah. Yang mengata itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL. yang mengata Allahu akbar itu, atau yang berbagai-bagai itu bunyinya.

Didalam sembahyang itu hanya zat-sifat-asma-af’al-hayat-ilmu-kodrat-iradat. Itulah yang mengata tidak dihati lagi. Karena yang bernama zat-sifat-asma-af’al itu ialah hayat-ilmu-kodrat-dan iradat. Itulah yang namanya RAHASIA ALLAH TA’ALA kepada bathin hambanya yang memerintah didalam diri kita yaitu RAHASIA ALLAH TA’ALA.

RAHASIA ITULAH YANG BERNAMA :  …………………………………………………

Adapun ujar ma’rifat atau kata ma’rifat :

Tatkala berdiri sembahyang itu Allah yang ada ia sendiri dan tidak dua tiga, hanya Allah yang ada,

Adapun yang mengata Allahu akbar itu Rahasia Allah. Ia memuji dirinya sendiri jua. Maka itulah namanya fana kita namanya fana itu tiada lagi tubuh kita bathin dan zahir dan tidaklah rahasia hati yang mengatakan, hanya Allah jua yang ada. Karena Allah jua yang bernama rahasia itu, kehendaknya Allah kepada kita menjadi RASA. Jikalau tidak/tiada RASA, karena mengenal Allah dan memuji Allah, dan dapat ber-kata-kata dan sebagainya itulah, seperti dalil :

MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARRAFA ROBBAHU

Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal akan tuhannya

Bab ini pasal menyatakan asal Nabi ADAM as. unsurnya kepada kita API, ANGIN, AIR, TAMAN, turun kepada kita.

API ITU RUH KITA HURUFNYA

ANGIN ITU NAFAS KITA HURUFNYA

AIR ITU RASA KITA HURUFNYA

TANAH ITU TUBUH KITA HURUFNYA

Keterangan lainnya :

Kejadian tanah itu bernama syareat

Kejadian air itu bernama tharekat

Kejadian angin itu bernama hakikat

Kejadian api itu bernama ma’rifat

Syareat itu tubuh kita

Tharekat itu nafas kita

Hakikat itu ruh kita

Ma’rifat itu rasa kita

Syareat itu umpama kaki kita

Tharekat itu umpama tangan kita

Hakikat itu umpama tubuh kita

Ma’rifat itu umpama kepala kita

Jadi yang 4 (empat) ini tak boleh bercerai.

SYAHADATAIN

 

Aku naik sakai tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku naik sakai sebenarnya Muhammad itu utusan Allah.

Maksudnya ialah yang dinamakan Tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Se bab sebenar-benarnya, sebanyak-banyaknya yang disebut itu tidak ada, itulah sebabnya, disebutkan tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang disebut itu, juga yang menyebut. Atau menyaksikan itu juga yang disaksikan. Artinya : Dia menyaksikan dia sendirinya. Sama halnya dengan ma’rifatullah dia yang mengenal dia yang dikenal.

Atau seperti puji qadim bagi qadim. Bahkan si muhaddas memuji si qadim. Maka dari itu NUR MUHAMMAD itu disebut qadim. Adapun yang dinamakan MUHAMMAD itu :   bukannya Muhammad yang di MEKKAH atau yang dimadinah itu, tetapi yang sebenarnya adalah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan. Sebab cahay kita itu pertandanya Tuhan.

FAHAMKANLAH. Masalahnya adalah : apabila kita benar-benar sampai kepada Tuhan ; utusan Tuhan dari diri kita bahwa utusan itu medatangkan apa ciptamu atau citamu. Maka barang siapa percaya maka niscaya mendapat kasih ampunan Allah (al-maghfirah) apabila sudah menerima petunjuk yang demikian itu, harap hati-hati dan waspada didalam hati, yang hidup kita pribadi. Itulah adanya nugrah dan anugraha. Artinya , nugrah itu Tuhan, dan anugraha itu hamba. Sebab sudah senyawa didalam badan kita pribadi. Janganlah ada ayak dan ragu lagi didalam hati kita semua.

SAKSI DAN PENYAKSIAN

Yang dinamakan kesaksian : sebab diwaktu menyampaikan sunnah supaya disaksikan oleh sanak saudara kita sesame muslim, yaitu semua titah yang dititahkan didalam alam dunia ini diantaranya ; seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari, api, angin, air dan tanah dan alin-lain sebagainya, supaya semua menjadi saksi dan menaksikan bahwa kita sekarang ini sudah mengakui berdirinya dan adanya Tuhan dan jadi hamba Tuhan, karena Tuhan itu mempunyai dua sifat :   1. Sifat ketuhanan (lahud)

  1. Sifat kehambaan (nasud)

Allah adalah hakikat alam, maka jelaslah bahwa sat itu bermula segala ujud, tidak ada yang ujud hanya Allah. Kalau sudah jelas dalam hati ma’rifat akan hakikat ketuhanan itu, af’al, sifat, dan zatnya ; itulah yang dikatakan bahagia.

Dan tiada merasa apa yang dimaksud amal kita mati itu tadi ialah ; mati ma’nawi/mati fil haqiqat, hukum mati hisyi, yang sebenarnya kita ini hidup sebelum ada kehidupan alam ini/dunia fana ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf  dan tiada kata, tiada suara, tiada isyarat dan tiada bernama, tiada warna dan tiada ruh dn tiada jasad dan tiada apa-apa; itlah dia JIBU.

—oo0oo—

MELEBURKAN DIRI

 

TUJIBUL BADANI SARRIL QALBI

TUJIBUL QALBI SARRIR RUH

TUJIBBURUH SARRIN NUR

TUJIBUN NUR SARRIL ANA

Artinya

HANCURKAN BADAN JADIKAN HATI

HANCURKAN HATI JADIKAN RUH

HANCURKAN RUH JADIKAN NUR

HANCURKAN NUR JADIKAN AKU

SIRAU ANA : AKU ALLAH (dalam rahasia).

—oo0oo—

NAMA TUHAN YANG DIJADIKAN ADAM : IALAH MUFTI

Keterangan :

M         : MA’RIFATUL

U         : UJUDIN

F          : MAFATULILLAHI

T          : TASRUFIL

I           : IHSAN.

—oo0oo—

TAHTINU HAFSANU WATAKARAMU NAFSAHU. Artinya

Ia hendak berbesar dirinya dan bermulia dirinya, ia asyik mengasihi birahinakan kekasihnya maka ditiliknya dirinya dengan asyik. NUR MUHAMMAD.

—oo0oo—

Jadi yang tidak ada maujud didalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan seendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya.

Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa ala mini madjhor ujud Allah Ta’ala jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah Ta’ala yang hakiki dan fana dibawh ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah satu. Insane kamilpun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.

                                                HADITS QUDSYI

Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan maha pengasih ddan maha penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.

Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk pribadi kita sendiri. Beanikan dlalam soal ini dan jangan takut dan jangan gentar, Tuhan beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit atau golongan FIAHQALILLAH  sedikit tapi bermutu.

Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belumlagi ampai kepada derajat haqiqat, ilmu dan ma’rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang dinamakan Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul-rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua. Maka jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil qur’an mengatakan : bahwa Tuhan Allah itu kuasa  menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita pribadi berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan kenyataan sejati. Itulah dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang. Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang.  Penyeberang dari anak dan dalil menang terlarang. Hati rindu tidak tidak diperdulikan. Biar bahaya,  terus berjuang Tuhan Tuhan mengampuni pahlawan sejati.

Qur’an dan hadits khusus pedoman

Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut qur’an tiada seorang makhluk sanggup menghalang jangan pduli ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan.

Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan chalikul alam.

                        TUHAN ALLAH ADA BERPERI

                        SETIAP INSAN HARUS DIBERI

                        ASAL TUAN SUDI MENCARI

                        TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI

Demikianlah mengenai haqiqat semata ini, semoga kita dapat  mendalaminya. Akhirul kalam ku-ucapkan  ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WA BARAKATUH.

Sumber:
https://www.academia.edu/8744844/ISI_KITAB_BARENCONG_full_114_halaman_
Di posting ulang oleh zarmicc